Opini

Remaja Berulah, Orang Tua Kian Lelah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mita Octaviani S.Pd.

(Aktivis Muslimah Peduli Generasi)

wacana-edukasi.com, OPINI– Masa remaja masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Masa remaja sangat membutuhkan pendampingan khusus dan intens dari orangtua serta orang-orang terdekat, agar perilaku remaja dapat terkendali dan terpantau untuk tidak melakukan perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain.

Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dan perubahan mental serta fisik menuju arah kedewasaan, agar remaja menjadi manusia yang berguna bagi masyarakat.

Namun di era kehidupan globalisasi dan perkembangan teknologi menjadikan peran orangtua dan keluarga menjadi semakin tidak mudah untuk mendampingi tumbuh kembang anak-anaknya. Orangtua dan keluarga harus menghadapi tantangan dan berbagai kesulitan untuk menjadi regulasi serta garda terdepan untuk anak-anaknya.

Ada banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan remaja terjadi yaitu mulai dari penggunaan media sosial yang tidak bijak, lingkungan sekitar, dan kurangnya pemahaman ilmu agama pada tiap remaja.

Banyak sekali kasus yang terjadi dalam dunia remaja saat ini, seolah kian tak terkendali perilaku remaja begitu sangat merugikan oranglain. Remaja hanya melakukan perbuatan yang sia-sia saja karena mengikuti hawa nafsunya semata dalam kehidupannya. Mulai dari tawuran, pergaulan bebas, melakukan perbuatan tercela kepada orang yang lebih tua, melakukan perundungan, dan bersikap arogan kepada guru maupun kepada petugas saat mendapat tilang berkendara.

Dilansir dari KOMPAS.com Seorang remaja berinisial EF (16) ditemukan tewas tergeletak di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Jalan Kapten Sumarsono, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (25/11/2022).

Menurut Erwin, saksi mata di lokasi kejadian, EF dianiaya sejumlah orang pakai senjata tajam. Saat itu korban sempat kabur. Namun luka yang dialami cukup parah, korban tersungkur di SPBU. “Dia dari arah jalan itu lari kemari. Korban dikejar sama orang,” kata Erwin dilansir dari TribunMedan.com, Jumat (25/11/2022).

“Meninggal di tempat korbannya setelah dibacok itu,” tambahnya. Setelah itu, warga segera melaporkan kejadian itu ke polisi. Seperti diberitakan sebelumnya, polisi telah menangkap terduga pelaku utama berinisial SA di rumahnya di Kecamatan Sunggal, Sabtu (26/11/2022).

Selain SA, polisi juga mengamankan tiga orang pelaku lainya. Dugaan sementara, penganiayaan terhadap EF karena diduga masalah tawuran remaja.

“Semuanya pakai senjata tajam, tapi ini pelaku utama yang baru ditangkap,” ujar Kasat Reskrim Polrestabes Medan, Kompol T Fathir Mustafa. Polisi masih melakukan penyelidikan memburu pelaku lainnya.

Tak berhenti disitu berita kenakalan remaja dengan perbuatan tercelanya juga menambah kecemasan para orangtua. Melansir dari PRFMNEWS Sempat viral di media sosial video beberapa remaja yang diduga melakukan penganiayaan terhadap seorang nenek-nenek di Tapanuli Selatan.

Video memperlihatkan beberapa remaja yang mengendarai motor menepi ke pinggir jalan lalu salah seorang dari mereka menendang nenek itu. Para remaja itu kemudian langsung pergi menggunakan motornya.

Akhirnya salah satu perwakilan orangtua remaja yang viral karena diduga menganiaya nenek-nenek itu sampaikan permohonan maaf. Permohonan maaf perwakilan orangtua remaja itu disampaikan di hadapan Kasat Reskrim Polres Tapsel, AKP Paulus Robert Gorby Pembina dan Plh Kasi Humas, Briptu Erlangga Gautama Nasution.

Dengan dihadiri oleh perangkat pemerintah setempat, permintaan maaf tersebut berlangsung di salah satu Kantor Desa di Kabupaten Tapsel.

Perwakilan orangtua yang enggan namanya disebut itu memohon maaf atas perilaku anak-anak remaja tersebut yang sudah membuat resah masyarakat. Bahkan Ia bahkan sangat menyesali perbuatan serta tindakan yang dilakukan oleh para remaja tersebut.

