Opini

Ironi, Kampanye Pro Israel Terselubung

Bagikan di media sosialmu

Kampanye Pro-Israel yang Terselubung, Umat Jangan Mau Dibodohi

Oleh. Ummu Faiha Hasna (Pena Muslimah Cilacap)

Hari ini umat Muslim jangan mau dibodohi. Karena Pemerintah Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dilaporkan telah membayar sejumlah influencer atau pesohor media sosial Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kampanye pro-Israel yang terselubung. Informasi ini terungkap dalam dokumen terbaru yang diajukan ke Kementerian Kehakiman AS, sebagaimana dilansir The Jerusalem Post, Rabu (1/10/2025).

Kampanye tersebut diberi nama Esther Project dan dikelola oleh firma Bridges Partners LLC, yang didirikan pada Juni 2025 di Delaware oleh konsultan Israel, Uri Steinberg dan Yair Levi.

Bridges Partners dilaporkan menerima kontrak yang diproyeksikan mencapai 900.000 dollar AS atau sekitar Rp 14 miliar dalam beberapa bulan.

Setiap influencer menerima bayaran fantastis mencapai 7000 US dollar atau sekitar 116, 2 juta per postingan propaganda Israel. (Kompas, 3/10/2025)

Netanyahu sendiri secara terbuka mengakui pentingnya “perang informasi dalam mempertahankan citra Zionis di mata dunia. Ia menilai para influencer memiliki peran strategis dalam membentuk opini publik internasional yang lebih simpatik terhadap Israel.

Sementara itu di negara mayoritas Muslim seperti Indonesia, sejumlah perusahaan yang terafiliasi dengan Zionis juga menggunakan berbagai strategi untuk melemahkan berbagai boikot produk pro Zionis yang semakin meluas. Mereka aktif mendekati komunitas Muslim dengan berbagai cara agar produk mereka tidak lagi menjadi sasaran boikot.

Salah satu strategi yang menonjol adalah dengan menyalurkan donasi bertema “Peduli Palestina”melalui program tanggungjawab sosial/corporate social responsibility atau CSR.

Fenomena dibayarnya para influencer dunia untuk menyebarkan narasi pro-Zionis menunjukkan bahwa Zionis sangat takut pada kebenaran. Mereka menyadari bahwa dukungan publik global terhadap Palestina semakin menguat, terutama setelah berbagai kekejaman terekspos di media sosial. Karena itu lah mereka berusaha mengendalikan opini publik denan cara yang licik yakni membayar para pesohor digital agar dunia berpihak pada narasi palsu yang mereka bangun. Di sisi lain, hal ini juga memperlihatkan wajah asli sistem kapitalisme dimana opini publik dapat dibeli oleh siapa pun yang memiliki uang.

Dalam sistem kapitalisme saat ini, media dan influencer tidak lagi menjadi corong kebenaran melainkan alat propaganda yang tunduk pada kepentingan financial.Nilai moral dan kemanusiaan dikalahkan oleh transaksi ekonomi. Ironisnya praktek semacam ini justru mendapat dukungan penuh dari AS. Negara yang kerap Mengklaim diri sebagai pembela demokrasi dan hak asasi manusia.

Amerika Serikat bukan hanya menjadi sponsor utama Zionis dalam bentuk dana dan senjata. Tetapi juga memberikan dukungan politik tanpa batas di berbagai forum internasional. Namun yang lebih menyedihkan para penguasa di negeri-negeri Arab dan Muslim memilih diam, bahkan ada yang ikut menguatkan narasi bohong Zionis deni menjaga hubungan politik dan ekonomi mereka dengan Barat.

Semua ini menegaskan bahwa persoalan Palestina bukan sekadar konflik wilayah melainkan benturan akan kebenaran dan kebatilan. Antara keberanian menegakkan prinsip Islam dengan ketundukan terhadap sistem Kapitalisme global yang dikuasai oleh kekuatan zionis dan sekutunya.

Kenyataan inilah yang
menunjukkan betapa umat membutuhkan sistem yang mampu melindungi kebenaran dari manipulasi dan kebohongan musuh. Ketik penguasa hari ini bungkam atau bahkan tunduk pada tekanan penjajah opini publik umat pun menjadi lemah dan mudah diarahkan oleh narasi buatan musuh.

Karena itu hanya dengan kembali pada aturan Islam sebagai sistem kehidupan opini publik dapat dikembangkan pada porosnya. Yakni berpihak kepada kebenaran, membela kaum tertindas, dan menentang segala bentuk kezaliman.

Dalam pandangan Islam, opini publik bukanlah komoditas yang bisa dibeli atau dikendalikan oleh kekuatan uang dan kepentingan penjajah, melainkan amanah besar yang harus dijaga agar senantiasa berpihak pada kebenaran (Al-haq).

Opini publik yang benar akan menjadi benteng umat dari propaganda dan dari tipu daya musuh.

Oleh karena itu, dalam sistem Islam yakni Daulah, media dan Para influencer tidak diarahkan untuk membentuk citra atau kepentingan ekonomi semata, tetapi untuk menyeru kepada kebenaran, membongkar kebohongan musuh, dan membela kaum muslimin di seluruh dunia.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa di antara kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya. Jika tidak mampu, maka dengan lisannnya, dan jika tidak mampu maka dengan hatinya. Dan Itu selama-lemahnya iman. ” (HR. muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa menyuarakan kebenaran dan melawan kebatilan adalah kewajiban seorang Muslim, termasuk melalui media dan ruang publik. Dalam sistem Islam opini publik dibangun berdasarkan akidah Islam. Sehingga setiap pemberitaan, narasi dan konten diarahkan untuk memperkuat kesadaran umat terhadap hakikat perjuangan, menjelaskan makar musuh, dan menyeru pad persatuan umat di bawah kepemimpinan Islam.

Allah Suhbanahu wata’ala berfirman: “Dan tolong menolong lah kamu dalam mengerjakan kebaikan dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam membuat dosa dan permusuhan.” (QS. Al-Ma’idah ayat 2).

Maka, melawan narasi batil Zionis bukan sekadar soal Informasi, tetapi bagian dari perang pemikiran untuk menegakkan kebenaran, dan menghancurkan kebohongan penjajahan.

Hanya dengan dakwah Ideologis dan kesatuan umat di bawah satu kepemimpinan Islam lah, opini publik dapat kembali diarahkan pada kebenaran yang hakiki. Di bawah kepemimpinan yakni Daulah, Jihad fii sabilillah, dengan kekuatan yang menggentarkan musuh-musuh Allah dapat terlaksana.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 8

Comment here