Surat Pembaca

Adopsi Spirit Doll: Mengancam Akidah Umat

blank
Bagikan di media sosialmu

wacana-edukasi.com— Fenomena adopsi spirit doll menjadi bahan perbincangan ditengah masyarakat. Spirit doll sendiri merupakan sebutan untuk boneka yang dianggap telah dimasukkan arwah dari anak kecil yang telah meninggal. Bagi pemilik spirit doll, boneka itu dirawat dengan sungguh-sungguh bagaikan merawat seorang bayi manusia.

Dilansir dari bisnis.com, fenomena spirit doll sebenarnya telah ada sejak 2016, tetapi baru viral pada 2021. Spirit doll pertama kali dikenalkan oleh seorang penyiar radio asal Thailand, Mae Ning. Ia mengenalkan boneka miliknya bernama Child Angel atau Luk Thep yang menurutnya dihuni oleh arwah. Mae Ning menyatakan bahwa berinteraksi dengan boneka yang dihuni arwah tersebut bermanfaat baginya karena banyak mendatangkan keuntungan (tempo.co, 05/01/22).

Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo melalui media sosial berpendapat keramaian mengenai spirit doll di Indonesia hanya “pengalihan isu.” Yang ikut berperan dalam menciptakan keramaian, menurut dia, marketing boneka dengan tujuan untuk mempopulerkannya (suara.com, 08/01/22).

Psikolog Universitas Airlangga (Unair), Nurul Hartini, menyebut bahwa tindakan mengadopsi spirit doll telah mengarah pada perilaku yang tidak wajar. Jika ketidakwajaran itu tidak segera dihentikan, berisiko pada keadaan psikopatologi–ketidakstabilan fungsi kejiwaan, meliputi indera, kognisi, dan emosi. Terlepas dari anggapan sebagian orang bahwa mengadopsi boneka arwah bermanfaat untuk strategi pemulihan mental, menurut Hartini, boneka sejatinya hanyalah benda mati. Ia mengungkapkan bahwa boneka-boneka itu hanya menjadi perangkat yang tidak memiliki hal-hal khusus, kecuali hanya pengaruh dari perlakuan sang pemilik (tempo.co, 08/01/22).

Ketua Komisi Fatwa MUI KH Hasanuddin AF mengatakan, merawat boneka arwah dengan keyakinan bisa memberikan keberuntungan itu sudah tidak sesuai dengan akidah Islam. Keyakinan terhadap selain Allah SWT yang dapat menyebabkan suatu keberuntungan atau sebaliknya, seperti kesialan dan kecelakan, adalah sikap yang menyimpang dari akidah Islam. Ia menerangkan bahwa orang yang meyakini ada kekuatan lain selain Allah SWT yang dapat memberikan keberuntungan atau sebaliknya, orangnya disebut musyrik dan perbuatannya disebut syirik. Musyrik adalah orang menyekutukan Allah. Syirik adalah perbuatan yang menyekutukan Allah dengan yang lain (republika.id, 08/01/22).

Sungguh miris melihat kondisi umat saat ini. Fenomena adopsi spirit doll ini merupakan salah satu akibat dari tidak adanya penjagaan aqidah umat. Negara demokrasi yang memiliki empat kebebasan, salah satunya kebebasan dalam beragama, mengakibatkan umat tidak memiliki pelindung dalam mempertahankan aqidahnya. Dalam sistem ini, umat dibiarkan sendiri dalam menjaga aqidahnya.

Di dalam Islam salah satu tugas negara yang penting adalah menjaga aqidah umat. Atas dasar ini Rasulullah saw. mewajibkan negara menjatuhkan sanksi hukum mati atas orang yang murtad. Hal ini disebabkan aqidah merupakan persoalan yang mendasar dan penting (pondasi). Kalau aqidah seseorang lemah dan rusak, maka rusak pula dia. Demikian juga kalau aqidah masyarakat rusak, bangunan masyarakat akan rusak.

Maka adanya fenomena adopsi spirit doll ini sudah jelas merupakan suatu keharaman, karena mempercayai ada kekuatan lain selain Allah SWT. Jika hal ini dibiarkan dapat mengancam aqidah umat. Wallahu a’lam bishawab.

Sartika Yuniarti, Bogor

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 3

Comment here