Surat Pembaca

Mencampuradukkan antara Hak dan Batil

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Siva Saskia

wacana-edukasi.com– Beredar ceramah nyeleneh yang dilontarkan oleh pengasuh pondok Pesantren Cadangpinggan, Kabupaten Indramayu menuai berbagai tanggapan dari berbagai tokoh ulama. Bagaimana tidak, ucapan dari Buya Syakur itu bahwa Islam tidak sempurna dan mempertanyakan ucapan Laa Ilaha Illa Allah yang bisa membawa ke Surga adalah tidak masuk akal menurutnya. Berbagai tanggapan atas pernyataan nyeleneh itu pun bermunculan, Buya Syakur ini sesepuhnya liberal, memang biasa bicara agama dengan main akal-akalan dan lihai bermain retorika. Hati-hati jangan terkecoh, beliau cuma dijadikan pion dari program moderasi agama yang merupakan kelanjutan dari Islam Nusantara, katanya lewat akun Twitter, @abubakarsegaf dikutip Senin (01/11/2021).

Bila kita jeli, memang apa yang dilontarkan oleh Buya Syakur ada upaya mencampuradukkan antara yang hak dan yang batil. penderasan moderasi beragama yang digencarkan saat ini sejatinya adalah kelanjutan dari lslam nusantara. Begitu besar upaya kaum sekuler menjauhkan agama dari umatnya, berbagai label-label istilah pun senantiasa digencarkan ke tengah-tengah umat, dan ternyata istilah Moderasi agama ini banyak masyarakat yang terkecoh dan menerimanya. Padahal itu sebenarnya kelanjutan dari upaya-upaya sebelumnya dalam mengaburkan Islam kaffah agar umat jauh dari agamanya, kalau itu terjadi maka tentu saja akan terus meneguhkan ideologi demokrasi kapitalisme di negeri ini.
Seandainya buya syakur ini membaca bunyi ayat dalam Al Qur’an dengan teliti. Bukankah sudah jelas dalam firman Allah, “Pada hari ini telah Ku sempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS Al Maidah: 3). Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya pun menjelaskan yang dimaksud adalah Allah Swt telah menjadikan Islam sebagai agama yang sempurna.

Kesempurnaan Islam yang dibangun atas kalimat tauhid Laa Ilaha Illa Allah, Muhammad Rasulullah tercermin dari cakupan syariat Islam dan kemampuannya menyolusi berbagai persoalan kehidupan. Meliputi pengaturan akidah, ibadah, akhlak, makanan, pakaian, pendidikan, ekonomi, sosial kemasyarakatan, pemerintahan termasuk bentuk negara, bahkan mengatur politik luar negeri antar negara.

Berbagai ideologi yang pernah ada di dunia, hanya ideologi Islamlah yang mampu mengungguli dunia dan itu telah terbukti nyata mampu memecahkan berbagai problematika kehidupan dan mencapai puncak kejayaannya sampai berabad-abad lamanya, sementara ideologi lain bukan hanya tidak mampu menyelesaikan problem dunia, justru sebaliknya menimbulkan kerusakan yang luar biasa di berbagai aspek kehidupan. Seharusnya sadari, karut marutnya pengelolaan negeri ini, zalimnya penguasa hari ini, rusaknya akhlak generasi dan rapuhnya tatanan keluarga saat ini semua berpangkal pada penerapan ideologi kapitalisme demokrasi. Yang menjadi pertanyaan, atas dasar apa Buya Syakur mengatakan Islam bukan agama yang sempurna, aneh bukan?

Memang benar, dalam berIslam kita tidak cukup mengucapkan kalimat Laa Ilaha Illaallah di lisan saja. Namun, ada konsekuensi bagi seorang muslim untuk melaksanakan syariat Allah tanpa pilih dan pilah layaknya sajian prasmanan, yang suka diambil yang tidak suka diabaikan. Apa yang terpancar dari kalimat tersebut berarti seharusnya melaksanakan syariat Islam kaffah. Terlebih bagi seorang muslim yang ketika menutup akhir hidupnya dengan kalimat Laa Ilaha IllaAllah itu, semasa hidupnya menjalankan syariat Islam dan memperjuangkan tegaknya syariat Islam secara kafah, maka surga adalah tempa kembalinya.” Barangsiapa yang akhir perkataannya sebelum meninggal dunia adalah laa ilaha illallah, maka dia akan masuk surga.” (HR Abu Daud). Kalimat Laa Ilaha Illaallah bermakna bahwa La Mabuda Illa Allah, tidak ada yang patut diagungkan kecuali Allah Swt, Bentuk pengagungannya adalah dengan mengimani keberadaan Allah Swt, sebagai pencipta alam semesta (Al-Khalik) sekaligus sebagai pembuat aturan atau syariat (Al-Mudabbir).

Kemudian menerapkan seluruh aturan atau syariat Allah Swt tersebut tanpa pilih dan pilah,
Oleh karenanya, agar bisa menerapkan syariat Allah Swt di seluruh penjuru dunia, umat Islam membutuhkan sebuah institusi negara yang bias akita sebut dengan Khilafah. Pelaksanaan syariat Islam secara kafah di seluruh dunia oleh institusi Khilafah Islamiah inilah yang akan melahirkan persatuan. Sebab substansi dari khilafah adalah ukhuwah Islamiyah. Bukan hanya persatuan Indonesia tapi persatuan dunia dalam panji Laa Ilaha Illa Allah. Berharap persatuan antara hak (Islam) dan batil (agama dan ideologi lain) sesungguhnya bertentangan dengan nas Al-Qur’an. Bukankah Perintah Allah dalam Al Quran sudah begitu tegas bukan,
وَلَا تَلْبِسُوا۟ ٱلْحَقَّ بِٱلْبَٰطِلِ وَتَكْتُمُوا۟ ٱلْحَقَّ وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ “Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.(QS. Al -Baqarah: 42).
Wallahu ‘alam bishowwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 106

Comment here