Surat Pembaca

Penyerangan Tokoh Agama, Negara Gagal Membangun Penghormatan pada Ulama

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Athiefa Dienillah (Pemerhati Sosial Masyarakat)

wacana-edukasi.com– Sungguh miris dengan kondisi muslim Indonesia terutama para ulamanya yang tiada henti mendapatkan kezaliman dari orang-orang yang membenci agama Islam ini. Ironisnya justru penguasa negeri ini seolah mendiamkan apa yang terjadi dengan kezaliman yang menimpa ulama ini.

Dikutip dari Nasional.Okezone.news ( 22/september/2021), tentang penyerangan Ulama dibeberapa wilayah, Bekasi, Batam, Tangerang, Bandar Lampung dan Bandung. Rasanya hati kami selaku bagian dari umat Islam merasa sedih sekali.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divisi Humas Polri Kombes Pol Ahmad Ramadhan, saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa (28/9/2021) menyatakan, Polri punya tugas pokok untuk melindungi siapa saja, melindungi warga negara termasuk tokoh agama. Karenanya, di kasus ini, Polri akan terus mendalami dengan serius secara profesional untuk mengungkap kasus ini (mediaindonesia.com, 28/9/21).

Hanya saja, realitanya ternyata ujung dari setiap kasus penyerangan ulama selalu kembali pada klaim bahwa mereka adalah Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ)

Bahkan Wakil Ketua Umum (Waketum) MUI, KH Anwar Abbas mengaku bahwa dirinya telah bosan mendengar penyerang ulama disebut sebagai orang sakit jiwa (makassar.terkini.id, 23 Sep 2021).

Jika kita melihat fakta di atas semua yang terjadi disebabkan karena negeri kita tercinta ini, akibat tak menerapkan hukum Islam sebagai asas tegaknya pemerintahan. Sistem ini telah mengubah negeri ini laksana serigala yang siap menerkam siapa pun yang dirasa mengganggu kepentingan penguasa. Agama Islam menjadi salah satu pihak tertuduh selama ini tak terkecuali para pengembannya yang senantiasa mendapatkan persekusi hingga intimidasi. Sekalipun penduduk nya mayoritas tetapi tidak memiliki pelindung umat. Laksana buih di lautan tetapi tidak memiliki kualitas. Hal yang tidak jika kemudian umat Islam dan ulamanya tidak dihormati apalagi didengarkan suaranya.

Sistem sekuler yang memisahkan agama dan kehidupan, menjadi sebab tak dihormatinya ulama sebagai pewaris para nabi dan diabaikannya posisi ulama sebagai pemberi petunjuk pembawa cahaya kebenaran dari Allah SWT.

Sebagaimana kita ketahui bahwa ulama merupakan pewaris para nabi dan kedudukannya laksana bintang gemintang di langit yang menerangi kegelapan hati umat dari kebodohan.

Kedudukan Ulama itu seperti bintang yang menerangi kegelapan di tengah umat. Sebagaimana hadis riwayat Ahmad : “Sungguh perumpamaan para ulama dibumi seperti bintang bintang di langit. Cahayanya menerangi kegelapan didarat dan dilaut.”

Maka menjadi hal yang sangat menyedihkan buat bagi siapapun yang peduli dengan agama serta bangsa ini, saat terjadi penyerangan terhadap ulama, tapi reaksi para aparat negara ternyata terkesan berlepas tangan darinya. Bahkan klaim bahwa para penyerang itu adalah orang-orang dalam kondisi ganguan jiwa, membuat ‘kesan’ negara melindungi mereka.

Ada apa sebenarnya dengan negeri ini? Ketika para Ulama yang menunjuki umat pada jalan Allah, dipersekusi dan yang mempersekusi justru dilindungi dengan klaim ‘gila’, tidakkah itu menjadi bukti telah terjadi kezaliman di negeri ini? Masihkah kita yang berpikir mau terus dalam kungkungan sistem demokrasi sekularisme yang telah menghantarkan manusia ke dalam jurang kesengsaraan. Masih relakah kita hidup saat beribadah dalam kondisi tidak nyaman dan aman.

Tak berhenti hati ini terus memohon ampun pada Allah. Berharap para pembesar negeri ini mau kembali pada hukum-Nya, tak cukupkah peringatan Allah terhadap negeri ini yang terus diliputi bencana demi bencana, dengan segala jenisnya?

Mengapa tidak segera bertaubat, agar negeri ini kembali diliputi keberkahan dari langit. Mengembalikan kepada sistem Islam tentu menjadi sebuah solusi agar para ulama dan umat ini berjaya serta dihormati.

Maka jika taubat itu dilakukan negara, tidakkah negara ini akan menjadi negara mulia dan dipenuhi keberkahan dunia akhirat, tak inginkah?

(وَلَوۡ أَنَّ أَهۡلَ ٱلۡقُرَىٰۤ ءَامَنُوا۟ وَٱتَّقَوۡا۟ لَفَتَحۡنَا عَلَیۡهِم بَرَكَـٰتࣲ مِّنَ ٱلسَّمَاۤءِ وَٱلۡأَرۡضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُوا۟ فَأَخَذۡنَـٰهُم بِمَا كَانُوا۟ یَكۡسِبُونَ)

Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai apa yang telah mereka kerjakan.
[Surat Al-A’raf 96]

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 8

Comment here