Surat Pembaca

Peran Strategis Negara Hadapi Mutasi Virus Corona

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com, Pandemi Covid-19 belum usai, Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil mengumumkan dua warga Kabupaten Karawang positif virus Corona varian baru B117. Epidemiolog Griffith University, Australia, Dicky Budiman, menyebut ancaman virus Corona B117 ini cukup serius. Strain baru virus yang muncul pertama kali di Inggris pada November 2020 lalu, kini sudah masuk ke Indonesia. Sayangnya, presiden Joko Widodo mengatakan virus ini tidak lebih berbahaya daripada Covid-19. Sehingga masyarakat tidak perlu khawatir. Padahal epidemiolog tersebut mengatakan jika B117 ini 30% lebih mematikan dibanding virus sebelumnya.

Di Negara-negara lain, varian baru Covid-19 terus bermunculan. Seperti varian yang memicu lonjakan kasus di wilayah Amazon Brasil muncul di Minnesota. Kemudian varian virus corona yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan sudah muncul di Carolina Selatan dan Maryland. Bagaimanapun semua jens virus, termasuk corona SARS-Cov-2 selalu berubah dan berkembang. Ditambah lagi, penyebaran virus yang tidak terkendali di seluruh dunia membuat virus memiliki banyak kesempatan untuk terus bermutasi.

Sejak awal munculnya virus ini, upaya penanggulangan pemerintah terkesan lamban. Ketika berbagai negara telah melakukan lockdown, Indonesia malah terkesan santai saja bahkan dibuat guyonan. Seperti ‘anggap saja corona istri sendiri’, ‘orang Indonesia kuat-kuat karena suka makan nasi kucing’, dan sebagainya. Hingga ‘menghilangnya’ menteri kesehatan di hadapan publik. Semakin tinggi laju penyebaran Covid-19, pemerintah baru melakukan PSBB untuk beberapa daerah. Di saat kurva belum menunjukkan tanda-tanda melandai, pemerintah mengumumkan “New Normal” untuk memulihkan ekonomi yang semakin lesu.

Ketika berbagai pihak terus melakukan edukasi dan penerapan protokol kesehatan, terlepas dari adanya elemen masyarakat yang belum sadar. Peran strategis negara begitu penting untuk mengakhiri pandemic ini dengan segera. Diantaranya 3T (testing, tracing, treatment), tidak cukup hanya mengandalkan 3M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan). Itu kewajiban warga negara. Jika Negara tidak serius untuk segera mengakhiri pandemic, hingga 5 tahun kedepan pun belum tentu pandemi usai.

Tidak harus menunggu Khilafah tegak untuk mendengarkan ilmuwan. Tapi jika memang landasan negaranya aqidah Islam, akan nada nilai tambahnya. Bukan hanya kemanusiaan, tapi juga pahala atas ketaatan pada syariat.

Fida H. Nudiya
Kota Yogyakarta

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here