Opini

Gerakan Keluarga Berdoa, Bisakah Atasi Bencana?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Nurjaya, S.Pd.I.

Himbauan doa bersama yang disampaikan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) dan pemimpin negeri ini menunjukan adanya pengakuan bahwa manusia butuh pertolongan Allah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Karena virus Corona ini pun termasuk makhluk ciptaan Allah.

Wacana-edukasi.com — Jumlah penambahan kasus baru Covid-19 per 14 juli 2021 sebanyak 54.517, ini adalah rekor tertinggi sejak Maret 2020 lalu, sehingga total pasien yang terpapar C0vid-19 saat ini berjumlah 2.670.046 orang (Kompas.com 14/07/2021).

Kasus baru Covid-19 di Indonesia terus melonjak sejak usai libur hari raya, terlebih di Pulau Bali dan Pulau Jawa. Bahkan rumah sakit yang ada tidak cukup untuk menampung pasien hingga area parkiran pun disulap menjadi tempat untuk merawat pasien yang ada. Suasana semakin mencekam dikarenakan suara sirine ambulan seolah tidak putus-putusnya baik pagi, siang, sore, malam, maupun dini hari tetap lalu lalang karena bertugas untuk menjemput atau membawa jenazah pasien Covid-19.

Hampir setiap hari diberitakan banyaknya pasien yang meninggal, baik itu masyarakat pada umumnya, ustadz/ah, bahkan tenaga kesehatan pun banyak yang gugur karena terpapar virus yang mematikan ini. Negeri ini sudah banyak kehilangan orang-orang terbaiknya.

Pemerintah telah melakukan banyak cara agar pandemi ini segera teratasi, dan saat ini pemerintah tengah memberlakukan aturan PPKM (Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat) Darurat di wilayah yang kategori zona merah dan orange.

Selain itu melalui Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT), Abdul Salim Iskandar, pemerintah meminta agar seluruh kepala desa, pendamping desa dan seluruh warga desa untuk menggelar doa bersama secara rutin setiap hari pada pukul 18.00 sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Hal ini disampaikan melalui surat yang ditujukan kepada kepala desa, pendamping desa dan warga desa untuk menghadapi kasus Covid-19 yang melonjak akhir-akhir ini (newsdetik.com 03/07/2021).

Bahkan pemimpin negeri ini pun memimpin langsung untuk melakukan doa bersama demi segera berakhirnya pandemi ini agar bisa hidup normal seperti dulu. Pandemi Berakhir (CNNIndonesia.com Minggu, 11/07/2021).

Kita Lemah, Kita Butuh Allah

Salah satu sifat dasar yang ada pada manusia adalah lemah dan membutuhkan sesuatu yang lain. Entah itu manusia lainnya, binatang, makanan, minuman, termasuk pun manusia sangat butuh pertolongan Allah dalam mengarungi kehidupannya. Bahkan untuk sekedar mengedipkan mata dan bisa menghirup udara pun manusia butuh pertolongan Allah, semuanya karena kemurahan Allah pada manusia. Karenanya Allah SWT berfirman:
“Tuhanmu berfirman; “Doalah kepadaku niscaya akan kuperkenankan bagimu,” (QS. Al-Mukmin: 60).

Himbauan doa bersama yang disampaikan oleh Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) dan pemimpin negeri ini menunjukan adanya pengakuan bahwa manusia butuh pertolongan Allah dalam menghadapi pandemi Covid-19. Karena virus Corona ini pun termasuk makhluk ciptaan Allah.

Jika memang benar negeri ini membutuhkan pertolongan Allah semestinya tidak sekadar himbauan doa namun juga himbauan untuk taubatan nasuha kepada seluruh masyarakat dan pemerintah, setelah itu kembali menerapkan hukum Allah secara total. Hal ini pernah dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab ketika menghadapi wabah. Seruan Khalifah Umar bin Khattab kepada rakyatnya ketika menghadapi wabah;

“Wahai manusia, bertakwalah kepada Allah dalam diri kalian, dan dalam urusan kalian yang tidak terlihat oleh manusia. Karena sesungguhnya aku diuji oleh kalian, kalian diuji denganku. Aku tidak tahu, apakah kemurkaan itu ditujukan kepada diriku, dan bukan kepada kalian, atau kemurkaan itu ditujukan kepada kalian, dan bukan kepada diriku, atau kemurkaan itu berlaku untuk umum, kepadaku dan juga kepada kalian. Karena itu, marilah kita senantiasa berdoa kepada Allah, agar Dia memperbaiki hati kita, merahmati kita, dan juga mengangkat bencana ini dari kita.”

Himbauan untuk berdoa, dan juga taubat ini seyogyanya jangan hanya dihimbau untuk keluarga, tapi juga bagi pengambil kebijakan yaitu penguasa. Karena di tangan merekalah harapan untuk menjadikan Islam sebagai solusi dalam mengatasi wabah dan beragam permasalahan yang sedang dihadapi oleh negeri ini dan dunia digantungkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Al Quran surah Al-Baqarah ayat 186

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku kabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka memenuhi (perintah-ku) dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran.”

Dalam ayat tersebut sangat jelas korelasi antara pengabulan doa dengan penunaian perintah untuk memenuhi perintah Allah dan beriman kepada-Nya.

Maka jika ingin wabah ini segera berakhir maka penuhilah perintah Allah untuk benar-benar beriman dan taat kepada-Nya dalam segala hal, termasuk dalam menangani wabah ini harus sesuai dengan ajaran Islam.

Terlalu banyak kemaksiatan yang sudah dilakukan oleh para penguasa, dan masyarakat negeri ini. Mulai dari melegalkan riba, minuman keras tetap dibiarkan diproduksi, tempat-tempat hiburan malam merajalela, judi, pencurian, korupsi, pembunuhan, pemerkosaan, dan masih banyak lagi kemaksiatan yang terus bertambah dari hari ke hari.

Saatnya negeri ini berdoa bersama dan juga taubat bersama dari segala kemaksiatan dengan menjadikan hukum Islam sebagai sumber aturan dalam menjalani kehidupan kedepannya agar bencana ini segera diatasi Allah dengan cara-Nya.

Wallahu’alam bishowab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 0

Comment here