Bahasa dan SastraCerbung

Jangan Hina Jilbabku #5

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ninda Mardiyanti YH

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, jika Allah sudah berkehendak maka Allah akan mengabulkan

Wacana-edukasi.com –Waktu terus berlalu, Yanti selalu menyambut pagi dengan indah, memanjatkan do’a, mengucap harap. Di tengah rasa yang campur aduk itu ada setitik kebahagiaan yang disyukuri. Akhirnya antara Yanti dan Ibunya mereka kembali akur layaknya Ibu dan anak, kembali mesra, kembali berkasih sayang walaupun sikap dingin datang ketika membahas pakaian. Bagi Yanti hal itu sudah cukup mengobati luka selama beberapa hari yang lalu saat mereka tanpa komunikasi satu sama lain.

Singkat cerita dua tahun kemudian Allah menggerakan hati Ibunya. Do’a, harapan, impian Yanti selama ini Allah telah kabulkan. Penantian panjang selama dua tahun bersabar dan tak luput mendo’akan, kini semua berbuah manis. Bahagia tak terkira, bahagia yang tidak bisa diganti dengan sesuatu apapun ketika sang Ibu mau menerima permintaan Yanti, mendukung Yanti untuk berhijab syar’i.

“Yanti, maafkan Ibu ya, selama ini Ibu sudah membuat kamu sedih, kecewa karena Ibu yang keras tidak mau mendukung kamu,” ucap Ibu sambil menatap Yanti.

“Tidak apa-apa, Bu justru Yanti yang harus minta maaf karena sudah mengecewakan Ibu,” jawab Yanti

“Sekarang Ibu sadar bahwa anak yang sholihah itu bukan yang memiliki harta melimpah, punya pekerjaan yang tinggi, tetapi anak yang sholihah itu dia yang taat sama perintah Allah. Ibu baru sadar do’a yang selama ini Ibu panjatkan, dan kamu berusaha untuk mewujudkan tapi justru Ibu malah menyia-nyiakannya. Maafkan Ibu ya Nak, sekarang Ibu mau memenuhi permintaan kamu,”  dengan tatap dalam terhadap Yanti.

“Ibu serius mau mendukung Yanti?” tanya Yanti dengan kaget.

“Serius sayang, Ibu akan mendukung penuh sama Yanti. Kasian Bapakmu Nak, selamatkan Bapakmu supaya tidak jatuh pada api neraka,” Ibu tak kuasa menahan tangisnya.

“Terima kasih, Bu, Yanti janji gak bakal bikin Ibu kecewa lagi,” ucap Yanti sambil memeluk Ibunya.

“Sama-sama sayang,” Ibu Yanti pun memeluk dengan erat.

Mereka pun akhirnya bahagia khususnya Yanti yang telah mendapatkan lampu hijau dari Ibunya, walaupun Ibunya belum mengikuti jejak Yanti tetapi setidaknya ada dukungan penuh dari sang Ibu. Bagi Yanti momen ini merupakan hadiah terindah yang Allah berikan kepada Yanti. Bertahun-tahun Yanti menahan sedih, menguatkan diri sendiri dari berbagai hal, kini Allah ganti dengan kebahagiaan. Memang untuk menjemput Bahagia itu perlu perjuangan yang panjang. Layaknya ketika seseorang pergi ke suatu tempat yang indah, maka harus melewati jalan berliku dulu. Bertemu dengan kerikil, duri yang tajam, tanah yang licin hingga sampai pada muara keindahan.

Kini setiap hari, setiap waktu Yanti selalu mengucap syukur karena bukan cacian, bukan hinaan yang dia dapatkan sekarang melainkan sebuah perisai. Terbukti ketika Yanti sedang berada di dapur dengan menggunakan pakaian rumah, dan tiba datang seorang ikhwan masuk ke dalam rumah, sang Ibu langsung membawakan seperangkat hijab syar’i untuk dipakai oleh Yanti.

“Jangan dulu kemari, Yan. Ibu bawakan gamis, kerudung sama kaos kaki buat kamu,” ucap Ibu dengan nada sedikit teriak.

“Emang kenapa, Bu?” tanya Yanti.

“Di luar ada tamu laki-laki, nih pakai gamis dulu,” sang Ibu menyerahkan seperangkat hijab syar’i itu.

“Terima kasih, Bu,” ucap Yanti.

“Sama-sama sayang,” jawab Ibu dengan senyum.

Maka nikmat Tuhan mana lagi yang kamu dustakan?

Ya Allah, terima kasih atas nikmat kebahagiaan yang telah Engkau berikan. Terima kasih Engkau telah melembutkan hati yang keras. Semua sudah diatur dengan skenario-Mu, terima kasih Ya Rabb.

Kak Billa, Kak Nur, terima kasih juga sudah sabar membimbing Yanti, selalu ada buat Yanti, menghibur Yanti dengan berbagai nasihat yang baik. Yanti bersyukur bisa bertemu dangan kalian, Kak. Semoga Allah membalas semua kebaikan Kakak.

Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah, jika Allah sudah berkehendak maka Allah akan mengabulkan. Hanya saja kita harus sabar dengan skenario-Nya, tetap istiqomah, tetap menunjukkan akhlak yang baik, serta tidak lupa untuk berdoa, sebab dibalik tangis dan rasa sakit itu ada keajaiban yang sudah Allah siapkan. Jika diantara kita menemukan fakta yang sama, jangan berlarut dalam kesedihan, yakinlah aka nada kebahagiaan diwaktu yang sudah ditentukan.

The End

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 4

Comment here