Surat Pembaca

Hilangkan Kecewa dengan Taat Kepada Allah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Ummu Himmah

wacana-edukasi.com– Terkadang rasa kecewa menghinggapi diri kita, saat apa yang kita harapkan tak sesuai dengan kenyataan. Juga saat yang kita usahakan tak membuahkan hasil yang menyenangkan. Wajar, karena itu adalah fitrah pada diri manusia.

Kecewa yang kita rasakan adalah salah satu perwujudan dari naluri mempertahankan diri (gharizah baqo’). Naluri yang diberikan oleh Allah melengkapi kesempurnaan penciptaan kita. Karena sebagai sebuah kebutuhan, naluri ini tak mungkin dihilangkan. Ketika muncul maka harus dipenuhi atau diselesaikan agar diri merasa tenang.

Jika kecewa dibiarkan tak terkendali, bisa menjadi rantai yang membelenggu langkah kita selanjutnya. Maka yang bisa kita lakukan agar kecewa tak menghalangi perjalanan hidup ini adalah:

Pertama, kita harus sadar betul bahwa kita ini hamba Allah. Kita diciptakan oleh Allah dan harus tunduk, taat, dan patuh pada-Nya. Apapun yang terjadi atas izin-Nya.
“Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfudz).” (QS Al-An’am [6]: 59).

Kedua, karena kita adalah manusia yang lemah juga terbatas dan selalu membutuhkan yang lain maka hendaknya kita hanya menyandarkan semuanya pada Allah.
“Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.” (QS Al-Insyirah: 8).

Boleh kita menceritakan kekecewaan kita pada orang lain yang terpercaya, dengan tujuan untuk sharing atau meminta pendapat bijaknya, bukan untuk mengeluh, yang justru tak menyelesaikan masalah yang menimbulkan kecewa tersebut.

Ketiga, berusaha untuk tetap berhusnudzon pada Allah. Bahwa semua yang menimpa kita adalah yang terbaik bagi kita menurut Allah.
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah: 216)

Keempat, senantiasa introspeksi diri atau bermuhasabah atas semua yang kita lakukan setiap hari. Memperbanyak istighfar, sebab bisa jadi setiap masalah yang menimpa kita karena kelalaian kita terhadap pelaksanaan syariat-Nya. Jauhnya kita dari-Nya.
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah. Hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok. Bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Hasyr: 18).
“Orang yang (bijak) berakal hendaknya mengalokasikan seperempat waktunya untuk bermuhasabah.” (Imam Al-Ghazali).

Kelima, menata kembali (reschedule) langkah kita menapaki hidup ini, untuk menggapai impian-impian kita dengan lebih berhati-hati dalam menjalankan kehidupan. Tetap produktif meski sedang kecewa, mengalihkan kecewa kita tersebut pada aktivitas yang lebih bermanfaat untuk diri dan orang lain seperti menghadiri majelis ilmu, berkarya dan sebagainya. Dengan selalu menstandarkan setiap aktivitas kita dengan halal haram sesuai syariat-Nya. Menyadari betul bahwa impian dan kesuksesan yang sesungguhnya ketika Allah rida pada kita.

Keenam, senantiasa memohon kepada Allah agar dimudahkan segala urusan kita di dunia sebagai wasilah yang akan menghantarkan kita ke surga-Nya. Ada doa yang harus selalu kita panjatkan agar tetap berada di jalan-Nya apapun yang terjadi, “Yaa Muqollibal Quluub Tsabbit Qolbiy ‘Ala Diinika,” dan doa lainnya yang menguatkan keimanan kita.

Yakinlah bahwa Allah mencintai kita dan akan selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya yang sungguh-sungguh melaksanakan semua aturan-Nya. Jangan pernah berputus asa dari rahmat-Nya, sebab Allah yang Maha Rahman dan Rahim akan terus memberikan ampunan, rahmat, juga hidayahnya pada kita, selama kita terus berusaha mendekat taat pada-Nya. Wallahua’lam bishshowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 23

Comment here