Oleh : Wirda Ummu Afzan ( Anggota Ngaji Diksi Aceh)
wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) resmi memberikan perpanjangan waktu kepada PT Freeport Indonesia (PTFI) untuk mengekspor konsentrat tembaga sampai dengan Mei 2024 dari rencana sebelumnya yang akan disetop Juni 2023. Perpanjangan izin ekspor itu diberikan merespons proyek pembangunan fasilitas pemurnian smelter PTFI di Gresik, Jawa Timur yang juga molor hingga tahun depan dari target selesai Desember 2023.
Menteri ESDM, Arifin Tasrif menuturkan, pertimbangan pemerintah memperpanjang masa izin ekspor salah satunya karena progres pembangunan smelter yang sudah mencapai 61 persen. Perpanjangan izin itu juga telah diputuskan melalui rapat bersama Presiden Joko Widodo. Dikutip
Republika.co.id (28/04/2023)
Sebenarnya kebijakan yang diambil pemerintah untuk perpanjangan izin ekspor ini adalah suatu peluang yang besar bagi asing untuk menikmati hasil SDA umat muslim. Tentu saja dalam kebijakan ini ada kemamfaatan bagi penguasa yang meloloskan kebijakan.
Karena keberadaan Freeport di indonesia merupakan wujud penjajahan model baru ala ide kapitalisme yang di emban oleh pemilik modal. Akibat pengelolaan SDA berbasis kapitalisme tidak ada batasan lagi dalam pemilikan, selama ada modal dan kekuasaan siapapun bisa berkuasa. Maka wajar dalam demokrasi yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin menjerit.
Dalam Islam kekayaan alam dapat memberikan kemaslahatan yang sangat luar biasa kepada umat dan negara. Maka pemanfaatan barang publik wajib dengan izin dari Asy-Srari’ yakni Allah Swt kepada seluruh rakyat. Karenanya harta kepemilikan umum haram dimiliki individu, swasta, dan asing. Sebagaimana sabda Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, “Kaum muslim berserikat dalam tiga hal yakni air, padang rumput, dan api.”
Berdasarkan dalil ini, negaralah yang wajib mengelola seluruh SDA kita, termasuk Freeport, di mana seluruh hasilnya akan dikembalikan kepada rakyat untuk membiayai kepentingan hajat orang banyak. Wallahua’lam.
Visits: 9
Comment here