Opini

Negara Abai Terhadap Generasi Z

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Umi Rizkyi (Komunitas Setajam Pena)

Wacana-edukasi.com — Akhir-akhir ini semakin menjadi ulah yang terjadi di negeri ini. Semakin hari kebijakan yang diambil oleh pemerintah tidak menjadi solusi, justru malah menimbulkan masalah baru lagi. Apalagi di awal tahun 2021 ini terjadi ujian yang begitu berat dan banyak hal yang menimpa negeri ini. Pandemi yang belum tahu kapan berakhir, tanah longsor, gempa bumi, banjir dan lain-lain.

Saat ini, Indonesia dianggap abai terhadap nasib dan masa depan dari generasi Z. Generasi Z yaitu generasi yang lahir sejak 1995-2010. Kini pukulan paling talak akibat pandemi yang belum berakhir. Begitu banyak bermunculan masalah dalam kehidupan disaat pandemi. Misalnya, adanya PHK, yang mengakibatkan semakin pendeknya roda perekonomian.

Oleh karena itu, pemerintah mengadakan pelatihan terhadap generasi Z ini. Sebagai contohnya, di bidang pendidikan. Telah terbukti pemerintah berkali-kali telah melakukan revisi kurikulum, yakni:
1. kurikulum 2004 berbasis kompetensi (KBM) 2004.
2. awal 2006 diganti dengan istilah KTSP yaitu kurikulum tingkat satuan pendidikan.
3. Kemudian dipaksa mengikuti kurikulum 2013 yang digadang-gadang mampu menekan pemikiran kompetensi dengan mengaplikasikan pada sikap, keterampilan dan pengetahuan pendidikan.
4. Kurikulum PJJ yaitu adanya pembelajaran jarak jauh. membuat siswa sibuk menyelesaikan tugas-tugas yang banyak.

Bukan hanya itu saja, namun juga tidak diadakannya Ujian Nasional yang dianggap memberi beban siswa. Kemudian seiring dengan bergantinya nama. Pada tahun 2014 Ujian Nasional diganti dengan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Meski tidak sedikit wilayah yang masih menggunakan metode kertas untuk menyelesaikannya.

Pada tahun 2015, UMBK bukan menjadi standard kelulusan siswa. Ditambah lagi saat pandemi ini, ujian nasional diganti dengan asesmen kelulusan minimum. Dengan demikian, maka muncullah ketidakjelasan arah pelaksanaan pendidikan. Sehingga mengakibatkan banyak siswa yang kecewa sampai mengarah pada sikap menyepelekan dan mengabaikan pentingnya pendidikan.

Berdasarkan fakta di atas banyak pula dari siswa yang merasa terbebani, sehingga melampiaskan dengan hal-hal yang lainnya. Dimana hal itu bisa membuat mereka senang. Misalnya game online. Namun faktanya gadget banyak digunakan untuk game online dan pornografi. Sehingga berakibat fatal, yaitu kecanduan pada anak.

Sungguh sangat ironis dan miris dengan fakta tersebut. Padahal pendidikan muda menentukan kualitas peradaban bangsa. Ternyata generasi Z merupakan korban dari sistem rezim yang abai terhadapnya terlebih lagi saat pandemi.

Sungguh sangat menyedihkan, jika melihat nasib yang dialami generasi Z ini. Seharusnya negara melayani dan memenuhi kebutuhan rakyatnya. Termasuk dalam hal pendidikan. Namun sungguh disayangkan, saat ini negara hanya berfungsi sebagai regulator semata. Yaitu hanya sebagai jembatan antara pengusaha dan rakyatnya. Sehingga berakibat negara tidak memiliki kekuatanyang tajam dalam menjaga dan melindungi generasi Z ini.

Tentu sungguh berbeda dengan sistem Islam yang diterapkan oleh sebuah negara. Di mana negara berkewajiban menjamin, menjaga, melindungi dan melayani kebutuhan rakyatnya. Dalam berbagai bidang, misal pendidikan, kesehatan, ekonomi, sosial dan lain-lain.

Maka dari itu nasib generasi Z berada pada sebuah rezim yang menerapkan aturan yang sesuai dengan aturan Islam. Yaitu aturan yang berasal dari sang pencipta. Yang dijamin kemurnian kebenarannya. Tidak lain dan tidak bukan ialah aturan Islam kaffah. Telah terbukti selama 14 abad lamanya telah memimpin dunia. Hingga kegemilangan Islam masih tersisa di Indonesia hampir di seluruh Nusantara.

Di bidang pendidikan misalnya, negara wajib memberikan kualitas pendidikan yang terbaik, baik sarana maupun prasarananya. Baik itu di kota maupun di desa. Berlaku kepada seluruh masyarakat muslim maupun non muslim. Secara percuma alias gratis. Semoga generasi Z saat ini akan terselamatkan dengan adanya kebangkitan Islam secara kaffah. Sehingga akan melahirkan generasi yang tangguh, kuat, kokoh dan berjuang akan bangkitnya Islam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Views: 10

Comment here