Surat Pembaca

Lepas Tangan Negara pada Kesehatan Generasi Muda

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh : Suci Indah ( Ibu Pembelajar )

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Anak merupakan generasi muda penerus bangsa, sebuah negara tidak akan berkembang tanpa adanya generasi muda. Negara membutuhkan generasi muda yang sehat jasmani serta rohani. Generasi muda yang sehat merupakan tonggak yang membangun bumi pertiwi.

Kasus diabetes yang menimpa anak negeri kembali membuat bumi pertiwi kian bersedih. Lagi dan lagi generasi muda dihadapkan dengan persoalan kesehatan kian membuat goyahnya pilar-pilar bangsa.

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muhammad Faizi, SpA (K) mengatakan, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetesi anak tahun 2010.

“Pada 2023, angkanya meningkat 70 kali lipat dibandingkan pada 2010 yang ,028 per 100.000 dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000,” ujar Faizi dalam Media Briefing IDAI “Diabetes pada Anak” yang dilaksanakan secara daring, Rabu, 1 Februari 2023.

Faizi menyebut, kasus diabetes pada anak mencapai 2 per 100.000 jiwa per Januari 2023. Pada anak, kasus diabetes yang banyak ditemukan adalah tipe 1. Sedangkan diabetes tipe 2 pada anak sebanyak 5-10 persen dari keseluruhan kasus diabetesi anak.

kesempatan yang sama, Ketua Pengurus Pusat IDAI dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) menyebut, diabetes yang merupakan penyakit tidak menular pada anak tak ubahnya epidemi yang terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Kasus ini menunjukkan minimnya pengetahuan masyarakat tentang pola makan. Tingginya angka kemiskinan juga makin menambah besarnya kesalahan dalam menerapkan pola makan yang sehat. Ditengah himpitan ekonomi dewasa ini, sangat sulit bagi masyarakat untuk memenuhi gizi seimbang bagi keluarganya.

Bagaimana tidak, masyarakat dipusingkan dengan harga-harga yang kian meroket. Ditambah lagi beredarnya olahan makanan yang tidak memiliki standar kesehatan, membuat masyarakat semakin abai dalam hal pemenuhan gizi.

Di sisi lain, terbatasnya modal karena kemiskinan membuat para pedagang nakal menggunakan bahan yang murah meski berbahaya, dalam berdagang. Hal ini terjadi karena negara abai dalam mewujudkan keamanan pangan bagi rakyatnya. Keserakahan manusia juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar.

Pemimpin dalam Islam sangat melindungi pasar, karena pasar merupakan jantung perekonomian. Pasar merupakan tempat perputaran roda okonomi sebuah negara. Pada masa pemerintahan khalifah Amirul Mukminin Umar bin al-Khattab Radhiyallahu Anhu, dia telah menugaskan petugas untuk mengusir para pedagang yang tidak mengerti halal-haram dalam jual beli (fikih muamalat).

Islam sangat menentukan makanan yang dikonsumsi harus Halal dan thayyib. Karena makanan yang halal lagi thayyib menjadi kunci terijabahnya doa-doa kita. Islam menjadikan negara Islam sebagai raa’in yang memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan Thaayyib bagi rakyatnya.

Sudah seharusnya kita kembali menjalankan hukum Islam sesuai dengan Al-quran dan Assunah. Karena hanya dengan menjalankan peraturan Islamlah kita dapat menikmati berkah yang diberikan oleh Allah SWT.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here