Opini

Gerai Ritel Karam, Karyawan Tenggelam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Mira Ummu Tegar

Wacana-edukasi.com — PT Hero Supermarket Tbk. (HERO Group) memutuskan untuk menutup seluruh gerai Giant pada akhir Juli 2021, penutupan gerai Giant ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk memfokuskan bisnisnya ke merek dagang IKEA, Guardian dan Hero Supermarket yang memiliki potensi pertumbuhan lebih tinggi dibanding Giant.(liputan6.com 25 Mei 2021). Gulung tikarnya Perusahaan ritel bukan hanya dialami oleh Giant saja toko ritel besar seperti Matahari Departemen Store, Gramedia, Golden Truly, Centro Departemen Store, dan lain lain, sudah lebih dahulu mengalami hal yang sama.

Kelesuan toko ritel sudah ada sejak _growth_ ekonomi melemah, dan dampak pandemi Covid-19 semakin memperparah kelesuan ini, imbasnya pun ekonomi negeri yang semakin terjun bebas ke bawah. Kewalahan dalam mengatasi pandemi Covid-19 menjadi pekerjaan yang panjang melelahkan dan belum berujung. Sementara, dampaknya semakin melebar ke mana-mana, bahkan ke semua sektor kehidupan.

Bukan tanpa alasan PT Hero Supermarket mengambil langkah menutup gerai Giant, melihat dinamika pasar dan tren pelanggan yang terus berubah termasuk menurunnya popularitas format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir di indonesia, dan juga tren yang terlihat di pasar global, membuat perusahaan ritel ini mengambil langkah tersebut.
Seperti yang diungkap Presiden Direktur PT. Hero Supermarket Tbk. Patrik Lindval dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa 25/5/2021, mengatakan “Kami tetap menyakini bahwa sektor peralatan rumah tangga, kesehatan dan kecantikan serta keperluan sehari-hari untuk kelas atas memiliki pontensi pertumbuhan yang tinggi,” jelas sekali perusahaan ini mengambil strategi pangsa pasar kelas atas yang diyakini akan lebih berpotensi bagi keberlangsungan pertumbuhan perusahaannya, mengingat dampak pandemi Covid-19 hanya terasa bagi ekonomi rakyat kelas menengah dan bawah saja yang memang mengalami penurunan daya beli.

Ini adalah strategi PT. Hero Supermarket Tbk. dalam mengantisipasi dan menghadapi krisis ekonomi global yang melanda dunia, tetapi imbas yang penting yang dirasakan dari tutupnya gerai Giant adalah meningkatnya angka penganguran. Data Asosiasi Serikat Pekerja Indonesia menyebut mulanya Giant memiliki karyawan 15.000 orang, tetapi setelah mengalami kerugian sejak dua tahun lalu, perusahaan mulai mengurangi karyawan sehingga sudah setengahnya keluar. Kini setelah dihantam pandemi Covid-19 Giant resmi menutup seluruh gerainya, sehingga PHK sebanyak 7.000 orang tidak bisa terhindari, hal ini seharusnya menjadi permasalahan penting bagi pemerintah mengingat bagaimana nasib ribuan karyawan Giant yang nanti kehilangan pekerjaan. Sedangkan bagi korporasi/ perusahaan tentunya yang ingin mereka raih adalah keuntungan dari ritel yang mereka bawahi, jika kerugian yang terjadi maka wajar jika langkah ini menjadi keputusan mereka dan tentunya di sini yang menjadi korban adalah para pekerja yang notabene adalah rakyat kecil.

Apalagi belum ada kepastian bagi karyawan Giant bagaimana selanjutnya nasib mereka, menurut Head of Corporate & Consumer Affairs, PT. Hero Supermarket Tbk. Diky Risbianto mengatakan, hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan jumlah karyawan Giant yang akan terkena dampak dari penutupan seluruh gerai Giant tetsebut. Hingga saat ini belum bisa memberi tahu jumlah pasti anggota karyawan yang berdampak karena bergantung kepada perubahaan gerai Giant ke lini bisnis yang lain atau pengalihan kepemilikan ke brand ritel lain. Namun, tetap memastikan semua karyawan akan diperlakukan secara adil (liputan6.com di jakarta, selasa 25/5/2021).

