Oleh: Raodah Fitriah, S.P (Aktivis Dakwah)
Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Menteri Sosial RI, Saifullah Yusuf, melakukan peninjauan proses penjaringan calon siswa Sekolah Rakyat di Kelurahan Krandegan, Kecamatan Banjarnegara. Hal ini karena pemerintah terus berupaya untuk memutus angka putus sekolah bagi keluarga miskin dan miskin ekstrem (Detik.co, 28/05/2025).
Gebrakan Pendidikan Indonesia?
Sejak kemerdekaan hingga kini, dunia pendidikan di Indonesia terasa masih sangat problematik dan sangat mengkhawatirkan. Bagaimana tidak, berdasarkan data dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasemen) ada 3,9 juta anak tak bersekolah dengan rincian sebanyak 881.168 putus sekolah, 1.027.014 anak yang sudah lulus dan memilih tidak melanjutkan sekolah serta sebanyak 2.077.596 anak yang belum pernah sekolah. (Tempo.co, 19/05/2025).
Untuk mengupayakan pelayanan pendidikan yang merata, pemerintah terus berupaya untuk memutus angka putus sekolah dengan membangun Sekolah Rakyat, yang bertujuan untuk memudahkan akses pendidikan berkualitas untuk anak-anak dari keluarga miskin maupun yang miskin ekstrem. Sekolah ini berkonsep boarding school mulai dari jenjang SD hingga SMA. Siswa akan mendapatkan pelayanan terbaik seperti tempat tinggal juga makanan dan belajar gratis.
Untuk memenuhi itu semua, maka anggaran yang dibutuhkan sangatlah banyak. Dilansir dari Fajar.co, 23/05/2025, diperkirakan program ini membutuhkan dana sebesar 2,3 triliun untuk tahun ajaran 2025-2026. Angka tersebut mencakup pembiayaan pembangunan infrastruktur, operasional sekolah hingga logistik untuk siswa.
Pendidikan Di Era Kapitalisme
Jika ditarik benang merahnya, berbagai problem pendidikan yang disebutkan di atas berasal dari satu sumber yakni faktor ekonomi. Faktor ini menjadi faktor puncak dari segala permasalahan yang dihadapi manusia dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk urusan pendidikan. Padahal pendidikan adalah hak setiap warga negara, sekaligus kebutuhan dasar yang harus dipenuhi dengan optimal demi kesejahteraan seseorang. Selama ini pemerintah telah berupaya melakukan perbaikan melalui dana BOS dan KIP, tapi belum mampu menyejahterakan anak-anak miskin. palagi sekolah rakyat yang benar-benar pembangunannya mulai dari nol.
Segala program yang dihadirkan hanya menjadi bantalan ekonomi keluarga miskin. Dalam mengaksesnya pun tidak bisa diakses oleh seluruh rakyat dan menjadi komoditas yang mahal. Untuk menutupi kegagalan intervensi pendidikan ala sistem kapitalisme presiden Prabowo menggagas Sekolah Rakyat.
Kebijakan ini seolah dinarasikan untuk pemerataan pendidikan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sejatinya program ini hanyalah program populis yang sedikit pun tidak menyentuh akar permasalahan sesungguhnya, bahkan hanya tambal sulam dalam kapitalisme. Bukan memperbaiki sistem pendidikan yang sudah ada, malah membuat gebrakan baru yang membuat pengeluaran bidang pendidikan makin banyak.
Pendidikan Dalam Pandangan Islam
Dalam pandangan Islam, pendidikan adalah hak dasar anak bahkan hak-hak syar’i warga negara seperti halnya kesehatan dan keamanan. Negara bertanggungjawab langsung sebagai penyelenggara sekaligus memenuhi pembiayaan dari baitulmal, dalam pemenuhan seluruh kebutuhan dasar publik. Tidak ada perbedaan yang dirasakan anak kurang mampu dan anak orang kaya baik di kota maupun daerah pinggiran yang jauh dari pusat kota terkait akses pendidikan.
Dalam Islam, posisi pendidikan bukan untuk menyelesaikan ekonomi negara. Penerapan sistem ekonomi Islam justru sebagai supra struktur dan menyokong sistem pendidikan. Islam juga memandang pendidikan bukan hanya untuk mencetak generasi subyek peradaban, akan tetapi merupakan hak utama bagi generasi yang wajib diberikan oleh negara.
Pendidikan Islam diselenggarakan hanya untuk mencetak generasi bersyakhshiyah (berkepribadian) Islam, agar mampu menguasai ilmu terapan serta menyiapkan generasi untuk memperjuangkan peradaban Islam dan siap berdakwah dan berjihad ke seluruh penjuru dunia. Masyarakat internasional akan menjadi mercusuar dan berkiblat pada Islam.
Hanya dalam rahim Islam, generasi muslim akan terbentuk sebagai penjaga dan pembentuk peradaban Islam yang mulia. Sejarah mencatat berbagai macam kecanggihan teknologi yang ada hari ini, diciptakan oleh generasi muslim yang mana saat ini berusaha dihilangkan oleh kafir Barat untuk menguburkan kegemilangan Islam. [WE/IK].
Views: 8
Comment here