Opini

Selamatkan Komodo dari Ekploitasi

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Hartati Ummu Syifa (Aktivis Muslimah)

Wacana-edukasi.com — Lagi hangat-hangatnya berita dari arah timur Indonesia yaitu dari Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terkenal dengan keindahan alam dan objek wisatanya, salah satunya adalah Taman Nasional Komodo.

Uniknya yang menjadi pembahasan di sini bukan tentang pesona alamnya, melainkan berita yang menyedihkan yaitu pernyataan dari Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, “Komodo ini satu-satunya di dunia, jadi kita harus jual”, tegasnya dalam rapat Koordinasi Nasional (Rakornas), Percepatan Perkembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas di Jakarta pada beberapa waktu yang lalu (Galamedia, 27/11/20).

Beliau juga meyakinkan, pembangunan ini dilakukan di destinasi pariwisata tersebut dengan tujuan untuk bisa menjaga keberlangsungan hewan langka ini. Seperti diketahui bahwasanya menjual kawasan wisata alam sudah terbukti menganggu habitat makhluknya, karena hewan yang terbiasa dengan alam liar, tiba- tiba berada di lingkungan yang tidak biasa dia hidup, hal ini akan memengaruhi populasinya dan lama-kelamaan akan punah.

Mari kita lihat kasus ini dari kacamata agama Islam. Apabila dengan menjual destinasi wisata ini dengan dalih memperhatikan keberlangsungan hidupnya, jauh sebelum komodo ini ada di Indonesia, Allah sudah berfirman di dalam Al-qur’an yang berbunyi: “Dan tidak ada satu pun makhluk yang bergerak di bumi melainkan di jamin rezekinya.” (Surah Hud : ayat 6)

Semua hal ini sudah ditetapkan Allah Sang Maha Pengatur alam dan makhluk-Nya. Baik itu dari segi habitat, lingkungan dan makanan, tentu itu sudah pasti baik dan tidak akan di hisab. Hanya saja banyaknya campur tangan manusia, membuat alam menjadi semakin kacau. Semua perbuatan hanya berlandaskan untung dan rugi.

Ketika membahas tentang investasi, Islam punya solusi bagi pendapatan negara, yang bisa diambil dari sumber ekonomi utama yang mampu menyelamatkan ekonomi negara yakni sektor pertanian, sektor perindustrian, perdagangan, dan lain sebagainya.

Indonesia adalah negara yang kaya dengan segala sumber daya alam, flora dan fauna, akan tetapi kemiskinan merajalela di mana- mana, karena masih bergelut di sistem yang rusak ini.

Padahal Islam sangat ketat dalam mengatur sumber kekayan alam, yang pada hakikatnya semua dikelola negara demi kesejahteraan rakyat, bukan untuk di jual kepada asing maupun aseng, termasuk pada kasus penjualan destinasi Taman Nasional Komodo. Beginilah sengkarut wajah negeri ini yang menganut asas demokrasi. Pengaturan investasi yang tak jelas kemana muaranya. Apakah untuk rakyat atau para kapitalis bermodal besar.

Pada dasarnya hewan komodo bagi Indonesia adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta dan wajib disyukuri dengan cara melestarikan dan menjaganya, karena ini merupakan hewan langka yang hanya dapat hidup di tanah NTT, Indonesia.

Dalam Islam, telah ditetapkan suatu kawasan tertentu dari sebagian milik umum untuk di lindungi negara yang di sebut hima, seperti hutan yang harus di lindungi untk kemaslahatan rakyat, dan melihat fakta ini Taman Nasional Komodo bisa ditetapkan sebagai hima.

Bukan hal yang yang asing dalam sistem demokrasi, pemerintah lebih memilih pemilik modal dibandingkan menjaga kelestarian alam dan kesejahteraan rakyat. Maka satu-satunya jalan untuk menjaga keberlangsungan semua makhluk hidup, kekayaan alam, dan kesejahteraan rakyat adalah kembali kepada Islam.

Mengapa harus Islam? Karena Islam adalah satu-satunya solusi dari semua problematika hidup, yang dapat membawa keadilan, kesejahteraan, dan dapat menyelesaikan semua masalah yang ada di negeri ini, maka sudah saatnya kita meninggalkan sistem yang rusak ini dengan memilih Islam sebagai satu-satunya solusi dalam hidup.

Wallahua’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 166

Comment here