Surat Pembaca

Konversi Kompor Listrik, Rakyat Makin Tercekik

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com– Pemerintah berencana melakukan konversi LPG 3kg ke kompor listrik, dengan uji coba di Solo dan Denpasar. Direktur utama PT.PLN (persero) Darmawan Prasodjo mengatakan, masyarakat tak perlu menambah daya listrik jika ingin beralih ke kompor listrik. Warga cukup memasang Miniatur Circuit Breaker (MCB). Jalurnya di bedakan dengan jaringan listrik biasa (14/9). MCB merupakan perangkat untuk memutus rangkaian listrik jika ada kelebihan beban serta hubungan singkat. Jadi nanti diganti MCB- nya menjadi 3500 watt untuk yang 450 (VA).

Rencananya Kementerian ESDM pun akan membagikan paket kompor listrik gratis pada 300ribu rumah tangga yang terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). Isinya per rumah mendapat kompor, alat masak dan kenaikan daya.

Menurut Dosen Teknik Elektro di politeknik Negri Malang,Rahman Azis Prasojo , beban biaya tak hanya terdapat pada pengadaan KWH meter, tetapi juga komponen listrik lain seperti, kabel dan MCB-nya.kemudian ada juga beban biaya pemasangan instalasi (CNNIndonesia).

Pemerintah sungguh meluncurkan kebijakan yang menyakiti hati rakyat. Saat kondisi ekonomi semakin sulit dan pemerintah berdalih kekurangan dana pembiayaan negara, pemerintah malah meluncurkan program konversi kompor listrik dan mobil dinas listrik. Jelas program ini membutuhkan biaya besar.

Di tengah kondisi wabah covid-19 yang belum usai, harga BBM naik , diiringi kebutuhan pokok yang juga beranjak naik. Semua kebijakan yang menambah beban rakyat yang sudah sangat berat itu, tentu dirasakan sebagai kezaliman atas rakyat. Sayangnya kezaliman yang dirasakan oleh rakyat justru berasal dari pemerintah, yang seharusnya mengurusi urusan rakyat dan mengutamakan kemaslahatan rakyat.

Pemimpin atau penguasa pada hakikatnya adalah pelayan rakyat, sebagai pelayan rakyat penguasa akan selalu mengutamakan kemaslahatan rakyat dan mengurusi urusan rakyat bukan malah menyusahkan rakyat. Ia pun harus menjauhkan apa saja yang dapat merugikan, membahayakan dan menyengsarakan rakyat.

Islam telah menggariskan bahwa penguasa wajib mengurusi segala urusan dan kemaslahatan rakyat , karena ia akan dimintai pertanggung jawaban atas hal itu. Jelas pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang sudah digariskan oleh islam tersebut tentu sangat diidamkan oleh semua lapisan masyarakat. Dan pemimpin semacam ini hanya akan terwujud saat sistem islam atau syariah islam di terapkan secara kaffah oleh negara.

Namun sayang faktanya tidak demikian, penguasa hari ini bukan pelayan rakyat tapi pelayan oligarki. Rakyat justru dipaksa untuk melayani kemauan dan kepentingan penguasa yang jadi pelayan oligarki. Buktinya banyak kebijakan yang diambil penguasa lebih berpihak kepada oligarki dan merekalah yang paling diuntungkan, bukan rakyat. Menyusahkan rakyat adalah kezaliman , rakyat adalah amanah bukan beban bagi negara dan pemerintah. Rakyat semakin terbebani dan semakin susah akibat ragam kebijakan penguasa yang zalim.
wallahua’lam bishawab.

Yani,
Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 28

Comment here