Opini

Mengembalikan Kemuliaan Nyawa yang Berharga

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Nilma Fitri S.Si.

Begitu berharganya nyawa dalam Islam, sehingga penjagaannya adalah suatu hal yang wajib ditanamkan sejak dini.

http://Wacana-edukasi.comKasus penghilangan nyawa di Bekasi kerap menghiasi tajuk berita. Seorang pemuda dibunuh oleh temannya sendiri karena tidak diajak melamar kerja. Pembunuhan keji dan terencana dilakukan oleh pelaku sebagai senior korban yang dikenal jagoan, membuat korban sering terintimidasi dan menurut saja kepada pelaku saat diminta membelikan alat-alat yang akan digunakan untuk membunuh korbannya (tribunnews.com, 26/01/2022).

Kasus pembuangan bayi laki-laki yang dilansir detiknews.com, 02/02/2022 , telah terjadi di daerah Jatiasih, Bekasi. Seorang ibu tega membuang bayinya setelah 1 jam saja dilahirkan lantaran malu karena hasil hubungan gelapnya.

Tidak hanya itu, dalam selang waktu yang tidak begitu lama,  terjadi kasus pengeroyokan dan pembacokan seorang ABG di daerah Tarumajaya, Bekasi. Pelaku pengeroyokan adalah 4 orang remaja karena terlibat cekcok dan berakhir dengan pembacokan dan tewasnya korban (detiknews, 09/02/2022).

Hilangnya Eksistensi Pemuda Harapan

Para pemuda yang seharusnya sibuk menyiapkan diri untuk masa depan, justru melakukan pengeroyokan bahkan pembunuhan. Pemuda adalah tonggak utama dalam pembangunan bangsa, sudah seharusnya menjadi contoh yang dapat menyumbangkan pemikiran sehat bagi kemajuan negeri.

Sayangnya, didikan sejak sekolah tidak mampu memberikan pola kedewasaan dalam berpikir, membuat banyak anak muda berani melakukan apapun sesuai kehendak hatinya. Mereka tidak segan melakukan segala cara untuk menghukum siapapun dan menjadikannya kambing hitam apabila keinginannya tidak tercapai.

Berawal dari cekcok sampai pada kemarahan, keegoisan, dendam, kebencian, dan pengakuan eksistensi diri sendiri telah menghantui para pemuda. Tidak akan ada yang bisa menghentikan kelakukan brutal, karena ketidakpahaman agama hawa nafsu pun berbicara.

Belum lagi kasus pembuangan bayi yang bukan kasus pertama dan terakhir, tetapi hanya satu bagian dari puluhan, ratusan, bahkan mungkin ribuan kasus yang terjadi tidak hanya di Bekasi. Anak yang tidak bersalah menjadi korban keegoisan orang tuanya. Rasa malu mengalahkan hati nurani, membelenggu nyawa menjadi tiada berharga.

Mereka malu melahirkan anak di luar nikah, tapi tak malu melakukan zina. Alasan ekonomi pun kerap dijadikan tameng pembenaran membuang bahkan membunuh bayi yang tidak berdosa.

Sistem adalah Penyebab Negara Abai

Penghilangan nyawa seseorang adalah tindakan kejahatan tetapi faktanya kasus pembunuhan tidak pernah absen dari berita. Seakan hukuman tidak membuat jera, sudah banyak yang di penjara karena membunuh tapi kasus pembunuhan lain tidak kunjung reda.

Negara yang tidak berperan dalam membentuk kepribadian remaja semakin memperburuk keadaan. Sistem kapitalisme sebagai pondasi negara memandang bahwa penanaman karakter dan pendidikan pada anak adalah tanggung-jawab sekolah dan orang tua di rumah. Sehingga setiap aksi kebobrokan tingkah laku remaja, menunjukkan ketidakmampuan pendidikan di sekolah dan orang tua lah sebagai biang permasalahannya.

Sementara itu, kebijakan negara saat ini membuat individu bebas untuk memilih dan berbuat, akan tetapi tidak mampu menangani bayi yang lahir akibat keegoisan dan pelampiasan nafsunya. Negara pun mengatur dan menetapkan hukuman atas setiap kejahatan, namun tak pernah tuntas menyelesaikan permasalahan. Hilangnya nilai-nilai agama dari kehidupan, menyebabkan banyak nyawa luput dari kemuliaan. Karena mereka menganggap, agama akan menghambat segala aktivitas kehidupan.

Mengembalikan Kemuliaan Nyawa yang Berharga

Oleh karena itu, diperlukan tata aturan dan sistem yang tegas dan paripurna agar nyawa manusia kembali kepada kemuliaannya.

Nabi SAW bersabda :

لَزَوَالُ الدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ قَتْلِ مُؤْمِنٍ بِغَيْرِ حَقٍّ

“Hilangnya dunia, lebih ringan bagi Allah dibandingnya terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” (HR. Nasai 3987, Turmudzi 1455, dan dishahihkan al-Albani).

Begitu berharganya nyawa dalam Islam, sehingga penjagaannya adalah suatu hal yang wajib ditanamkan sejak dini. Pendidikan berkarakter yang membentuk kepribadian Islam akan mampu menyelamatkan remaja dari perilaku brutal. Islam mengharamkan setiap tindakan yang dapat merugikan bagi dirinya sendiri maupun orang lain, baik keluarga, teman, tetangga, atau orang yang tidak dikenalnya.

Pendidikan berbasis akidah adalah pondasi kokoh tumbuhnya budi pekerti yang luhur dan berkepribadian Islam. Akidah Islam adalah penjaga seseorang untuk takut berbuat dosa dan senantiasa berakhlak mulia. Karena akidah menghantarkan seseorang kepada keyakinan akan datangnya hari pembalasan setiap jengkal perbuatan yang dilakukan di dunia.

Dalam hal pergaulan, menerapkan akhlak mulia adalah wajib demi menjaga pergaulan menuju ke arah yang positif. Melakukan perzinahan, pergaulan tanpa batasan dalam bersosialisasi adalah suatu keharaman Sehingga terpeliharalah kehormatan diri dari segala hal yang akan merendahkan, merusak dan menjatuhkannya.

Sudah saatnya pondasi negara beralih kepada Islam. Karena hanya Syariat Islam, satu-satunya aturan dari Allah Swt yang mampu menjaga agama, nyawa dan harta  seluruh manusia baik muslim dan non muslim.

Wallaahu a’lam bish showab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 15

Comment here