Surat Pembaca

Mengajari Generasi Positif Thinking

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi. Com, SURAT PEMBACA– Bapak-Ibu, pernah tidak mengalami kesulitan dalam memberikan nasihat kepada putra-putrinya? Kerap kali putra-putri menampakkan yang baik-baik kepada orang tua. Lalu, di belakang kita justru mereka melakukan perbuatan berbanding terbalik saat tidak bersama dengan kita. Kira-kira apa penyebabnya?

Wajib orang tua tahu, itu maknanya mereka masih belum sepenuhnya menerima dan menerapkan nasihat yang kita berikan selama ini sebagai bentuk kebenaran bagi mereka. Oleh karenanya, harus ada komunikasi yang intens antara anak dan orang tua agar mereka benar-benar menerapkan nasihat dari kita sebagai orangtuanya. Saat ini, banyak orang tua yang mengabaikan komunikasi dua arah dengan anak, sehingga anak tidak memahami dengan baik aturan keluarga yang melarang ini dan itu. Bisa jadi dalam perasaan mereka sering berbenturan dengan nasihat yang kita ajarkan selama ini. Sehingga mereka pun enggan melakukan.

Karena itu, orang tua sedini mngki mengarahkan agar berpikir sebelum berbuat, memahamkam mereka tentang fungsi syariat dengan benar. Benar di sini yakni dapat memahami perkara-perkara dengan baik dan benar dengan timbangan akal, berlandaskan halal dan haram. Bapak-ibu bisa menyandingkan kejadian-kejadian nyata, fakta yang terjadi di lingkungan dengan efek sampingnya, serta bagaimana Islam menyolusinya. Dengan begitu anak-anak kita akan dengan bahagia mengadopsi aturan Islam sebagai satu-satunya aturan dalam kehidupan mereka.

Nabi Muhammad saw. telah mengajarkan bagaimana cara mendidik anak sesuai islam, yakni dengan mengajak mereka berpikir tentang alam, manusia, dan kehidupan. Mengarahkan mereka bahwa semua yang ada di muka bumi adalah ciptaan Allah, karena itu sudah sepatutnya kita menyembah-Nya. Upaya ini memerlukan kerja sama antara ibu dan ayah, dan seluruh anggota keluarga, mengontrol berbagai informasi sesat yang ada di luar sana, agar anak bisa memiliki gambaran utuh tentang Islam, sehingga bisa melihat masalah hanya dari sudut Islam. Dengan begini anak-anak akan lebih mudah menerima kebenaran Islam dan selalu positif thinking terhadap nasihat yang kita berikan, pun terhadap larangan yang ternyata ada penyebabnya.

Terkadang, ada beberapa orang tua yang cuek dan tak peduli, anak-anaknya memahami syariat atau tidak. Yang penting putra-putrinya bisa meraih juara kelas, juara dunia dan lain sebagainya. Itu sudah sangat puas. Padahal untuk menciptakan generasi terbaik di tengah kehidupan sangatlah penting dalam kehidupan bermsyarakat.

Perlu ditekanlan kembali bahwa putra-putri kita sangat membutuhkan edukasi orang tua. Tugas ini tidak boleh diserahkan kepada lembaga pendidikan saja. Terkadang, orang tua berharap pendidikan hanya diberikan oleh guru di sekolah saja, maka wajar jika anak tumbuh tanpa sepemahaman dengan orang tua. Budaya ini wajib kita ubah, orang tua wajib mengedukasi tentang Islam kepada anak-anaknya, sepanjang waktu hingga ia dewasa, agar dapat memahami berbagai aturan dalam Islam. Adalah tugas orang tua membekali anak dengan akidah Islam di rumah, dan senantiasa mengarahkan anak-anak ke pengajian untuk menciptakan lingkungan yang sama. Kendatipun demikian, tugas ini juga membutuhkan kesatuan sistem dan bantuan masyarakat dan negara. Mendidik generasi adalah tugas seluruh elemen dalam masyarakat, bukan hanya tugas orang tua. Dengan cara ini, haruslah generasi kita bisa selamat dunia dan akhirat.

Sayang, negara kita mengadopsi sistem sekuler hari ini, dengan berbagai problematika hidup yang menghalangi orang tua untuk fokus mendidik generasi. Orang tua sibuk di luar mencari nafkah, sementara pendidikan di sekolah mengabaikan aspek membangun akidah. Karena itu, kita butuh sistem Islam untuk mengganti kebijakan-kebijakan yang merugikan ini, dengan cara mengembalikan sistem islam di tengah kehidupan. Agar seluruh manusia bisa kembali kepada kodratnya, sebagai hamba yang Allah perintahkan untuk taat kepada-Nya dalam kondisi apa pun. Wallahua’lam.

Oleh. Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here