Remaja

Hikmah di Balik Ujian Hidup

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nur Hayati (Mahasiswa Al Hikmah Surabaya, Aktivs Dakwah Remaja)

wacana-edukasi.com– Guys, siapa nih yang hidupnya bebas dari segala bentuk ujian hidup? Hm, pastinya tidak ada ya. Karena, semua orang pasti pernah merasakannya. Mulai dari pahitnya ujian hingga merasakan manisnya ujian. Seakan-akan, ujian senantiasa hadir dalam sendi kehidupan kita. Maa Syaa Allah, ternyata ujian tidak selalu di sekolah ya, Guys. Namun, kehidupan yang kita jalani saat ini tak lepas dari yang namanya ujian.

Hadirnya ujian di kehidupan setiap orang merupakan sunnatullah, Guys. Ujian hidup yang melanda bisa berupa musibah atau cobaan. Bentuknya pun sangat beragam. Ada yang tampak jelas sebagai ujian, tetapi ada juga yang tidak tampak sebagai ujian. Ada yang tampak formal, tetapi ada juga yang informal. Ada yang berupa penderitaan, tetapi ada juga yang berupa kesenangan. Ada yang ringan tetapi ada juga yang berat. Ada yang menimpa secara pribadi, tetapi ada juga yang menimpa secara kolektif, dan sebagainya.

Disamping itu, Guys. Beragam pula lo penyikapan seseorang ketika menghadapi suatu permasalahan hidupnya. Ada yang menghadapinya dengan sabar dan tegar. Bahkan, tak sedikit orang yang menghadapinya sampai dirinya menjadi stres dan trauma. Merasa tidak kuat dengan ujian yang bertubi-tubi, banyak yang akhirnya merasa ingin mati. Parahnya, ada yang langsung mengeksekusi keinginannya tersebut. Ada juga yang takut dosa, tetapi masih ingin mati. Tsumma na’udzubillah.

Ternyata, ujian ini memang sangat memengaruhi psikis seseorang ya, Guys. Jiwa atau psikis yang lemah akan memungkinkan pribadi tersebut tidak kuat menghadapi ujian. Orang yang mempunyai jiwa lemah. Dalam artian, tidak tegar atau mudah menyerah dalam menghadapi ujian. Hal ini, disebabkan karena tidak paham akan esensi ujian itu sendiri. Menganggap bahwa ujian yang menimpa kepadanya adalah suatu beban tambahan. Entah membebani pikirannya, batinnya, fisiknya hingga segalanya yang berkaitan dengan masalah yang sedang dihadapinya tersebut.

Sebuah hal yang lumrah, ketika tak sedikit orang memiliki mentalitas tersebut. Mentalitas yang demikian, merupakan hasil potret dari sistem yang diterapkan hari ini dalam kehidupan kita. Yakni, sistem Kapitalisme-Sekuleris membuat kita tidak paham akan esensi ujian.

Dimana, Kapitalisme menganggap bahwa kebahagiaan itu hanya sekedar materi. Sehingga, ingin mati kalau sudah tidak ada harapan dari segi materi. Sementara, asas dari Kapitalisme adalah sekulerisme yaitu pemisahan agama dari kehidupan. Agama hanya cukup digunakan sebagai ritual ibadah saja. Akibatnya, orang-orang muslim merasa tidak butuh belajar islam kaffah. Akhirnya, individunya bermental lemah dan masyarakat pun minim akan pemberian support kepada saudaranya yang lain. Astaghfirullah.

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, ya Guys. Bahwa ujian yang silih berganti merupakan sunnatullah. Jadi, selama kita hidup, selama itu pula ujian akan terus berdatangan menghampiri kita. Kalau tidak hidup, ya tidak diuji. Nah, kalau sudah mati, baru deh bebas dari ujian. Eits, bukan saatnya ujian lagi, tapi saatnya Allah membalas semua perbuatan kita. Jika taat akan diganjar surga. Dan jika tidak taat, akan diganjar neraka. Na’udzubillah

So, mumpung masih hidup, yuk manfaatkan dengan sebaik mungkin! Perbanyaklah beramal shalih! Tegarlah dalam menghadapi ujian hidup! Selesaikan dengan solusi Islam, ya Guys! Jangan malah mengambil jalan pintas dengan cara berpaling dari Allah. Ujian itu bukan dihindari. Tetapi harus dihadapi dan ditaklukkan, Guys!

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman, “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar,” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 155)

Maa Syaa Allah. Dalam firman tersebut, Allah memberikan kabar gembira khusus buat orang-orang yang bersabar. Dengan bersabar, ujian yang kita hadapi bakal menaikkan derajat kita di sisi Allah. Meski sebenarnya agak susah dalam menghadapinya.

Eh tapi, tahu tidak, Guys? Allah memberikan ujian kepada hambanya, karena yakin bahwa hambanya pasti kuat dan bisa melewatinya. Seperti dalam QS. Al-Baqarah ayat 286, Allah berfirman: “Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” Nah, jadi Allah itu memberikan ujian sesuai kadar kemampuan hamba-Nya. Yang tentunya, sang hamba pasti mampu menghadapi segala rintangannya.

Sadarilah! Hadapi ujian demi ujian itu! Dan jangan pernah berlari dari ujian! Sebab, ujian akan mengangkat derajat kita dan menghapus dosa-dosa kita. Rasulullah SAW. bersabda di dalam hadits riwayat Tirmidzi, “Ujian yang tiada henti-hentinya menimpa kaum mukminin baik laki-laki maupun perempuan, yang menimpa dirinya, hartanya, anaknya. Tetapi mereka tetap bersabar, maka dia akan menemui Allah dalam keadaan tidak berdosa,” Subhaanallah… Bikin kita gemetar dan baper ya, Guys!

Yang harus kita pahami banget nih, Guys. Bahwa ujian yang diberikan oleh Allah kepada kita tidak melulu hal yang buruk untuk kita. Setiap ujian pasti ada hikmah yang bisa kita petik. Jangan iri dan minder dengan orang lain yang terlihat seperti tidak sedang menghadapi masalah. Dalam artian, kehidupannya penuh dengan kebahagiaan dan kesenangan. Padahal, bisa jadi kenikmatan berlimpah yang didapatkannya tersebut merupakan istidraj. Dimana, istidraj ialah azab yang berupa kenikmatan yang diberikan kepada orang yang sering melalaikan ibadah dan tenang dalam maksiatnya. Astaghfirullahal ‘Adzim.

So, supaya kita memiliki mentalitas yang kuat non kaleng-kaleng dan tegar menghadapi ujian, maka kita butuh mengkaji Islam kaffah, Guys. Dengan serius dan istiqomah. Sehingga kita akan paham betul, kalau ujian adalah bagian dari qadha Allah, yang tidak akan dihisab. Namun, yang dihisab adalah penyikapan kita yang harus tetap sabar dalam berpegang teguh pada syariat.

Karena kita sudah paham tentang esensi ujian, maka tugas selanjutnya adalah menyelamatkan teman-teman kita yang lain. Dengan cara mendakwahkan Islam Kaffah pada mereka. Selalu menyemangati dan memberikan solusi untuk kembali bangkit.
Ganbate Kudase, Guys!

Wallahu A’lam Bishshowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 323

Comment here