Syiar Islam

Umar bin Khatab di Mata Umar

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Umar Al Faatih (Siswa Kelas 6 SDIT Al-Firdaus Banjarmasin)

Siapa yang tidak tahu Umar bin Khatab. Dia adalah khalifah ke-2 yang berkuasa pada tahun 634 sampai 644 Masehi. Dia juga digolongkan sebagai Khulafaur Rasyidin. Umar merupakan sahabat utama Nabi saw.

Ia terkenal dengan keteguhan prinsipnya, keberanian, ketegasan, dan keadilannya sebagai khalifah.

Pada suatu malam, Umar dan salah satu pengawal atau bodyguard bahasa kita, berjalan-jalan di kota. Mereka berdua sedang patroli dan mendengar tangisan bayi. Mereka pun mendatangi suara bayi tadi.

“Assalamu’alaikum. Kenapa ini ribut?” tanya Umar.

Sang pemilik rumah pun membukakan pintu. “Anak saya menangis kelaparan. Dan saya memasak batu supaya mereka mengira saya sedang memasak makanan. Dan ketika mereka sudah mulai kelelahan, mereka pun tidur. Kenapa Amirul Mu’minin tidak memperhatikan rakyatnya?” kata ibu sang pemilik rumah. Ibu tersebut tidak tahu bahwa yang di depannya Amirul Mu’minin.

Umar pun langsung ke baitul mal untuk mengambil makanan. “Saya saja yang mengangkatnya wahai Amirul Mu’minin,” kata pengawalnya.

“Tidak usah, apa kau mau mengangkat semua dosa ku?” jawab Umar saat sang pengawal hendak membantunya mengangkat sekarung gandum.

Singkat cerita, mereka sampai di rumah ibu tadi. Umar pun langsung memasakkan makanan yang dibawanya.

Setelah dimasakkan makanan, ibu itu pun langsung membangunkan anak-anaknya untuk makan. Bahkan Umar bin Khattab yang menyuapi anak-anak ibu itu.

Setelah makan anak-anaknya gembira. Karena mereka sudah gembira, Amirul Mukminin pun juga ikut gembira. Masyaallah.

Kita harus mengambil pelajaran dari cerita ini, bahwa Umar sebagai pemimpin tidak mau rakyatnya kesusahan.

Itulah potret pemimpin sejati. Kiranya inilah alasan mengapa orang tuaku memberiku nama “Umar”. Mohon doanya ya, sahabat. Aamiin.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 190

Comment here