Surat Pembaca

Polemik Aksi Terorisme Menyasar Umat Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Aksi Detasmen Khusus (Densus) 88 anti teror, saat penangkapan berujung penembakan terduga teroris di Sukoharo, Jawa Tengah memunculkan polemik. Sebab penembakan tersebut menyebabkan kematian terhadap Sunardi seorang dokter yang diduga teroris. Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sukoharjo, dr.Arif Budi Satria memberi penjelasan terkait kasus penembakan dokter Sunardi oleh Densus 88. Secara profesi medis, almarhum dikenal sebagai sosok dengan jiwa sosial yang tinggi dan selalu aktif turun menangani pasien saat bencana alam. Beliau juga rajin mengurus Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Ijin Praktik (SIP) (Beritasatu.com, 14/3/2022).

Beliau pun menyampaikan bahwa IDI merupakan organisasi resmi yang mengedepankan konstitusi dan patuh pada hukum. Keterkaitan IDI dan profesi dokter dengan dugaan terorisme menjadi sebuah kontradiktif mengingat selama ini IDI dan dokter fokus pada kemanusiaan, sementara yang ada saat ini berkaitan dengan terorisme. Agar tidak terjadi distorsi, masyarakat diminta agar tidak menyangkut pautkan kasus terorisme yang disangkakan kepada Sunardi dengan profesinya sebagai dokter.

Namun Mabes polri menyatakan, dokter Sunardi sudah berstatus tersangka terorisme sebelum ditangkap di Sukoharjo, Jawa Tengah pada Rabu (9/3/2022) malam. Saat penangkapan itu tim DENSUS 88 polri menembak Sunardi hingga tewas. Karena dinilai melakukan tindakan yang membahayakan petugas dan warga dengan menabrakan mobilnya ke mobil petugas. Menurutnya tindakan DENSUS 88 yang melumpuhkan Sunardi saat penyergapan telah sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tindakan tersebut diambil karena sesuai standar operasional prosedur yang di lindungi UU Nomor 5 Tahun 2018 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme. Dikatakan pula bahwa terdapat yayasan kemanusiaan yang di ikuti dokter Sunardi yang di sebut Hilal Ahmar Society (HASI) sebagai yayasan terlarang dan masuk dalam kelompok radikal Jamaah Islamiah (JI). JI yang tugasnya adalah merekrut, mendanai, dan memfasilitasi perjalanan pengikut FTF (Foreign Terorist Fighter) ke Suriah (Beritasatu.com, 12/03/2022).

Namun fakta terbaru soal kasus ini, anggota komisi 111 DPR RI Muhammad Syafi’i mengklaim tersangka teroris dokter Sunardi yang tewas di tembak DENSUS 88 beberapa waktu lalu sama selali tidak melakukan tindakan terorisme. Fakta ini terkuak setelah dirinya berbincang dengan DENSUS 88 (populis.id, 23/3/2022). Dia mengatakan, berdasarkan UU tindak pidana terorisme No 5 tahun 2018 aksi terorisme merupakan tindakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang dapat menimbulkan korban secara massal dan merusak fasilitas publik.

Oleh karena itu, penembakan hingga menyebabkan kematian tersebut tidak tepat. Terlebih yang bersangkutan tidak membawa senjata tajam atau senjata api. Ia juga menekankan bahwa penangkapan terduga terorisme harus menjunjung tinggi Hak Asasi Manusia (HAM) yang dilakukan secara penuh kehati-hatian. Artinya, tidak boleh disiksa, tidak diperlakukan secara kejam, tidak boleh dihina atau direndahkan harkat dan martabatnya sebagai manusia. Jadi yang terjadi ini adalah kesalahan prosedur yang dilakukan DENSUS 88 dalam proses penangkapan terduga terorisme. Dan sekali lagi kejahatan Densus menyasar umat islam. Penangkapan berujung kematian ini harus investigasi secara mendalam dan diselesaikan secara hukum yang adil, agar tidak terjadi kesalahan dengan kasus yang sama.

Radikalisme dan terorisme seperti ini sesungguhnya adalah fitnah terhadap Islam. Karena jika ada aksi terorisme maka islam yang mendapatkan stigma buruk di masyarakat, dan korban terorisme sering kali adalah umat islam sendiri. Radikalisme sesungguhnya terjadi pada pihak-pihak yang tidak mengamalkan agama secara kaffah. Ketika sudah menjadi tindakan maka radikalisme menjadi terorisme. Aksi terorisme membuat citra agama islam di masyarakat menjadi kurang baik, karena pelaku aksi teror melakukan semua itu dengan mengatas namakan jihad. Aksi terorisme ini muncul karena pelaku salah dalam memahami ajaran islam. Agama islam tidak pernah mengajarkan umatnya melakukan terorisme, tapi islam mengajarkan umatnya untuk berbuat baik kepada setiap makhluk, mengajarkan perdamaian dan kasih sayang.

Yani,
Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 11

Comment here