Opini

Bullying Makin Darurat

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI– Generasi muda ialah harapan sebuah bangsa. Generasi yang akan mengisi peradaban. Generasi yang diharapkan mampu melahirkan perubahan ke arah yang lebih baik dan membawa peradaban menjadi peradaban yang gemilang.

Untuk menjadi remaja ataupun generasi muda yang berkualitas, maka kegiatan pun harus yang berkualitas pula. Jika kehidupan remaja tidak diisi oleh kegiatan yang positif, maka hal yang negatif pun akan mudah masuk mengisi aktivitas mereka. Salah satu contohnya yaitu perundungan.

Remaja di Kota Bandung menjadi viral di media sosial Instagram karena melakukan perundungan dengan cara memukul hingga menjerit dan menyiarkannya secara langsung di akun Tiktok. (jabar.idntimes.com, 27/4/2024)

Saat perundungan, pelaku menendang ke arah muka korban, memukul menggunakan botol kaca kosong ke kepala korban, dan mengancam menggunakan senjata tajam berupa pisau. (kompas.com, 28/4/2024)

Mengerikan sekali. Generasi saat ini sudah banyak yang berani menampilkan tindak kekerasan kepada khalayak umum. Bahkan, perundungan nya pun ditayangkan secara live. Seolah tidak takut akan konsekuensi yang akan didapatkan setelah kejadian tersebut. Juga, seolah menjadi sebuah kebanggaan berperilaku demikian.

Lalu, apakah yang menyebabkan seseorang dengan tega melakukan perundungan?

*Sekularisme dalam Kehidupan*

Bullying yang masih ada saat ini merupakan hasil dari kehidupan yang tidak diiringi oleh tuntunan agama. Pemisahan agama dari kehidupan atau biasa disebut sekularisme akan melahirkan kebebasan. Kebebasan inilah yang digunakan banyak individu untuk melakukan tindak kejahatan, salah satunya ialah bullying atau perundungan yang dilakukan oleh remaja.

Tanpa ajaran agama yang dipakai dalam kehidupan, individu akan bertindak semaunya, sebebasnya, tidak memikirkan apakah perbuatan tersebut akan berdosa jika dilakukan. Apalagi bagi remaja yang emosinya masih meledak-ledak, dia akan mudah tersulut. Bisa jadi, dia berpikir masa bodoh terhadap konsekuensinya, baik itu sanksi hukum ataupun dosa.

Tidak dapat dimungkiri lagi bahwa agama yang terabaikan perannya dalam kehidupan, memengaruhi berbagai aspek, yaitu ketakwaan individu yang lemah, kurangnya peran keluarga, sistem pendidikan, media massa yang bebas dalam mengaksesnya, lingkungan masyarakat yang individualis, serta penegakkan sanksi yang kurang tegas dan tidak membuat jera. Sehingga, generasi muda kurang mendapat jaminan keamanan. Dan lagi, standar kehidupan generasi kini merupakan hal yang semu. Mereka menjadikan kepuasan duniawi sebagai tolak ukur. Rusaknya kapitalisme telah merusakkan generasi, menjadikan generasi jatuh dalam kemaksiatan.

Allah Swt. berfirman,
“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta (124). Berkatalah ia, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?’ (125). Allah berfirman, ‘Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, maka kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamu pun dilupakan.’ (126). Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Tuhannya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal.” (127). (QS Thaha [20]: 124—127).

*Islam Solusi Terbaik*

Maraknya perundungan tidak bisa dipisahkan dari peran keluarga dan lingkungan. Akses informasi yang bebas dalam media sosial pun berpengaruh pada aksi perundungan. Dimana setiap orang, termasuk remaja, dapat melihat berbagai tontonan, entah itu yang baik maupun yang menyesatkan.

Akan tetapi, biang masalah dari semua hal ini ialah sistem sekuler kapitalisme yang diterapkan. Dari sekularisme ini akan muncul liberalisme yang membuat individu serba bebas karena merasa memiliki kebebasan bertingkah laku. Sehingga, aturan Islam pun makin terlupakan.

Begitulah buruknya sistem sekuler kapitalisme. Sistem yang dapat merusak generasi. Sistem ini pula yang mampu menjauhkan generasi dari Islam. Maka dari itu, sudah selayaknya sistem yang rusak dan merusak ini ditinggalkan.

Islam lah yang memberikan jaminan dan standar kehidupan terbaik. Allah Swt. berfirman,
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS Ali Imran [3]: 110).

Sebagai manusia, individu, dan generasi, sangat membutuhkan sistem kehidupan yang jelas halal-haram nya. Sistem tersebut merupakan sistem Islam. Sistem yang mampu memberikan solusi atas setiap permasalahan hidup. Sistem Islam juga mampu mengatasi kasus perundungan atau bullying.

Untuk mengatasi kasus perundungan, Islam memberikan solusi dalam tiga pilar, yaitu ketakwaan individu, masyarakat Islam yang biasa melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar, dan negara yang tegas dalam menerapkan sanksi agar tercapai keadilan hukum.

Keluarga yang menjadikan akidah Islam sebagai dasar dalam melakukan perbuatan akan melahirkan individu yang bertakwa. Individu yang bertakwa ini tidak akan mau melakukan maksiat, karena kehidupannya bersama keluarga nya terikat dengan syariat Islam secara kafah. Namun, keluarga seperti ini memerlukan lingkungan tempat tinggal bersama masyarakat yang mendukung, sehingga dapat tinggal dengan nyaman.

Lalu, masyarakat pun harus memiliki pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama, yaitu peraturan yang berasal dari syariat Islam. Interaksinya pun sesuai dengan syariat Islam. Masyarakat nya terbiasa melakukan aktivitas amar makruf nahi mungkar. Masyarakat tidak akan bersikap individualis, tidak akan masa bodoh terhadap setiap kemaksiatan yang terjadi. Sistem pendidikan nya pun berasaskan pada akidah Islam. Sistem pendidikan seperti ini akan menghasilkan generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam.

Selanjutnya adalah aturan Islam kafah yang diterapkan oleh negara. Sehingga, sanksi yang tegas dan membuat jera pun terwujud bagi setiap pelaku kriminal. Sanksi inipun bersifat pencegah dan penebus. Pencegah bagi orang lain agar tidak melakukan tindak kejahatan yang sama. Dan, jika sanksinya diberikan kepada pelaku kejahatan, akan menjadi penebus dosanya.

Sistem Islam inilah yang akan memberikan perlindungan kepada rakyatnya. Setiap individu akan merasa aman dan nyaman. Generasi pun akan terselamatkan dari berbagai hal yang merusak masa depan. Sehingga, generasi akan siap menjadi generasi tangguh yang membawa peradaban menjadi gemilang dengan Islam.

Allah Swt. berfirman,
“Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata, ‘Mengapa kalian menasihati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab yang amat keras?’ Mereka menjawab, ‘Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab) kepada Rabb kalian dan supaya mereka bertakwa.’ Maka tatkala mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang dari perbuatan jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik. Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya. Kami katakan kepadanya, ‘Jadilah kalian kera yang hina.’”
Wallahualam bisahawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 10

Comment here