Opini

Menyoal Kepedulian Pada Tetangga

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Melani N

Wacana-edukasi. Com, OPINI– Jasad seorang ibu berinisial GAH (68) serta anak laki-lakinya berinisial DAW (3,8) ditemukan telah membusuk di kediaman mereka, Perumahan Bt Cinere, Depok, Kamis (7/9/2023). Direktur Reserse Kriminal Umum saat ini masih melakukan Penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP). Dimana ditemukannya 2 (dua) orang mayat ibu dan anak tersebut.

Hikikomori, adalah suatu istilah Jepang yang artinya suatu kondisi psikologi yang membuat orang menutup diri dari masyarakat, keputusan tinggal di rumah selama berbulan bulan, seseorang di sebut sindrom hikikamori bila sudah tidak keluar rumah, menggurung diri sedikitnya 6(enam) bulan hingga tahunan.

Hikikomori umumnya terjadi pada anak muda, tetapi apakah fenomena ini menjangkit pada kalangan muda Jepang dan pada faktanya ini bisa menjalar pada orang dewasa bahkan dalam sebuah keluarga. Masyarakat Jepang, yang juga terkenal dengan kesopanan dan masih memegang kultur adat ketimurannya, tapi kehidupan sosial mereka sudah bergeser.

Pada peristiwa ditemukannya 2 (dua) jasad mayat tersebut, masih menjadi sebuah pertanyaan, karena terjadi dinegara ini, yang kita ketahui dengan penduduk Indonesia pada umum terkenal dengan keramah tamahannya, gotong royong, peduli sesama baik dengan kerabat maupun tetangga. Terutama yang tinggal desa atau kota kecil, kebersamaan masih dijunjung tinggi. Sifat mereka tidak segan segan memberikan pertolongan kepada tetangga ataupun kerabat yang membutuhkan pertolongan atau bantuan.

Kultur gotong royong, bahu membahu dalam kehidupan bertetangga yang diturunkan nenek moyang dinegara ini, masih terasa kental sekali, terbukti dari tiap momen kerja bakti yang rutin diselenggarakan di tiap kampung atau pada saat memperingati hari besar tertentu atau jadwal rutin kegiatan kampung, karena harapannya dari meraka saling mengenal satu sama lain, yang tinggal dalam satu kampung atau daerah tertentu.

Akan tetapi sebagian besar daerah saat ini telah berubah, bergeser dari masyarakat sosial, ramah, peduli menjadi kultur masyarakat yang individualintis. Individualis merupakan penampakan dari gharizatul baqa’ , gharizah yang mengedepankan eksistensi diri, mereka tidak mengenal bagaimana seharusnya bertetangga dan menjalin hubungan bertetangga.

Perkembangan teknologi juga menjadi salah satu faktor manusia hidup bergaya individulis, komunikasi handphone atau gudget merupakan alat komunikasi yang efektif antar individu, tidak perlu bertemu secara langsung, cukup dengan memainkan jari jari kebutuhan dan keinginan apapun segera terpenuhi dan tercukupi. Pada akhirnya pola ini yang menjadi trend dikalangan masyarakat saat ini. Mereka tidak menyadari perubahan yang mereka alami, dan berkembang terus menjalar akhirnya menjadi hal yang lumrah.

Masyarakat individulis lahir dari pemahaman masyarakat sekuler , paham yang memisahkan agama dengan kehidupan. Masyarakat individualis memandang apa mereka lakukan didunia tidak boleh agama mengaturnya. Kehidupan dunia melenakan mereka, mereka ingin mewujudkan segala sesuatu yang mereka inginkan, kesibukan sehari hari hanya untuk mencari harta dari siang hingga malam hari, tidak mengenal akan pahala dan dosa. Paham hak asasi manusia dijadikan sebagai sandaran dalam kehiidupan, pemahaman ini sudah menjangkit dalam diri masyarakat saat ini baik muslim maupun non muslim, mereka jadikan dalil dalam kehidupan sosial bermasyarakat. Dan kepedulian mereka kepada individu yang lain juga berasas manfaat, untung dan rugipun yang dijadikan standar perbuatan.

Begitupun dengan kehidupan sosialnya, urusan orang lain bukanlah urusannya, Dan sebaliknya kehidupan dirinya atau keluarganya tidak boleh orang lain untuk ikut campur. Mereka berusaha menyelesaikan dengan cara cara mereka. Sehingga tidaklah heran, banyak dikalangan mereka timbul rasa curiga dan tidak percaya dengan lingkungan sekitar.

Islam adalah agama yang sempurna, diturunkan untuk umat manusia dibumi dan segala isinya, mengatur bukan hanya hubungan mahluk dengan pencipta, mengatur hubungan dirinya sendiri juga mengatur hubungan dirinya dengan sesama.

Kehidupan sosial dalam bertetangga sangat di anjurkan, meskipun tidak ada hubungan darah, tetangga merupakan kerabat terdekat, disaat mendapat kesusahan, kesulitan, tetanggalah orang yang pertama kita mintai pertolongan. Tolong menolong bukan hanya sesama muslim selain muslimpun di wajibkan untuk saling peduli, tidak boleh ada perbedaan ataupun kesenjangan. Dimata Allah semua manusia adalah sama Allah hanya menilai dalam ketaqwaan. Dan ketaqwaan individu, akan nampak dalam hubungannya dengan atau antar individu. Begitu juga keimanan seseorang tercermin dalam kehidupan bertetangga.

Sebagaimana hadits Rasulullah ” Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia memuliakan tetangg, dan siapapun yang beriman kepada Allah dan hari akhir. Hendaklah ia memuliakan tamunnya “. (HR.Muslim)

Dalam hadist lainpun berbunyi ” Sebaik – baiknya sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabat, sebaik – baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangga (HR.At Tirmidzi). Kepekaan dan kepedulian antara sesama individu, hanya tercermin dalam masyarakat yang beraqidah Islam, dan ini hanya ada dalam sistem Islam.

Wallahu’ alam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 22

Comment here