Dari pihak pemerintah sendiri dalam hal ini Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah sudah mengupayakan memfasilitasi pertemuan antara manajemen Giant dan serikat pekerja meski pertemuan tersebut tidak di hadiri pihak Giant dikarena mereka sedang mengadakan pertemuan dengan karyawannya.

Ida Fauziyah mengatakan, Kemenaker akan tetap meminta kepada pihak manajemen untuk melakukan berbagai upaya untuk menghindari adanya PHK terhadap pekerja, Ida meminta kedua belah pihak mengedepankan dialog secara bipartit antara manajemen dan pihak pekerja, agar semua di komunikasi dengan baik tetapi jika PHK tetap harus dilakukan pemerintah berharap penyelesaian hubungan kerja diselesaikan secara musyawarah mufakat atau ada dialog antara pengusaha dengan pekerja untuk menyelesaikan dengan baik. Pemerintah meminta perusahaan agar menjamin pembayaran hak hak bagi pekerja sepenuhnya (liputan6.com jumat 28/5/2021).

Persoalan di atas apa pun itu keputusannya dan apa pun upaya yang ditempuh kembali kepada sistem yang berlaku di tengah-tengah kita, memaksa kebijakan yang diambil tidaklah akan berpihak kepada rakyat kecil, tabiat sistem kapitalis liberal yang hanya memandang persoalan pada kacamata untung rugi, maka negara yang seharusnya sebagai pelindung rakyatnya di sistem ini tidak akan bisa berbuat apa-apa kecuali hanya sebagai perantara antara korporasi dan rakyat bahwa negara lebih condong kepada korporat dan menjadi fasilitator korporat dalam mencapai tujuannya, simbiosis mutualisme menjadi konsep hubungan penguasa dan pengusaha dalam sistem ini.

Inilah rusaknya sistem buatan dan rekayasa manusia di mana sistem ini memperturutkan hawa nafsu manusia dalam menjalankan kehidupan. Kebijakan-kebijakan yang diambil tidak pernah berpihak pada rakyat kecil dan tidak akan mampu menuntaskan masalah, justru yang ada menimbulkan persoalan baru.

Jauh berbeda dalam sistem pemerintahan Islam karna landasannya adalah akidah Islam di mana kepengurusan, pelayan dan perlindungan rakyat menjadi fokus utama dalam menjalankan pemerintahannya maka satu nyawa saja sangat berharga dibanding seluruh dunia sebagaimana sabda Rosulullah: “Hilangnya dunia lebih ringan bagi Allah dibanding terbunuhnya seorang mukmin tanpa hak.” ( HR. Nasa’i).

Tentulah pemerintahan Islam dalam menghadapi pandemi didorong oleh spirit menyelamatkan manusia bukan hanya sekedar menyelamatkan ekonomi. Rakyat akan diurusi perindividu memastikan setiap orang terurusi sebagaimana ketentuan syara, di mana kebutuhan sandang, pangan, papan, kemudian kebutuhan publik seperti kesehatan, pendidikan, dan keamanan menjadi hak setiap warga dan negara bertanggung jawab akan pemenuhannya tentu dengan mekanisme yang sesuai dengan ketentuan syara pula.

Begitu mulianya Islam dalam memandang kepengurusan manusia tidakkah kita ingin dan rindu hidup dalam kepengurusan sistem pemerintahan Islam, oleh karena itu sudah menjadi urgensitas yang mendesak bagi dunia untuk kembali kepada aturan yang hakiki dan berasal dari Sang Pencipta dengan tegaknya kembali Daulah Khilafah Islamiyyah.

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here