BeritaNasional

Childfree, Solusikah?

blank
Bagikan di media sosialmu

Ditulis oleh: Watini Aatifah

Reportase: Alhamdulillah Muslimah Probolinggo Kembali mengadakan Kajian Umum pada Ahad 05 Maret 2023 yang diadakan di Rumah Inspirasi. Kajian ini dihadiri oleh remaja dan ibu-ibu sekitar kota Probolinggo. Acara dibuka dengan sambutan Ustadzah Agustin sebagai Moderator kemudian di lanjut pembacaan ayat suci Alqur’an oleh Ustadzah Sulami.

Hadir Ustadzah Nailur Rahmi mengawali diskusi dengan moderator dengan tema “ChildFree Solusikah?’’ kemudian Ustadzah Nailur Rahmi menjelaskan apa itu ChildFree?

ChildFree Menjadi viral lewat polemik di media sosial. Ini dipicu pernyataan seorang influencer Bernama Gita Savitri (GS). Dalam unggahannya, GS memberi pernyataan bahwa ‘’Enggak punya anak adalah anti penuaan dini yang natural. Kamu bisa tidur delapan jam per harinya (dan) tidak merasakan stress karena mendengarkan bayi berteriak. Ketika kamu mulai punya kerutan, kamu punya uang untuk botok,’’ ujar Gita melalui akun Instagram pribadinya. Dikutip jum’at (10/2/2023)

Mengutip Cambridge Dictionary, istilah Childfree digunakan untuk menyebut orang atau pasangan yang memilih gaya hidup untuk tidak memiliki anak.

Mengutip Gramedia.com, Istilah Childfree sering dikaitkan dengan gerakan feminisme, dalam sudut pandang feminisme, seorang memiliki kedaulatan untuk menjadi seorang ibu, maupun mengalami proses hamil hingga melahirkan.

Ustadzah Rahmi juga menjelaskan alasan-alasan mengapa memilih Childfree

1.Faktor Psikologis, biasanya mereka takut mengalami rasa sakit saat hamil,melahirkan dan menyusui, takut stres, baby blues dan lain sebagainya. Bisa juga karena trauma masa lalu, lahir dari orang tua yang toksik sehingga kuatir akan terjadi juga pada anaknya.

2.Faktor Ekonomi, mereka kuatir tidak bisa memberikan fasilitas,Pendidikan dan kehidupan yang layak untuk anak.

3.Faktor Gaya Hidup, mereka beranggapan ‘’hidup gue,me time,gue mau happy-happy aja ga mau diganggu dengan kehadiran anak’’.

4.Faktor Lingkungan, dunia sekarang sudah overpopulation, sehingga untuk apa lagi saya menambahkan berat beban bumi.

Ketika Childfree jadi pilihan, Childfree adalah sebuah istilah yang merujuk pada orang atau pasangan yang memilih untuk tidak memiliki anak. Konsep ini tidak hanya menjadi keputusan mutlak dari perempuan, tetapi juga keputusan pasangan sebagai sebuah keluarga.

Lalu berapa sebenarnya biaya yang dibutuhkan untuk membesarkan anak? Peneliti kependudukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia(LIPI) Lengga Pradipta menyebutkan kebutuhan minimal Rp100 juta sampai usia anak 3 tahun di negara berkembang, termasuk Indonesia.

Sementara di Amerika Serikat dan negara-negara di eropa, dibutuhkan sekitar US$2 juta sampai anak berumur 17-18 tahun.

Untuk apa saja biaya tersebut?

1.Pemeriksaan Kesehatan sebelum memutuskan untuk memiliki anak.

2.Biaya check up saat hamil hingga biaya persalinan.

3.Biaya Pendidikan dari PAUD,TK,SD,SMP,SMA,hingga Kuliah)

4.Biaya tambahan atau supporting cost, seperti biaya les,karyawisata,daycare,hingga helper atau baby sitter.

5. Biaya hidup anak, seperti makan,susu, popok untuk bayi, dan lain sebagainya

Dilansir Tempo.co.Jakarta sebanyak 10 juta unit rumah di Jepang dibiarkan kosong. Penyebabnya adalah kebijakan pemerintah yang mengabaikan penurunan permintaan lantaran menyusutnya populasi sejak 2000-an. Masalah rumah kosong di Jepang bakal lebih buruk mengingat sudah ada 8,49 juta unit yang sia-sia pada 2018.

Sementara itu, Lembaga Riset Kependudukan dan Jaminan Sosial Nasional memperkirakan jumlah rumah tangga akan mencapai puncaknya di angka 54,19 juta pada 2023. Rumah tangga terus meningkat meski populasi turun karena banyak orang berumur Panjang ingin hidup sendiri tanpa menikah.

Biang keladi dari pemikiran Childfree ini adalah pemikiran liberalisme (kebebasan ) yang bersumber dari pemikiran sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan) istilah Childfree digunakan untuk menyebut orang atau pasangan yang memilih gaya hidup untuk tidak memiliki anak.

Lantas bagaimana pandangan Islam?

Mari kita renungkan bersama. ‘’kita tidak ada di dunia, jika orang tua kita memutuskan untuk Childfree’’

Mempunyai anak adalah fitrah manusia dan kebahagiaan orang tua adalah memiliki anak. Betapa banyak pasangan mandul yang sampai saat ini berusaha memiliki anak. Mereka bahkan rela mengorbankan apa saja untuk berobat agar memiliki anak. Pasangan mandul tentu saja sedih hidup mereka belum dikaruniai anak.

Allah berfirman dalam QS. Ali Imran :14

‘’Dijadikan indah pada (pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa Wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyakdari jenis ema, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, sawah, ladan. Itulah kesenangan hidup di dunia,dan disisi Allah-lah tempat Kembali yang baik (surga)

Anak-anak adalah amal jariyah yang paling berharga yang akan mendoakan kita Ketika kita sudah meninggal kelak, anak-anaklah yang paling mengingatkan kita dan mendoakan kita disaat orang lain melupakan kita.

Hadirnya peran negara menjamin kebutuhan rakyat, sehingga tidak ada lagi ketakutan akan biaya hamil,melahirkan, biaya pengasuhan anak dan juga biaya Pendidikan anak kelak, karena semua itu tidak lepas dari peran negara dalam memberikan pelayanan terhadap rakyatnya. Seperti dalam sabda Nabi SAW bahwa:

Imam (khilafah) itu pengurus rakyat dan dia akan dimintai pertanggung jawaban atas rakyat yang dia urus (HR. al-Bukhari dan Ahmad).

Alhamdulillah setelah Ustadzah Nailur Rahmi selesai memaparkan materi, dilanjut dengan penampilan anak-anak dengan menyanyikan lagu ‘’Ibu” dengan memberikan bunga kepada bundanya masing-masing, penampilan anak-anak berhasil meluluhkan hati para bunda sehingga suasana menjadi haru, setelah penampilan dari anak-anak moderator membuka sesi tanya jawab dan diakhiri doa yang dipimpin oleh Ustadzah Elis.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 21

Comment here