Opini

Berulang, Momen Ibadah Sakral Dijadikan Konten

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mita Octaviani S.Pd

wacana-edukasi.com– Siapa yang tak ingin memijakkan kakinya ke tanah suci dan memanjatkan doa dengan penuh rasa haru dan syukur. Namun momen sakral tersebut malah dijadikan bahan candaan oleh segelintir orang yang entah tak takut akan dosa dan azab dari Allah Swt.

Lagi-lagi terus berulang penistaan terhadap agama Islam, yakni dilakukan oleh seorang wanita tomboy yang menyamar sebagai pria ketika melakukan ibadah umrah di tanah suci. Melansir dari berita SuaraJabar.id tersebar video yang mengabadikan momen saat ibadah umrah atau haji sebenarnya bukan lagi hal asing. Namun video viral yang berasal dari seorang jemaah umrah asal Malaysia sukses memancing amarah warganet. Dipantau SuaraJabar.id di akun Twitter @Askrlfess, video tersebut tampak berdurasi 17 detik. Sekilas tampak tidak ada yang aneh pada video, hanya memperlihatkan seseorang berkacamata dengan pakaian ihram dan sedang berada di depan Kabah. Namun video ini membuat geram publik karena terungkap tokoh utama video tersebut adalah seorang wanita yang berpura-pura menjadi pria.

Terlihat ia memiliki potongan rambut pendek menyerupai seorang laki-laki. Tak hanya itu, ia juga memakai pakaian ihram yang semestinya hanya dikenakan oleh jamaah laki-laki.

Komentar dari warganet, “Nemu ini dari search bar masih berita baru. Dia orang Malaysia cewek tapi pas umroh malah pake ihram yang harusnya untuk laki-laki. gilaa kaya nggak ada beban dosa pas ngambil video ini,” tulis pengirim menfess anonim tersebut, dikutip pada Minggu (14/8/2022).

Diketahui bahwa sosok tersebut merupakan wanita dilihat dari unggahan netizen dari sebuah pasport atas nama Nur Syazwani Binti Mohamad Resad, yang menjelaskan bahwa sosok yang nampak adalah wanita.

Usai video ini viral, Menteri Departemen Perdana Menteri (Urusan Agama) Malaysia, Datuk Idris Ahmad akan menindak tegas orang tersebut.
“Saya prihatin dengan tuduhan yang telah menyebar, tentang seorang wanita melakukan umrah tetapi mengenakan ihram seorang pria. Masalah ini menyangkut hukum negara, tindakan tegas akan diambil,” ucapnya.

Pihaknya pun sudah menghubungi Kementrian Dalam Negeri (KDN) untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut. (*)

Pengunggah menduga, wanita tomboy itu sengaja melakukan hal itu untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa dia adalah laki-laki.

Seakan tak ada habisnya tindakan para penista agama Islam membuat geger dan geram kaum muslim. Perbuatan tersebut dilakukan seakan tidak ada rasa takut akan dosa kepada Allah Swt. Tak habis pikir ketika agama terus menerus dijadikan olok-olok dan candaan. Momen ibadah yang sakral pun dijadikan untuk pemenuhan ego belaka dan konten sosial demi meraih cuan atau simpati duniawi.

Mengapa terus berulang penistaan dan agama dijadikan olok-olok?

Pertama, Adanya pemisahan agama dengan kehidupan atau sekulerisme, sehingga manusia menjalankan kehidupannya tidak ingin diatur langsung oleh aturan dari sang Khalik.

Kedua, Tidak ada nya hukuman yang memberikan efek jera bagi para pelaku penista agama, sehingga kian hari makin banyak pelaku penistaan agama yang melenggang bebas.

Ketiga, Tidak ada nya peran Negara yang mengatur dengan ketat segala tingkah laku masyarakatnya secara menyeluruh (dengan syariat Islam)

Keempat, Demi meraih cuan, kesenangan duniawi, dan keuntungan duniawi para penista menghalalkan berbagai untuk mendapatkan tujuan, yakni tak jauh dari nilai materi yang sangat erat dengan pemahaman kapitalisme.

Islam melarang menyerupai

Rasulullah SAW bersabda, “Allah melaknat para perempuan yang menyerupai laki-laki, dan para lelaki yang menyerupai perempuan.”
Dalam hadis lain disebutkan, “Allah melaknat perempuan yang mengenakan pakaian laki-laki dan laki-laki yang mengenakan pakaian perempuan.”

Larangan tersebut tak hanya berkaitan dengan persoalan busana, melainkan juga cara berjalan dan berbicara. Pada dasarnya setiap manusia diciptakan dalam kondisi yang sempurna.

Allah SWT berfirman:

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

“Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya” (QS at-Tin [95]:4).

Maknanya, bagaimana kondisi manusia diciptakan hakikatnya adalah bentuk yang paling baik menurut Allah SWT. Jika Yang Maha Pencipta berfirman demikian, maka kita sebagai makhluk sungguh tak elok mencap wujud diri kita belumlah sempurna dan pantas diubah-ubah.

Allah Ta’ala juga menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai pasangan yang saling melengkapi. Keduanya ada perbedaan fisik, psikis dan pemikiran sehingga bisa saling melengkapi.

Ingatlah firman-Nya dalam surah al-Hujurat:13

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْا ۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ

“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal…” (QS Al-Hujurat:13)

Sehingga bisa dikatakan, penciptaan laki-laki dan perempuan adalah sebuah fitrah yang tidak bisa diubah. Soal mengubah ciptaan Allah ini, Nabi SAW dengan sangat tegas melarangnya.

Nabi SAW bersabda, “Allah SWT melaknat wanita-wanita yang membuat tato, meminta ditato, mencabuti alis dan memperbaiki susunan giginya untuk mempercantik diri, yang telah merubah ciptaan Allah” (HR Bukhari dan Muslim).

Soal lelaki yang berpenampilan dan berperilaku menyerupai wanita dan sebaliknya, ulama sepakat jika hukumnya adalah haram. Imam adz-Dzahabi dalam kitabnya, Al-Kabair, menggolongkan perkara ini sebagai salah satu dosa besar. Hukumannya pun sangat keras yakni akan mendatangkan laknat dari Allah SWT dan Rasulullah SAW, seperti telah dijelaskan dalam hadis sebelumnya.

Wallahu’alam bishowab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 84

Comment here