wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kilang minyak PT Pertamina di Dumai, Riau, meledak. Ledakan tersebut mengakibatkan lima pekerja terkena dampak hingga dilarikan ke rumah sakit. Area Manager Comm Rel & CSR Kilang Dumai, Agustiawan memastikan jika api hanya berkobar 9 menit saja. Setelah itu, api dapat dijinakkan oleh tim internal PT Pertamina. “9 menit (api menyala),” ujar Agustiawan. Dikutip Detik.com, Minggu (02/04/2023)
Tentu saja ada empati dan simpati kepada korban yang terdampak. Ledakan di Pertamina ini mendatangkan pertanyaan tentang profesionalisme Pertamina dalam mengelola bisnis besar dengan keuntungan besar untuk negeri. Dalam kurun waktu 2 tahun, Pertamina mengalami 7 kali kebakaran. Pembenahan perusahaan sangat dibutuhkan. Jika betul budaya perusahaan yang salah, kemungkinan bisa jadi pada sumber daya manusianya termasuk jajaran petinggi perusahaan. Sungguh hal ini bukanlah persoalan yang enteng.
Dalam sistem demokrasi sekuler lazim adanya persekongkolan berbagai pihak demi menguntungkan diri sendiri atau kelompoknya. Konsep sekuler kapitalisme nyata tak mengenal pembagian kepemilikan. Semua yang memiliki modal, bebas menguasai apa saja. Termasuk sumber daya alam yang sejatinya milik rakyat. Individu lazim menggandeng pihak swasta untuk mengelolanya.
Praktek seperti itu wajar saja di negara sistem kapitalisme. Para pemilik modal swasta tersebut legal menguasai SDA lewat UU migas. Pada sistem demokrasi memperbolehkan manusia berdaulat atas hukum, merancang, merevisi, menghapus UU sesuai pesanan. Munculnya penyalahgunaan perusahaan milik negara untuk kepentingan pihak tertentu. Para pejabat saling menutupi kebrobrokan masing-masing, demi memelihara eksistensi kekuasaan mereka masing-masing pula.
Berbeda dalam Islam, negaralah mengatur seluruh persoalan umat termasuk dalam pengelolaan SDA dengan profesional, bertanggungjawab atas rakyatnya dan kepada Allah Swt. As Syari’ melalui lisan Rasulullah saw. kaum muslimin berserikat atas kekayaan alam. R asulullah saw. bersabda, “Kaum muslimin berserikat dalam tiga hal yaitu api, padang rumput, dan air.” (HR.Dawud).
Wallahu’alam bishawab!
Oleh: Eva Ariska Mansur (Anggota Ngaji Diksi Aceh)
Visits: 11
Comment here