Opini

Islamofobia Berulang, Nyawa pun Melayang

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Mustaqfiroh 

(Ibu Rumah Tangga)

Islamofobia bukan terjadi karena munculnya respons terhadap kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam. Melainkan, peristiwa-peristiwa tersebut sekadar dijadikan momen untuk semakin menyebarkan kebencian terhadap Islam dan penganutnya. Oleh karena itu, Islamofobia harus segera dihentikan.

Wacana-edukasi.com Lagi! Islamofobia menunjukkan taringnya. Kali ini korbannya adalah keluarga muslim di Kanada. Satu keluarga yang terdiri dari 5 orang, 4 tewas setelah diserang oleh seorang pemuda berusia 20 tahun dengan menabrakkan truk pick up yang dikendarai, tepat saat mereka sedang menunggu untuk menyeberang jalan. Diduga serangan ini telah direncanakan sebelumnya.

Dalam konferensi pers, Inspektur Detektif Paul Waight mengatakan bahwa “Ada bukti ini adalah tindakan yang direncanakan, dimotivasi oleh kebencian. Diyakini bahwa para korban ini menjadi sasaran karena mereka muslim,” (detikNews.com).

Wali Kota London, Ed Holder juga memperjelas bahwa pembunuhan massal itu terjadi terhadap muslim, terhadap warga London yang berakar dari kebencian yang tak terkatakan.

Serangan terhadap umat muslim di Kanada, bukan pertama kalinya. Ini adalah kasus yang terus berulang tanpa ada penyelesaian. Bahkan setiap tahunnya semakin bertambah. Serangan ini terjadi di tengah meningkatnya islamofobia di provinsi- provinsi seluruh Kanada.

Dikutip dari The Guardian, Dewan Nasional Muslim Kanada (NCCM) mencatat lebih dari 300 kasus insiden yang terjadi selam tahun 2015 hingga 2019. Lebih dari 30 kasus adalah tindak kekerasan fisik.

Sejak peristiwa tragedi WTC 11 September di New York 2001, seruan terhadap terorisme membuat komunitas Islam menjadi bagian isu penting untuk selalu dibicarakan. Dengan anggapan muslim adalah penyebab dari segala persoalan dan menjadi sasaran terhadap tuduhan. Padahal, tuduhan tanpa bukti ataupun argumentasi adalah bentuk prasangka buruk yang akan menjadi ancaman bagi umat Islam. Hal ini menjadi bagian sikap fobia yakni ketakutan yang muncul dari prasangka.
Islamofobia bukan terjadi karena munculnya respons terhadap kekerasan yang dilakukan oleh umat Islam. Melainkan, peristiwa-peristiwa tersebut sekadar dijadikan momen untuk semakin menyebarkan kebencian terhadap Islam dan penganutnya. Oleh karena itu, Islamofobia harus segera dihentikan.

Kecaman, bukan Solusi

Setiap tragedi islamofobia yang terjadi, tentu menimbulkan banyak kecaman dari berbagai negara di dunia. Tak lepas dengan peristiwa yang terjadi belakangan ini, pun menyita banyak perhatian termasuk Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau. Ia mengatakan bahwa insiden itu “mengerikan”, dan menggambarkan sebagai tindak kebencian. Dirinya juga menambahkan dalam cuitannya, bahwa, “kami mendukung Anda. Islamofobia tidak memiliki tempat di komunitas kami. Kebencian ini berbahaya dan tercela dan itu harus dihentikan.” (bisnis.com 8/6/2021).

Kecaman juga dilayangkan oleh Perdana Menteri Pakistan, Imran Khan. Ia mengatakan bahwa, “Tindakan terorisme yang terkutuk dan islamofobia perlu dilawan secara holistik oleh komunitas internasional.” ( Okezone.com 8/6/2021).

Kecaman yang dilakukan oleh pejabat negara terhadap tindakan teror yang berulang, tidak cukup menghentikan kekerasan terhadap kaum muslim akibat Islamofobia di dunia. Demikian juga tidak cukup hanya memberikan penjelasan ajaran Islam yang benar. Namun, harus kita sadari bersama bahwa di balik istilah islamofobia, ada rencana jahat untuk menjegal perjuangan Islam ideologis.

Dengan Kepemimpinan Islam, Nyawa Terjaga

Islam memandang, bahwa nyawa adalah anugerah dari Sang Pencipta yang harus dijaga dan dilindungi. Hilangnya nyawa satu nyawa manusia tanpa ada alasan syar’i sangat berarti. Sehingga diibaratkan hancurnya dunia lebih ringan dibandingkan hilangnya nyawa seorang muslim. Sebagaimana termaktub dalam firman Allah SWT:

Siapa saja yang membunuh satu manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, seakan-akan dia telah membunuh seluruh manusia.” (QS. Al Maidah: 32).

Ayat ini menunjukkan bahwa dosa orang yang membunuh tanpa sebab yang dibenarkan adalah dosa besar. Yakni, membunuh seorang seakan-akan ia membunuh seluruh manusia.

Sebagaimana juga sabda Rasulullah SAW yang di riwayatkan oleh An Nasa’i:

Kehancuran dunia ini lebih ringan di sisi Allah dibandingkan dengan pembunuhan satu orang muslim.”

Bahkan, pelaku yang melakukan tindakan pembunuhan terhadap seorang muslim mendapatkan ancaman yang keras dari Allah SWT dan Rasulullah SAW. Sebagaimana Sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Dawud.

“Siapa saja yang membunuh orang muslim, lalu dia bergembira dengan pembunuhan tersebut, maka Allah tidak akan menerima tobat dan tebusannya.”

Dalam kepemimpinan Islam, tidak ada setetes darah yang menetes sia-sia. Apalagi karna pembunuhan yang disengaja. Negara akan hadir menjadi junnah ( pelindung ) dan pembela terhadap masyarakatnya. Hal ini sudah diterapkan selama kurang lebih 13 abad lamanya oleh Rasulullah SAW dan para khalifah ( pemimpin) penerusnya sampai berakhirnya masa kepemimpinan Kekhilafan Ustmaniyah di Turki tahun 1924 Masehi.

Islam memberi sanksi tegas terhadap pelaku pembunuhan, yakni qishas yang merupakan hukuman mati atas permintaan keluarga agar memberikan rasa adil terhadap keluarga yang ditinggalkan. Jika keluarga tidak menghendaki yang demikian, maka bisa dengan meminta tuntutan sebesar 100 ekor unta, 40 di antaranya sedang hamil. Hal ini akan mencegah dari terus berulang tindak kekerasan dan pembunuhan. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 178;

“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kalian qishas berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh: orang merdeka dengan orang merdeka, hamba sahaya dengan hamba sahaya dan wanita dengan wanita.”

Oleh karena itu, hanya dengan kepemimpinan Islam saja yang mampu menghentikan kekerasan dan mengangkat kehormatan Islam di seluruh dunia. Jika saat ini kepemimpinan tersebut telah tiada, maka sudah seharusnya kita turut dalam memperjuangkan kepemimpinan tersebut. Yakni, dengan senantiasa berjuang bersama jamaah dakwah yang memperjuangkan diterapkan kembali kepemimpinan Islam.

Wallahu a’lam bishshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 2

Comment here