Opini

Penistaan Terus Berulang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Astri Diah A.

wacana-edukasi.com–Kembali umat Islam dibuat marah dengan penistaan agama yang dilakukan oleh seorang YouTuber Muhammad Kece. Sejak akun Youtubenya dibuat pada juli 2020 lalu, Muhammad Kece selalu memberikan ceramah di dalam medsosnya. Tapi ceramah tersebut terus menerus menuai kontroversi. Pernyataan terbaru dalam video unggahannya yaitu Ia menyebutkan kalau Nabi Muhammad SAW pengikut jin dan mengatakan ajaran Nabi Muhammad SAW hanyalah mitos (PikiranRakyat.com).

Belum reda kasus tersebut, ditambah lagi kontroversi public figure yang mengomentari mengolok video pendek yang memperlihatkan saat sejumlah santri penghafal alquran menutup telinga mereka saat ada musik ditengah menunggu giliran untuk vaksinasi Covid-19. Unggahan serta komentar itu seketika membuat warganet meradang. Komentar public figure tersebut dianggap tidak memiliki rasa toleransi mengenai keyakinan para santri.

Sebab Penistaan Agama

Mudahnya berbagai pernyataan yang menyakitkan kaum muslimin itu keluar karena lahir dari ide kebebasan berbicara yang berasal dari system demokrasi yang diterapkan di Negara ini. Kebebasan berbicara ini seolah-olah menjadi tameng bolehnya berbicara apapun termasuk berbicara yang menghina agama. Padahal agama adalah sesuatu yang sakral yang harus dijaga dan dihormati oleh siapapun.

Negara memiliki kewenangan untuk menjaga kemuliaan agama, termasuk di dalamnya ajaran Islam. Jaminan negara untuk menjaga agama ini seharusnya dengan memberikan hukuman yang tegas kepada penista agama. Namun, kenyataannya seperti panggang jauh dari api. Hukuman yang diberikan seolah olah hanya sebagai peredam kegaduhan public nihil efek jera. Buktinya kasus Muhammad Kece dan public figure tersebut adalah kasus kesekian kali yang terjadi.

Ahmad Khozinuddin S.H. seorang advokat muslim menyatakan berulang kali penistaan agama terjadi akibat sanksi yang tdak tegas dari pemerintah hanya lima tahun penjara yang tentu tidak memiliki efek jera. Selain itu, norma yang mengatur penistaan agama juga masih terlalu longgar. Ada adagium tentang kebebasan berbicara, termasuk didalamnya kebebasan menista agama (mediaumat.news, 19/4/2021).

Padahal penistaan agama termasuk dalam kejahatan yang serius, bila dibiarkan maka akan menyebabkan konflik social yang lebih besar. Bahkan bisa memecah persatuan dan kerukunan ditengah-tengah masyarakat. Tapi ironisnya, kasus penistaan agama ini tidak cepat ditindak dan kasusnya jarang terurus jikalau tidak ada gaduh dan aduan oleh publik.

Islam Solusi

Sangat berbeda dalam Islam, bagaimana Islam menjaga kehidupan antarsesama pemeluk agama berjalan harmonis saling menghormati dan menghargai ajaran masing-masing. Khilafah akan menindak tegas para penista agama. Jikalau dia muslim maka dia dihukumi murtad dari Islam. Allah SWT berfirman: “Jika kamu bertanya kepada mereka, niscaya mereka akan menjawab, “Sungguh, kami hanya bersenda gurau dan bermin-main saja.” Katakanlah, “Mengapa kepada Allah, ayat-ayat-Nya serta Rasul-Nya kalian selalu menistakan? Kalian tidak perlu meminta maaf karena kalian telah kafir setelah beriman.” (TQS. At- Taubah(9): 65-66).

Terkait ayat diatas, Imam Ibnu Qudamah al Maqdisi berkata, “Siapa saja mencaci Allah SWT telah kafir, sama saja dia lakukan dengan bercanda atau serius. Begitu juga orang yang mengejek Allah, ayat-ayat-Nya, para Rasul-Nya, atau kitab-kitabNya ”(Ibn Qudamah, Al-Mughni)

Bahkan para pelaku penista agama akan dijatuhi hukuman yang berat atau hukuman mati. Para Khalifah telah memberi teladan kepada umat Islam dalam menyikapi para penista agama. Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq misalnya, yang memerintahkan untuk membunuh penghina Rasulullah SAW (Abu Daud dalam Sunannya hadis No.463). Begitupun dengan khalifah Umar bin Khattab , beliau pernah mengatakan, “Barangsiapa mencerca Allah atau mencaci salah satu Nabi, maka bunuhlah Ia”. Diriwayatkan oleh Al Karmani rahimahullah yang bersumber dari Mujahid rahimahullah).

Sultan Hamid II juga telah mencontohkan hal yang sama dengan jejak pendahulunya para Khulafaurrasyidin. Ia pernah marah dengan tindakan pemerintahan Prancis, beliau siap berjihad memerangi. Saat itu, surat kabar Prancis memuat berita tentang pertunjukan teater yang dilakukan Henri de Bornier, akan mementaskan drama komedi berisi penghinaan Nabi Muhammad saw. Sultan mengatakan, “Ini penghinaan terhadap Rasulullah. Aku tak akan mengatakan apapun. Mereka menghina Baginda Kita , kehormatan alam semesta”. “Aku akan menarik pedang ketika sedang sekarat. Aku akan menjadi debu dan terlahir kembali dari debuku, dan berjuang bahkan jika merememotong leherku, mencabik-cabik dagingku demi melihat wajah baginda Nabi saw. Akulah Khalifah umat Islam Abdul Hamid! Aku akan menghancurkan dunia di sekitarmu jika kamu tdak menghentikan pertunjukan tersebut.”

Begitulah ketegasan sistem Islam dalam menjaga agama, karena ketegasan itulah tidak akan ada yang berani untuk melecehkan Islam dan ajarannya. Maka dari itu menjadi hal yang sangat urgen bagi kaum muslim untuk bersegera mewujudkan keberadaan Sistem Islam ini yaitu dengan ikut berjuang untuk menegakkannya. Wallahu a’lam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 4

Comment here