Opini

Islamofobia Tumbuh Subur di Negeri Sekuler

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Sri Mulyati (Mahasiswi)

wacana-edukasi.com, Propaganda yang diaruskan Barat dengan tema yang sama yaitu Islamofobia semakin lama semakin menjadi-jadi. Mereka yang terjebak dengan propaganda ini, semakin meyakini bahwa Islam tidak sebaik apa yang para ulama sampaikan. Mereka membenci bahkan mengutuk ajarannya sendiri. Inilah bahaya di balik arus Islamofobia.

Siapa sangka, masyarakat sekular saat ini justru memprovokasi muslim yang mengarah kepada tindak kekerasan. Salah satu upaya yang mereka lakukan ialah menghina Nabi Saw. dengan karikatur di saat pembelajaran berlangsung.

Dikutip Tempo.co. Seorang guru di Batley Grammar School, di West Yorkshire, Inggris. Diduga menampilkan karikatur Nabi Muhammad saw dengan memakai kartun yang di publikasikan majalah Charlie Hebdo. Tentu insiden ini memicu kemarahan warga muslim disana. Warga muslim disanapun menuntut agar guru tersebut di pecat, (Tempo.co, 28/03/2021)

Reaksi marah yang dilakukan umat muslim disana merupakan sesuatu yang timbul dari keimanan. Rasulullah saw yang agung tentu tidak sepantasnya digambarkan melalui kartun. Jelas, tindakan ini merupakan bentuk pelecehan terhadap Nabi saw sebagai utusan Allah Swt yang menyampaikan risalah-Nya.

Sepantasnya sekolah tersebut menyortir materi ajar agar tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan yang bersinggungan dengan keyakinan atau akidah seseorang. Pemilihan materi dan media pembelajaran yang tepat dan menerapkan nilai toleransi.

Perlu dipahami pula, bahwa Islamofobia ini merupakan buah busuk dari penerapan sistem kapitalisme. Dimana, sistem ini menghendaki adanya kebebasan berpendapat dan berekspresi. Adanya kebebasan inilah menjadikan mereka para pembenci Islam dengan bebas melakukan aksinya. Membuat stigma negatif tentang Islam, tokoh dan ajarannya.

Jika kita melihat sirah Rasulullah Saw., saat rasul masih hidup, mereka para pembenci Islam sering melakukan aksi maupun ucapan-ucapan ketidaksukaan mereka terhadap Rasulullah Saw. Mereka menuduh rasul sebagai orang gila, ahli sihir, dukun dan sebagainya. Sampai saat ini kebencian mereka diturunkan kepada anak cucunya yang kian membara. Hal ini di jelaskan oleh Allah Swt melalui firman-Nya dalam Qs.Al-Baraqarah [2]: 2
ولن ترضی عنك اليود ولن النصری حت ملتھم
Dan orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka” (Qs.Al-Baqarah [2]: 2)

Islamofobia yang mengandung arti menebar ketakutan haruslah segera dihentikan. Agar kejadian serupa tidak berulang. Islamofobia yang lahir dari sekularisme yakni pemisahan antara agama dari kehidupan sebagai jiwa dari Ideologi kapitalisme.

Islamofobia dapat dihentikan dengan cara menerapkan Islam secara kaffah dalam kehidupan. Dimana, dalam Islam apabila ada seseorang atau sekelompok orang melakukan hal serupa akan diberikan sanksi. Sebagai akibat perbuatannya.

Hal ini seperti yang dilakukan Sultan Abdul Hamid pada masa kekhilafahan Turki Utsmani dengan tegas memberhentikan pertunjukan yang didalamnya terdapat karikatur Rasulullah saw di Prancis. Pelakunyapun segera diadili dengan memberikan sanksi yang tegas. Karena telah melanggar hukum.

Dari sini nampak terlihat, Islam memiliki taring ketika peraturannya ditetapkan dalam institusi negara. Berbeda dengan hari ini, kita hanya dapat mengecam dan marah. Tanpa dapat menyelesaikan masalah hingga keakar-akarnya. Tidak hanya penerapan hukum yang adil. Islampun memiliki nilai toleransi yang tinggi antar umat beragama. Mereka dibiarkan bebas menganut kepercayaan yang mereka yakini. Tidak ada paksaan dalam memeluk agama Islam.

Masyarakat nonmuslim dilayani dengan sepenuh hati dalam pemenuhan hajat hidup. Seperti, kesehatan pendidikan, ekonomi, keamaan juga keselamatan nyawa mereka. Keharmonisan kehidupan antar umat beragama terjalin dengan baik. Semua itu dapat kita capai tatkala negara menerapkan aturan Islam dalam kehidupan.

Wallahu a´lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 0

Comment here