Bahasa dan SastraCerbung

E.S.O.K (#6)

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Afifa Afnan

Wacana-edukasi.com Aku mendapat pekerjaan lagi di sebuah pabrik rumahan. Pabrik roti dan donat “Hommy”. Aku bersyukur sekali walaupun gajiku tidak sebesar sewaktu bekerja di pabrik yang dahulu. Sebab tempatnya tidak terlalu jauh dari tempat kos, setiap jam istirahat sekitar pukul 12.00—13.00 siang aku pulang dahulu untuk makan siang dan mengecek kondisi Amirah serta Atalah.

Malam semakin larut, kupandangi raut wajah kedua anakku, bersih tanpa dosa, mereka adalah masa depanku. Mereka pelipur lara, aku menyayangi mereka melebihi apa pun.

Terima kasih Yaa Rabb, tak henti-hentinya ku ucap syukur, batinku.

Aku tidak habis pikir, kenapa ibunya tega meninggalkan anak-anak, padahal mereka lucu-lucu, tidak bersalah, dan mereka juga yang akan mendoakan kami kelak ketika ruh meninggalkan jasad. Hanya karena urusan duniawi ibunya tega meninggalkan buah hati kami.

Sedih hatiku mengingat hal ini. Aku selalu berdoa pada Allah—Sang Pembolak-Balik Hati—setiap hamba-Nya, agar suatu hari hati istriku dilembutkan dan dia bisa kembali bersama kami. Walaupun saat ini aku sendiri tidak tahu keberadaan dia di mana.

+++

Sudah jam tujuh pagi, aku bersegera siap-siap pergi bekerja. Tak terasa sudah hampir dua bulan aku bekerja di sana. Alhamdulillah semua teman-teman baik dan aku juga bersyukur selama dua bulan ini pun anak-anak ada yang menjaga, jadi aku bisa tenang bekerja.

“Nak, Bapak mau pergi kerja dulu ya. Baik-baik di sini, jagain adiknya juga ya!” ucapku pada Amirah.

“Iya, Pak,” jawab Mira dengan senyum manjanya.

Sebetulnya aku kasihan, selalu meninggalkan mereka tetapi apa boleh dikata, keadaanku yang memaksa untuk menitipkan mereka pada orang lain karena harus mencari nafkah. Kalau ada istriku mungkin keadaannya tidak akan begini. Namun, tak mengapa aku harus tega menitipkan mereka karena bekerja pun untuk masa depan mereka selain untuk menyambung hidup kami bertiga.

Kulangkahkan kedua kaki seraya mengucap bismillah, semoga hari lebih baik dari hari kemarin.

“Bismillahi, tawakkaltu ’alallah, laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Dengan nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.”

Hari demi hari, bulan pun berganti tak terasa usia si bungsu Atalah sudah sembilam bulan. Dia mulai aktif dan Amirah pun semakin pintar. Sampai suatu ketika Amirah memecahkan kaca jendela rumah Ibu Mita, dia marah-marah tidak terima dan aku harus mengganti. Pasalnya Amirah tidak hanya memecahkan kaca, waktu itu dia pernah memecahkan pot bunga di halaman rumah Bu Mita. Aku berusaha menjelaskan dan meminta maaf, karena itu tidak sengaja. Amirah sedang bermain dengan teman-teman sebayanya di depan rumah, tetapi tidak sengaja bola yang sedang dimainkan, mengenai pot bunga begitu pun dengan pecahnya kaca jendela.

Namun, aku tidak mau urusannya menjadi panjang, aku pun segera memberikan uang sebagai ganti rugi dan permintaan maaf atas ketidaksengajaan putriku. Begitu pun dengan Atalah, suatu ketika dia rewel mungkin tidak enak badan, karena di usia batita seorang bayi sedang beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Namun, karena tangisan yang terus menerus dan suaranya membuat orang terganggu, Bu Mia berhenti tidak mau mengasuhnya lagi alasan beliau karena anaknya yang menyuruh untuk berhenti. Anaknya Bu Mia merasa terganggu dengan tangisan Atalah ketika rewel.

“Yaa Allah, beri hamba kemudahan dalam segala urusan hamba. Aamiin Yaa Rabbal’alamiin.”

Aku tidak tahu kalau tidak ada yang menjaga anak-anak, bagaimana bisa tenang mencari nafkah?

(Bersambung)

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 1

Comment here