Motivasi

Kala Lelah Melanda, Jangan Menyerah Apalagi Berbalik Arah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Yulweri Vovi Safitria

wacana-edukasi.com– Pernah bosan dengan rutinitas yang ada? Lelah dengan aktivitas itu-itu saja? Bagi seorang wanita yang bergelar ibu rumah tangga, rutinitas berpusat di rumah saja, mengurus anak, suami dan urusan rumah tangga. Begitu pula bagi yang belum menikah, urusan sekolah, kerja, dan dakwah, kadang kala terasa membosankan dan melelahkan.

Rasa bosan dan lelah juga bisa menimpa para aktivis dakwah, sudah berlelah-lelah mengajak kepada kebaikan hingga mulut berbusa, namun tidak ditanggapi dengan baik oleh objek dakwah.

Bagi kita yang berada di barisan dakwah, dan memilih pena sebagai wasilah menyampaikan kebenaran dan kebaikan, tak jarang, rasa bosan juga melanda. Bosan merangkai kata, jenuh dengan berita itu-itu saja, otak pun menjadi buntu, buntu ide, malas berfikir, manajemen waktu yang tidak baik, hingga keteteran antara tugas menulis dan mengurusi keluarga. Sederet rasa malas dan berjuta alasan bergelayut menghalangi diri untuk produktif.

Lelah dan bosan adalah fitrah manusia, namun akan menjadi berbahaya dan memberikan dampak buruk jika tidak mampu mengendalikannya. Rasa bosan akan membuat malas bergerak dan melakukan aktivitas kebaikan.

Tidak dipungkiri, rasa bosan bisa menimpa siapa saja, tinggal bagaimana kita mengendalikan rasa bosan itu agar tidak berkepanjangan. Apalagi jika rasa bosan itu menjauhkan diri dari kebaikan dan rahmat Allah.

Sebagai seorang mukmin, rasa bosan itu harus bisa kita kendalikan dan kita lawan. Rasulullah saw. Mengingatkan dalam sebuah hadis, “Hendaklah kalian beramal sesuai kemampuan kalian. Demi Allah, Allah itu tidak akan bosan (untuk menerima amalan kalian) hingga kalian sendiri merasa bosan. Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah adalah yang dikerjakan rutin (terus-menerus).” (HR Muslim)

Bagaimana mungkin kita bosan berbuat kebaikan, sementara Allah tidak pernah bosan menerima amal kebaikan kita. Bagaimana mungkin kita lelah dan berleha-leha, sementara ada surga dan segala kenikmatannya Allah janjikan bagi hamba yang senantiasa berdakwah, beramar makruf nahi mungkar, menegakkan yang haq.

Oleh karena itu, kita perlu menyadari hakikat hidup di dunia ini, segala yang kita lakukan akan ada hisabnya di yaumil akhir. Apakah terus menerus dengan kebosanan dan kelelahan, atau menerjang badai malas dan bosan tersebut dengan menghadirkan tekad dan komitmen yang kuat pada diri.

Tidak mudah memang, karena sesuatu yang baik itu akan terasa sulit, sebaliknya sesuatu yang buruk terasa mudah. Maka, saat bosan dan lelah melanda, istirahatlah sejenak.

Nasihat Imam Syafi’i, “Jika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itu pun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berhenti apalagi berbalik arah.”

Nasihat tersebut menjadi alarm kala kita bosan dan lelah. Mengingatkan kita, betapa banyak orang yang tidak seberuntung kita, banyak orang yang menginginkan posisi kita, namun tidak bisa, maka bersyukur adalah cara terbaik untuk mengusir rasa lelah dan bosan.

Sebagai ibu rumah tangga, jangan pernah bosan mengurusi anak-anak, sebab betapa banyak wanita yang menginginkan seorang anak dan belum Allah kabulkan. Dan perlu pula kita sadari, kesempatan mengurusi anak-anak hanya sesaat, maka pergunakanlah waktu yang sesaat itu dengan sebaik-baiknya.

Begitu pula bagi seorang pengemban dakwah, jika dakwah merasa tidak membuahkan hasil, tidak digubris, padahal kita sudah lelah dan bosan menyampaikan hal yang sama. Maka serahkanlah semuanya kepada Allah azza wa jalla. Lelah di dunia akan mengantarkan kita ke surga-Nya yang indah.

Seorang murid Imam Ahmad rahimahullah pernah bertanya, karena melihat beliau tidak pernah istirahat, “Wahai Imam, kapankah waktunya istirahat?” Beliau pun menjawab, “Nanti, ketika kaki kita sudah menginjak surga.”

Jawaban ini menjadi cambuk, kita masih banyak tidur dibandingkan kegiatan yang bermanfaat, masih sedikit amal ibadahnya, terkadang juga dalam keadaan tergesa-gesa dan seadanya.

Maka penting juga bagi kita untuk melakukan aktivitas yang bervariasi. Healing dan me time, untuk mengembalikan mood kita. Agar tidak mudah bosan dan lelah berkepanjangan. Atasi rasa bosan dengan banyak istighfar, zikir dan membaca Al-Qur’an. Dan senantiasa meminta kepada Allah agar selalu istikamah dan diteguhkan hatinya di jalan dakwah.

Kelak, lelah kita akan hilang dan berganti kenangan. Saat itu, yang ada hanyalah pahala yang kekal abadi di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu’alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 97

Comment here