Surat Pembaca

Skeptisnya Rakyat pada Bansos

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Nuraida (Pontianak-Kalbar)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Untuk mengantisipasi lonjakan harga dan menjaga ketersediaan stok bahan pokok di daerah, dr. Harisson, M.Kes., Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat (Sekda Prov Kalbar), mengikuti Rapat Pengendalian Inflasi Daerah yang rutin diselenggarakan secara daring di Data Analytic Room Kantor Gubernur Kalimantan Barat. (https://kalbarprov.go.id/berita/kendalikan-infla-perbanyak-bansos.html).

Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Prov Kalbar, Drs. Ignasius IK, S.H., M.Si., dan Kepala Biro Perekonomian Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Barat, Frans Zeno, S.STP., turut hadir mengikuti rapat yang dipimpin Menteri Dalam Negeri Republik6 Indonesia (Mendagri RI), Jenderal Polisi (Purn) Prof. Drs. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A., Ph. D., Senin (27/3/2023).

Dalam arahannya, Mendagri menegaskan agar Pejabat Pemerintah dan ASN dilarang untuk melaksanakan kegiatan buka puasa bersama di Bulan Suci Ramadhan 1444 H/Tahun 2023. Tak hanya itu, penyaluran Bantuan Sosial (Bansos) dalam berbagai bentuk juga harus diperbanyak oleh pemerintah daerah selama Bulan Suci Ramadhan, mulai dari tingkat provinsi hingga tingkat desa. “Jadi, genjot di bulan ini. Manfaatnya sangat penting untuk membantu. Kalau diberikan uang tunai, otomatis daya belinya akan tinggi. Diberikan sembako, ketahanan pangannya akan kuat. Ini juga akan berdampak kepada pengendalian inflasi,” tutup H. Tito Karnavian.

Sebenarnya, masyarakat telah bersikap skeptis sejak awal dicetuskannya program bansos ini. Nalar yang benar dan visioner pasti menganggap bantuan tunai berupa uang bukanlah solusi yang benar. Strategi pengurangan jumlah penduduk miskin melalui bantuan sosial atau bansos dan subsidi saja diyakini belum mengatasi akar permasalahan kemiskinan.

Strategi pengentasan kemiskinan yang utama, setidaknya dengan memberdayakan perekonomian masyarakat golongan bawah dengan menciptakan lapangan kerja yang berkualitas, khususnya lapangan kerja di sektor formal yang lebih menjamin kepastian pendapatan dan perlindungan sosial.

Bansos untuk menekan inflasi juga bukan solusi dengan bantuan yang tidak mencukupi kebutuhan masyarakat ditengah naiknya bahan pokok pada bulan Ramadhan.

Berbeda dengan Islam, negara tidak hanya hadir sebagai pemberi bantuan. Negara berfungsi sebagai perisai. Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : “Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. dimana orang akan berperang di belakangnya, dan berlindung di belakangnya” (HR. Bukhari dan Muslim). Oleh karenanya negara selalu ada siap sedia melindungi rakyatnya dari segala perkara yang membahayakan rakyatnya.

Sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan pokok individu rakyat yang harus dipastikan oleh negara untuk terpenuhi. Jika ada rakyat yang tidak memiliki tempat tinggal misalnya, maka negara akan menyediakannya.

Pendidikan, kesehatan dan keamanan merupakan kebutuhan komunal yang diberikan oleh negara secara cuma-cuma untuk dinikmati oleh seluruh rakyat yang dibiayai dari Baitul Mal. Sehingga penghasilan yang dimiliki oleh rakyat tidak perlu dialokasikan untuk biaya pendidikan atau kesehatan sebab sudah dipenuhi oleh negara. Dengan demikian rakyat tidak hanya butuh bantuan, akan tetapi membutuhkan negara yang hadir sebagai pelindung dan pengayom/pelayan rakyat.*

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 10

Comment here