Surat Pembaca

Pengungsi Palestina, Tanggung Jawab Siapa?

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Palestina, Negeri yang tak pernah usai dengan konfliknya. Konflik berantai yang menelan banyak jiwa. Bermula sejak tahun 1947, ketika PBB memberi keputusan untuk membagi negeri Palestina menjadi dua. Tiada lagi kedamaian yang tercipta. Hingga kini mereka (zionis Israel) terus menerus menyerang Palestina dengan membabi buta. Tanpa melihat korban yang berjantuhan, diantaranya ada anak-anak yang masih belia.

Berbagai aksi kemanusiaan untuk Palestina terus digalakan. Menteri luar negeri (MenLu), Retno Marsudi pun turut menyuarakan. Menlu menyatakan bahwa Indonesia terus mendukung peran dan kerja United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees In The Near East (UNRWA) atau badan PBB yang bertugas membantu pengungsi Palestina.
“Indonesia selalu teguh dukung aktivitas UNRWA dan bantu pengungsi Palestina”, ujar Menlu dalam pertemuan tingkat Menteri mengenai UNRWA di New York (Inilah.com, 23/09/2022).

Namun jika hanya berpangku pada konstribusi keuangan semata, tentu tak mampu mengembalikan kedamaian bagi Palestina. Apalagi UNRWA sendiri saat ini mengalami kesulitan dalam pengadaan keuangan. Disisi lain, resolusi pada meja perundingan untuk dua negara tersebut (Palestina-Israel) masih belum menemui titik terang juga. Ratusan kali kesepakatan dilakukan, tak satupun diindahkan. Seolah mereka (Israel) tak mengenal bahasa perdamaian. Mereka telah dibutakan oleh ambisi menguasai tanah yang dijanjikan. Takkan lekang hingga wilayah Palestina sepenuhnya berada dalam genggaman.

Tak ada langkah yang tepat selain dengan perlawanan. Apalagi kita sebagai seorang muslim yang melihat kekacauan di negeri saudara seiman, tak mungkin hanya berpangku tangan. Meski seringkali bantuan demi bantuan disalurkan, tapi tak mampu menuntaskan akar permasalahan. Selain itu, setiap pemimpin muslim semestinya menyadari penyelesaian problem Palestina adalah tanggung jawabnya. Bukan hanya menyokong dan bergantung pada PBB yang menjadi budak negeri adidaya. Sebab mereka-lah yang telah meluluh-lantahkan persatuan umat dan paling getol membela pendudukan Israel atas tanah Palestina.

Meskipun Barat dengan PBB-nya memberikan perhatian khusus pada anak-anak Palestina, tidak lebih sebatas pembelaan atas kesalahannya. Jika mereka benar-benar memihak pada Palestina, tentu mereka takkan memberikan kepada Israel sebagian wilayah Palestina. Jelas, Israel maupun organisasi perdamaian dunia itu sama saja. Mereka tak layak dipercaya, kebencian mereka selamanya masih nampak adanya.
Allah Ta’ala berfirman:
“Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi”, (TQS. Ali Imran:118).

Untuk itu, langkah awal yang perlu dibangun saat ini ialah kesadaran negeri muslim untuk bersatu. Menyatukan dalam barisan perjuangan membebaskan Palestina agar perdamaian tak lagi hanya angan semu. Sebab Israel bukanlah bangsa yang paham retorika, mereka hanya mengerti bahasa senjata. Jika negeri muslim tetap bersikap apatis, entah siapa lagi yang akan melindungi Palestina. Apalagi dalam Islam, nyawa seorang muslim sangat berharga.

Rasulullah saw., bersabda, “hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa haq”, (HR. Nasai 3987, Tirmidzi 1455).

Allah Ta’ala juga berfirman dalam Q.S. An-Nisa ayat 93, “Dan barang siapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah Jahanam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan mengutukinya serta menyediakan azab besar baginya”.

Selain itu, berjuang mewujudkan terlaksananya hukum Islam dalam kehidupan. Sebab hanya Islam yang memiliki sanksi tegas dalam menindak kriminalitas pembunuhan. Islam juga memiliki sistem pemerintahan yang mampu menjadi perisai dalam rangka perlindungan jiwa kaum muslim selaku warga negaranya.
Rasulullah saw., bersabda, “sesungguhnya seorang imam (kepala negara) laksana perisai, rakyat di belakangnya dan ia menjadi pelindung bagi rakyatnya”, (HR. Bukhari dan Muslim).

Rasulullah saw., juga menetapkan bahwa tugas seorang imam/kepala negara secara umum adalah memelihara kemaslahatan rakyat dengan petunjuk Allah Ta’ala beserta suri teladan dari beliau semasa menjadi kepala negara di Madinah. Demikian pula keselamatan Palestina bukan berada di tangan PBB, melainkan tanggung jawab seluruh kaum muslim. Jika hanya dengan berdirinya Daulah Islam yang mampu membebaskan Palestina dari jajahan, mengapa masih berfikir dua kali untuk mewujudkan?

Watini

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 3

Comment here