“Kami minta maaf yang sebesar-besarnya pada pihak yang dirugikan (korban) maupun masyarakat umum. Kami sangat menyesali perbuatan anak-anak kami ini. Mudah-mudahan, tidak terulang lagi,” ujarnya,” seperti yang dikutip prfmnews.id dari Instagram official.polrestapsel, pada Minggu 20 November 2022.

Begitu juga dengan masalah remaja mengenai perundungan/bullying kepada teman yang tak ada hentinya dan terus berulang di berbagai wilayah. Dikutip dari detik jatim Malang Salah satu siswa SD di Kepanjen, Kabupaten Malang, MWF (8) diduga jadi korban perundungan dan penganiayaan kakak kelasnya. Hingga kini korban menjalani perawatan intensif di RSI Gondanglegi.

“Kalau untuk hasil CT Scan kemarin disampaikan dokter itu ada semacam gumpalan di otak,” kata ayah korban, Edi Subandi saat dikonfirmasi, Kamis (24/11/2022).

Namun, jelas dia, pihaknya belum mendapatkan secara detail soal penggumpalan di otak korban. Pihaknya masih menunggu keterangan tim dokter.

Berita mengenai sikap arogan remaja kepada guru pun kian menambah daftar panjang kasus kenakalan remaja saat ini. Mengutip dari GridHEALTH.id Miris, kembali lagi beredar video di media sosial yang memperlihatkan betapa tidak dihargainya seorang guru oleh muridnya.

Dikutip Suar.ID dari keterangan video yang diunggah @makassar_iinfo, peristiwa tersebut terjadi di SMP PGRI Wringinanom, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, Jawa Timur, memperlihatkan seorang siswa laki-laki menantang gurunya berkelahi. Peristiwa yang terjadi pada Sabtu 9 Februari 2019 melibatkan sang guru laki-laki diketahui bernama Halim yang berstatus sebagai guru honorer.

Berdasarkan informasi yang tertera dalam keterangan video, siswa laki-laki yang mengenakan seragam pramuka dan topi hitam ini diduga tak terima lantaran ditegur sang guru karena merokok dalam kelas.

Menilik dari berbagai kasus remaja yang terjadi, sebenarnya apa yang menyebabkan perbuatan remaja yang semakin jauh dari nilai-nilai islam.
Lagi-lagi faktor sekularisme atau pemisahan agama dengan aktivitas kehidupan menjadi permasalahan utama mengapa sampai terjadi berbagai kenakalan remaja.

Aktivitas remaja saat ini sangatlah jauh dari aturan dan nilai-nilai islam. Semakin hari kian semakin jauh dari aturan islam. Aktivitas agama hanya dilakukan saat ibadah ritual saja sehingga menjadikan kehidupan remaja sangat jauh dari nilai Islam dan aturan Allah Swt. Hal ini menyebabkan para remaja tidak mempunyai rasa takut kepada penciptaNya yaitu Allah Swt ketika mereka melakukan perbuatan tercela dan merugikan orang lain.

Islam mengatur dengan sangat baik dari bangun tidur hingga bangun Negara. Islam memberikan dan menawarkan solusi yang sistemis sampai tuntas ke akar-akarnya. Islam memberikan kepuasan akal dan ketenangan. Berikut cara mendidik remaja yang efektif dalam islam, yaitu sebagai berikut:

Menanamkan aqidah dan keimanan yang benar dan kokoh sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
Memberikan pemahaman tentang nilai-nilai islam yang benar dan berkelanjutan.
Mendisiplinkan ibadah dengan ikhlas dan khusyu.Membiasakan akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari.

Peran orangtua menjadi regulasi dan pondasi utama pendidikan akhlak anak-anaknya, peran keluarga, adanya aturan islam yang diterapkan dalam kehidupan, adanya peran Negara yang memberikan hukuman yang membuat efek jera bagi remaja yang melanggar syariat islam.
Semoga kita semua diberikan kemudahan dalam merawat, menjaga, mendidik, dan membersamai tumbuh kembang anak-anak kita dengan nilai-nilai islam dan menerapkan aturan Islam serta dijauhkan dari perbuatan tercela. Semoga remaja kita tumbuh menjadi seorang yang takut kepada pencipta-Nya Allah Swt dan menjauhi larangan-Nya.

Wallahu’alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 16

Comment here