Tsaqofah Islam

Tidak Ada Keraguan pada Al-Qur’an

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Atik Setyawati

wacana-edukasi.com–Sangat disayangkan ketika kita menjumpai ada seorang yang mengaku muslim tetapi meragukan kebenaran dari kitab sucinya, yaitu Al-Quran. Padahal Allah SWT telah berfirman dalam Surat Al-Baqarah ayat 2 yang artinya:

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”(TQS AlBaqarah:2)

Berdasarkan ayat tersebut jelas bahwa Al-Quran tidak memiliki keraguan. Al-Quran sebagai petunjuk bagi siapa yang bertakwa.

Al-Quran adalah hudalinnas, petunjuk bagi manusia. Siapa yang mengikuti petunjuk dalam Al-Quran, insyaallah, akan selamat dunia dan akhirat. Mengimaninya merupakan rukun Iman yang ketiga. Setiap mukmin pasti mempercayai dan meyakininya. Tidak ada sedikitpun keraguan padanya. Mukmin yang mutaqim pasti 100% mempercayainya. Tidak ada keberanian meragukan kebenaran Al-Quran. Takut jika ada keraguan karena Allah akan meninggalkannya.

Jika ada seorang muslim meragukan kebenaran dari Al-Quran walaupun hanya satu ayat saja, maka dipertanyakan keimanannya. Mengapa? Karena mengimani Al-Quran harus utuh 100% tidak boleh kurang.
Bagaimana mengimani Al-Quran? Berawal dari sebuah keyakinan bahwa Al-Quran memang bukan buatan orang Arab, meskipun Al-Quran berbahasa Arab.

Ada tiga pertanyaan kemungkinan Al-Quran, yaitu:
1. Apakah Al-Quran buatan orang Arab?
2. Apakah Al-Quran karangan Nabi Muhammad SAW?
3. Apakah Al-Quran adalah Kalamullah?

Pertanyaan pertama mungkin saja karena Al-Quran berbahasa Arab. Tetapi ternyata tidak ada satu pun orang Arab yang dapat membuat satu ayat untuk menyaingi Al-Quran.

Pertanyaan kedua bahwa Al-Quran karangan Nabi Muhammad SAW karena yang membawa dan mendakwahkannya adalah Nabi Muhammad SAW. Ternyata, Al-Quran juga bukan karangan Nabi Muhammad SAW. Jika karangan Nabi Muhammad SAW berarti ada orang Arab yang dapat membuatnya karena Beliau adalah salah seorang dari bangsa Arab. Kenyataannya, gaya bahasa Al-Quran berbeda dengan gaya bahasa hadis. Jelaslah bahwa Al-Quran juga bukan karangan Nabi Muhammad SAW.

Berarti tinggal kemungkinan ketiga, yaitu: Al-Quran adalah kalamullah. Al-Quran semata-mata wahyu dari Allah SWT. Al-Quran diturunkan oleh Allah melalui perantaraan malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad SAW.

Secara aqliyah terbukti bahwa Al-Quran memang kalamullah, tidak ada keraguan di dalamnya. Apa yang diberitakan oleh Al-Quran adalah kebenaran meskipun kita belum menjumpainya. Misalnya, perkara yang ghaib: malaikat, jin, setan, berita tentang adanya hari kiamat, padang mahsyar, hari berbangkit, hari perhitungan (penghisaban), surga dan neraka. Semua itu adalah benar dan sebagai mukmin kita meyakininya.

Orang-orang yang meyakini adanya hari akhirat maka ia akan menjalani hidup dengan berhati-hati. Ia akan selalu berusaha sekuat tenaga melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya. Setiap amal yang dilakukan akan diperhitungkan, dihisabnya sebelum datang yaumul hisab. Akan diperhitungkan prioritas dalam beraktivitas, apakah perbuatan yang ia lakukan bernilai wajib, sunah, ataukah mubah. Sekuat tenaga akan menghindari perkara makruh apalagi haram. Perkara mubah yang dilakukan pun yang akan mendukung terlaksananya perbuatan wajib. Tidak ada waktu baginya untuk melaksanakan kemubahan yang tidak ada manfaatnya. Karena memang aktivitas mubah yang dilihat adalah manfaat ataukah mudharatnya. Sehingga, aktivitas sehari-hari berkisar wajib, sunah dan sedikit yang mubah. Perkara wajib, misalnya: salat lima waktu disertai salat sunnah, taat pada suami, menuntut ilmu, berdakwah, dan sebagainya. Aktivitas wajib menjadi aktivitas keseharian. Amalan sunnah mengiringi amalan wajib. Meninggalkan amal yang makruh apalagi haram. Ini semata-mata karena mengimani Al-Quran dan hari akhir.

Akhirnya, sebagai seorang yang mengaku beriman, tentu akan selalu berusaha untuk terus meyakini Al-Quran. Mempercayai semua kabar, cerita, berita yang tertuang dalam Al-Quran. Wallahu’alam bishshawwab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 297

Comment here