Puisi

Nestapa Dunia tanpa Khilafah 1924

blank
Bagikan di media sosialmu

 

Oleh: Hamsina Halisi Alfatih

Nestapa kelam berawan hitam
Kala dunia dirundung kabut malam

Terdengar jeritan wanita tua di ujung malam
Saat dentingan bergemuruh dan malam semakin suram

Terpaku daku menatap lautan darah
Melihat tangisan si mungil terduduk dalam pasrah

Geram daku, berkecamuk batin dan meronta
Kala kudapati pecundang-pecundang dengan tawanya

Duniaku, duniamu, dunia kita, tengah dicabik-cabik
Tersebab, kini sang perisai umat sedang tak membersamai

100 tahun menanti dalam pedih
100 tahun tersiksa dengan keluh
100 tahun tersayat dalam kekejaman
100 tahun sudah tumpahan air mata dan darah menjadi elegi yang tak berkesudahan

Khilafah di ujung jalan, ingin kusambut dirimu dengan pekikan takbir
Ingin kuobati rindunya umat yang tengah kesakitan

Khilafah yang dirindukan, syariatmu begitu didambakan
Denganmu, nestapa ini akan berakhir

Khilafah yang dinanti, perisai umat yang tengah diperjuangkan
Ghiroh sang jundullah tak akan pernah padam selama engkau belum dalam dekapan umat

100 tahun tanpa Khilafah, ada sakit dan rindu berkecamuk
100 tahun tanpa khilafah, semoga sang jundullah tetap istikamah memperjuangkanmu

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 10

Comment here