Berita

Menjaga Hubungan Harmonis dengan Remaja Kita

blank
Bagikan di media sosialmu

Ditulis oleh: Watini Aatifah

wacana-edukasi com– Alhamdulillah Muslimah Probolinggo kembali menggelar kajian umum bertempat di Rumah Isnpirasi Probolinggo, Kajian yang bertemakan “Menjaga Hubungan harmonis Bersama Remaja Kita” berjalan dengan lancar. Acara di pandu oleh Ustadzah Agustin sebagai moderator, pembacaan ayat suci Alqur’an oleh ustadzah Wulan sebagai pembuka acara semoga bisa menambah keberkahan didalamnya, Aamiin.

Ustadzah Novia Hartanti sebagai pemateri mengawali topik dengan membahas pemuda dan pemudi sholih yang memiliki visi dan misi besar yaitu memikirkan masa depan umat, visi misi besar itu bukan sekedar setelah nikah harus mapan punya rumah, tidak bertengkar dan hidup enak namun mereka memikirkan bagaimana Al Quds bisa kembali ke tangan kaum muslimin pada waktu itu, lantas bagaimana kita dengan hari ini, anak- anak kita yang belum menikah remaja Muslimin dan Muslimah yang belum menikah apa yang sudah kita persiapakan? Ini menjadi renungan bagi kita semua, bagi orang tua yang sedang mempersiapkan melepaskan anak-anaknya ke jenjang penikahan apakah sudah cukup bekal?

Sebagai keluarga seorang muslim harusnya kita memiliki visi dan misi besar, untuk dirinya dan untuk seluruh anggota keluarganya, tidak hanya secara personal tetapi bagaimana membawa perubahan dan kebaikan bagi kaum muslimin.

Lantas bagaimana kita menjaga hubungan harmonis bersama remaja kita?

Anak adalah anugrah sekaligus rezeki yang Allah titipkan kepada kita yang harus kita jaga, sebagaimana dijelaskan dalam QS. At Tahrim ayat 6 yang artinya ‘’Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan’’

Ini adalah seruan kepada kita untuk memelihara diri kita dan keluarga kita dari api neraka, bagaimana cara kita dalam menjaga amanah ini, orang tua memiliki tanggung jawab besar dalam mengasuh, mendidik dan mengarahkan anak-anak kita sebagaimana dalam hadits dari Rasulullah SAW ‘’ setiap anak itu terlahir dalam keadaan fitrah maka bapaknya, orang tuanya yang menjadikannya majusi atau Nasrani’’ (HR. Abu Hurairah)

Dari hadist ini kitalah yang mewarnai anak kita, jika kita berada di jalan yang benar menjadikannya anak yg solih dan solihah, jika tidak anak bisa terwarnai bisa menjadi Yahudi, Majusi ataupun Nasrani maka yang digambarkan didalam hadits ini orang tualah yang memiliki peran besar mewarnai anak-anak kita.

jadi sebagai keluarga muslim ini adalah tanggung jawab orang tua untuk mengarahkan anak-anak kita menjadi anak-anak yang salih dan salihah yang di inginkan dalam Islam bukan memberikan pengasuhan sepenuhnya terhadap lembaga Pendidikan, karena Pendidikan utama itu ada di rumahnya yaitu dari orang tua.

Islam itu memiliki kurikulum Pendidikan yang menyesuaikan usia, salah satu contohnya Islam memerintahkan anak untuk sholat usia 7 tahun, pukulah mereka ketika tidak mau sholat ketika menginjak umur 10 tahun dan pisahkan tempat tidurnya, jelas dalam Islam ada pembedaan, bagaimana mendidik anak antara usia 0-7 tahun 7-10 tahun dan usia diatas 10 tahun, pemukulan disini bertujuan untuk mendidik.

Seiring perkembangan anak baik fisik maupun mental maka pengajaran, pelantikan pembimbingan sangat diperlukan, dalam Islam Pendidikan anak menjadi tanggung jawab orang tua seutuhnya, meskipun lembaga Pendidikan, lingkungan masyarakat dan juga negara juga memiliki andil namun kita kembalikan bahwasannya Pendidikan paling utama bagi anak-anak adalah di rumah bersama orang tuanya, ini bertujuan agar anak ketika menginjak remaja tidak terjerumus dalam hal-hal terlarang apalagi melanggar syariat islam.

Kita sebagai seorang muslim mendidik anak harus berlandaskan Alqur’an dan As sunnah paket lengkap dari cara mendidik dan juga solusi ketika ada penyimpangan dan masalah.

Ustadzah novi juga bercerita tentang pemuda yang meminta ijin berzina kepada Rasulullah, kemudian Rasulullah berdialog dengan pemuda tersebut, pemuda yang awalnya ingin melakukan kemaksiatan kemudian sama sekali tidak terbesit untuk melakukan kemaksiatan, dalam dialog Rasulullah bertanya kepada pemuda apakah ia rela jika ibumu atau saudara- saudara perempuanmu dizinai oleh orang lain, dari dialog tersebut membuat pemuda itu berpikir dan sadar sehingga tidak terbesit melakukan kemaksiatan.

Dari kisah diatas kita bisa mengambil ibrah bahwa alquran dan as sunnah mengajari kita 3 hal ini, pertama mengajari untuk berdiskusi, kemudian membuka dialog dengan komunikasi yang baik, dan menguasai psikologi anak.

Orang tua memiliki tugas mengajar, mendidik membimbing, dan melatih seorang anak haruslah mencontoh metode Rasulullah SAW sehingga akan dihasilkan generasi Tangguh dan berkualitas yang mampu mengarungi kehidupan dengan bekal pemahaman Islam yang mencukupi usianya bahkan siap untuk memperjuangkan Islam.

Diakhir pemaparan materi Ustadzah novi membagikan tips agar hubungan oarng tua dengan anak remajanya terjalin harmonis, berikut tipsnya yakni enanamkan iman dan keterikatan terhadap hukum syara sejak dini, Mengasah akal anak untuk berfikir benar, Menanamkan sikap tanggung-jawab atas perbuatan yang dilakukan, Jadilah pendengar yang baik,Memberi kepercayaan, Selalu beri dukungan kepada anak selama dalam kebaikan.

Setelah pemaparan materi ustadzah Agustin membuka sesi diskusi, para peserta pun antusias bertanya, alhamdulilah setelah diskusi dilanjut dengan pembagian doorprize dan acara di tutup dengan doa yang dipimpin oleh ustadzah Aisyah.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here