Bahasa dan SastraPuisi

Menguras Hati

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: dinlestari80

Tes….
Setitik noda hitam jatuh menerpa
Ketika mendidih gejolak rasa
“Ah, dasar cari muka”…
Begitu suara gaib membisikkan sangka

Tes….
Lagi setitik noda menimpa
Sukma merana meradang amarah
“huh, segitu aja sudah bangga” …
Batin merutuk menggelar kesah

Tes… Tes… Tes….
Semakin banyak saja
Noktah hitam terus berduyun mendekat
Kubiarkan saja buat apa
Tanpa kusadari mewarnai hati sehitam jelaga pekat

Hatiku menghitam legam….
Keras bagai cadas tak tersentuh tirta
Membuat akalku tak dapat kugenggam
Nafsu berkuasa semakin meraja

Dan aku terpuruk jatuh
Tenggelam dalam akhir kesombongan yang tragis
Hatiku sulit diajak patuh
Sesalku pun tak sanggup kutepis

Allah….
Ijinkan aku kembali menengadahkan tangan
Kupinta tetes air mata penyesalan
Tuk menguras hatiku yang menjelang mati
Enyahkan segala lara yang menggerogoti

Allah….
Ijinkan netraku menguar telaga
Kan kucuci hatiku yang kelam
Agar mampu kuresap keikhlasan seluas samudera
Tenang dalam dekapan ridho-Mu yang mencipta tentram

Allah….
Biarkan aku dalam belaian kasih-Mu
Bercengkrama tanpa prasangka mematikan
Mengukir cita dalam ukhuwah yang padu
Menjajar langkah menuju janji kemenangan

Bangkalan, 26 Februari 2021

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 32

Comment here