Opini

Apakah Pariwisata Mampu Meningkatkan Perekonomian Negara?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Sindi Laras Wari, S.K.M (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com, OPINI–Tidak dimungkiri datangnya wisatawan asing dengan membawa kebudayaan asalnya yang tidak sesuai dengan norma kehidupan kita bisa menimbulkan keberbahayaan hingga konflik. Namun, sektor pariwisata dengan menggaet turis asing masuk menjelajahi negara merupakan salah satu cara meningkatkan potensi perekonomian dengan terbukanya peluang bisnis yang baru. Tapi apakah hal ini akan mendatangkan keuntungan atau malah kerugian?

Dilansir dari detikNews.com pada 19/5/2025, Presiden Prabowo Subianto bertemu dengan Perdana Menteri (PM) Thailand Paetongtarn Shinawatra untuk menyepakati kerja sama antar negara, termasuk kerja sama dalam bidang pariwisata. Pembukaan jalur penerbangan baru antara Bangkok dan Surabaya serta Phuket dan Medan disambut baik oleh PM Paetongtarn.

Pertemuan yang dilakukan oleh Presiden Indonesia dengan PM Thailand bermaksud menjalankan kerja sama antar negara salah satunya dalam bidang pariwisata, tidak hanya itu tetapi penguatan bilateral kedua negara untuk memperluas kemitraan seperti dalam sektor pendidikan dan kesehatan. Dengan kunjungan yang dilakukan diharapkan dapat menambah erat hubungan antara Indonesia dengan Thailand yang telah berlangsung selama lebih dari 75 tahun dan sebagai sesama anggota ASEAN.

Dalam sektor pariwisata diharapkan hubungan kedua negara semakin erat dengan menumbuhkan perekonomian yang ada. Dari Thailand dapat berkunjung ke wilayah Indonesia dengan destinasi wisata yang sangat menarik tentunya, seperti Medan merupakan salah satu kota besar di Indonesia apabila kerja sama berjalan mulus seperti yang telah dirancang maka potensi perekonomiannya akan meningkat. Ditambah lagi dengan potensi pariwisata di kota Medan dan sekitarnya menjual keindahan alam yang alami, tak hanya keindahan alam namun terdapat sejarah atau cerita yang dapat dipelajari. Seperti Danau Toba merupakan danau yang terbentuk akibat dari aktivitas vulkanik yang akhirnya membentuk danau terbesar se Asia Tenggara dengan pulau di tengah danau.

Tidak hanya danau yang bersejarah, namun terdapat juga Taman Nasional Gunung Leuser yang merupakan tempat penting untuk konservasi. Di sekitar daerah yang sama wisatawan juga dapat melakukan aktivitas trekking maupun menyusuri sungai dengan ban. Dengan akses yang lebih mudah antara Phuket dengan Medan digadang-gadang dapat meningkatkan potensi wisata antara kedua negara. Sedangkan dari Medan juga dengan mudah menikmati keindahan Phuket yang merupakan tempat wisata populer di Thailand.

Sekilas kita lihat bahwa dengan kerja sama yang dilakukan antara Indonesia dengan Thailand dalam bidang pariwisata, dengan keindahan alam yang sangat menarik dapat menguatkan pendapatan lokal serta membuka peluang bisnis baru di bidang pariwisata dan perdagangan. Sayangnya kita bisa melihat fakta pengeluaran Indonesia termasuk Medan menurut Bank Dunia memiliki pengeluaran kurang dari 113.777 per hari dengan kurs Rp 16.060, tergolong kelompok miskin di dunia berpendapatan rendah. Dengan keadaan ekonomi seperti ini tentu masyarakat lebih memilih untuk tidak bepergian ke luar negeri, sebab untuk bisa memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari saja masyarakat terengah-engah.

Dampak lain yang dapat ditimbulkan dari terbukanya kerja sama dalam bidang pariwisata ini dengan besarnya jumlah wisatawan asing yang masuk dalam jumlah besar dapat berdampak pada komunitas lokal. Kemungkinan terjadinya perubahan gaya hidup komunitas lokal terhadap budaya asing untuk menyesuaikan selera mereka demi menjual produk yang kita punya. Ditambah lagi dengan negara Thailand terkenal dengan penetapan 18 gender yang diakui pemerintah setempat, namun hal ini dianggap tidak biasa di Indonesia.

Paradigma sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan menimbulkan ketimpangan dalam kehidupan, ini merupakan problem yang terstruktur dan kompleks akibat ekonomi kapitalis yang dilahirkannya. Hal ini terlihat dari bagaimana cara menyelesaikan persoalan yang dihadapi, pada biasanya solusi yang ditawarkan tidak mampu menyelesaikan persoalan yang ada, malah mendatangkan permasalahan yang baru. Seperti pariwisata yang digadang-gadang mampu menyelesaikan persoalan namun memberi dampak yang mampu mempengaruhi kebudayaan komunitas lokal.

Islam Solusi Seluruh Persoalan

Dalam Islam sesungguhnya, pariwisata merupakan tempat syiar yang efektif karena selain menyodorkan keindahan alam yang itu adalah bukti kebesaran Allah Swt sebagai sang pencipta, pariwisata pun menjadi tempat untuk memperkenalkan budaya Islam yang indah dan menawan sehingga para turis akan makin memahami Islam. Menjadi penting untuk dipahami oleh umat bahwa menjadikan pariwisata sebagai bagian dari cara kita untuk dakwah, bukan hanya berbicara sebatas konsep teknisnya saja. Namun lebih dari itu, kita harus membenahi landasan tata kelola negara yang sekuler menjadi Islam agar sektor pariwisata kembali memiliki fungsi utamanya yaitu syiar Islam. Dengan demikian khazanah Islam semakin tersebar luas ke seluruh penjuru dunia.

Pemasukan dalam Islam juga tidak hanya dari pariwisata tapi banyak dari sektor lainnya, seperti hak kepemilikan umum yang akan dikelola oleh negara dan keuntungannya akan dikembalikan kepada rakyat. Adanya mekanisme seperti ini menjadikan umat yang hidup di bawah naungan negara Islam akan merasakan kesejahteraan, sebab mereka diatur menggunakan aturan sang Pencipta yang mengetahui segala sesuatu yang diciptakan oleh-Nya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang artinya: “Dan Kami tidak mengutus engkau (Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi seluruh alam.” (TQS Al-Anbiya 21: Ayat 107). [WE/IK].

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 1

Comment here