Syiar IslamTsaqofah Islam

Esensi Hijrah Islam Kaffah

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Alvi Rusyda

Pergi ke pasar pakai baju merah
Jangan lupa berdo’a dalam hati
Mari hijrah menuju Islam Kaffah
Taat tanpa tapi Istiqamah sampai mati

Pengertian Hijrah

Wacana-edukasi.com — Makna hijrah secara bahasa adalah: berpindah, bergerak, dan berubah. Menurut Istilah, yang disimpulkan dari pemaparan pemateri, berpindah dari masa jahiliyah menuju Islam, memisahkan yang haq dengan batil, dan berpindah dari daarul kufur menuju daarul Islam. Rasulullah Saw., hijrah ke Madinah, tidak hanya berpindah fisik saja, namun mengubah tatanan sistem menuju lebih baik, dan menyebarkan dakwah ke seluruh dunia.

Menurut Ustaz Yuana, Hijrah itu ada dua yaitu, pertama, hijrah lahiriyah, berpindah secara fisik, dari suatu tempat ketempat lain, penampilan, atau suasana baru. Kedua, hijrah batiniyah adalah meninggalkan aturan yang mengikuti hawa nafsu, menuju ketaatan kepada Allah Swt. Berpindah dari Daarul kufur menuju Daarul Islam. Hijrah itu harus dari tekad dan niat yang kuat, karena prosesnya sangat mahal, untuk meraih rida Allah.

Konsekuensi Hijrah

Konsekuensi hijrah sama dengan konsekuensi ketaatan kepada Allah Swt. Ketika kita sudah taat kepada-Nya, maka Allah pasti akan menyayangi hamba-Nya yang beriman. Kadangkala diberi ujian, untuk melihat kekuatan iman, apakah ujian kekurangan harta, ditolak, dan ujian lainnya. Bagaimana sikap kita? Hanya dua buah tips, sabar dan istikamah. Yakinlah setelah ujian, pasti akan ada masa bahagia tanda kita berhasil menjalani ujian. Kita harus yakin Allah pemberi rezki, tidak boleh takut kekurangan. Bisa jadi, Allah menyiapkan skenario indah di luar dugaan kita. Ini yang dirasakan oleh Ibu drg. Carissa, beliau memutuskan menjadi mualaf, dan meninggalkan kebiasaan lamanya, dan menjalankan syariat Islam secara kafah.

Sampai-sampai beliau rela berpisah dengan suami dan keluarganya demi memeluk Islam. Tidak jauh beda, Ustaz Felix masuk Islam harus berpisah dengan kekuarganya. Mendengar penuturan ini, mengingatkan kepada kisah para sahabat, diantaranya: Zainab harus berpisah dengan suaminya karena beda keyakinan, Mush’ab bin Umair rela meninggalkan kemewahan dunia demi hijrah, Keluarga Yasir dan Bilal bin Rabah rela dihukum majikannya demi mempertahankan keimanan kepada Allah Swt.

Bagaimana dengan kita, yang sudah memeluk Islam sejak lahir? Kadang kala kita masih mengeluh dan gerak biasa-biasa saja. Yakinlah pertolongan Allah akan selalu datang kepada hamba-hamba-Nya yang menolong agama-Nya, dan memperjuangkan agama-Nya.

Salah satu dalil tentang hijrah Islam Kaffah:

“Wahai orang yang beriman, masuklah kamu semua ke dalam Islam. janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagi kalian,” (Surat Al-Baqarah ayat 208)

Dalil ini yang disampaikan oleh Ibu drg. Carissa, membuat diri ini tersentil habis. Jika tidak memeluk Islam secara kaffah, maka kita mengikuti langkah setan, nauzubillah begitu tegas Allah memberikan petunjuk bagi hamba yang ingin taat.

Hijrah itu tidak hanya mengubah tatanan individu saja, namun juga mengubah tatanan masyarakat, mengubah sistem kufur menuju sistem Islam. Maka, muslim dituntut memberikan pengaruh, menyampaikan ilmu yang dimiliki, mengajak kepada kebaikan, dan mencegah kemungkaran (QS: Al-Imran ayat 104 dan 110)

Menjaga Esensi Hijrah

Kita harus memanfaatkan waktu hidup di dunia dengan mengerahkan segala potensi, harta, dan fikiran untuk menyampaikan pengembara kebenaran. Karena hidup di dunia ini bagaikan berteduh di bawah pohon saat terik, setelah selesai lelah, kita akan melanjutkan perjalanan selanjutnya.

Islam itu fleksibel dengan perkembangan zaman. Kita bisa manfaatkan fasilitas hari ini sebagai uslub dakwah. Salah satunya adalah sosial media, karena sosmed ini sangat memberikan pengaruh dalam menyampaikan opini umum sangat luas. Maka tugas kita menghiasi sosmed dengan pemahaman Islam. Selain itu, kita juga bisa memanfaatkan potensi kita untuk mencari materi dengan bisnis misalnya, tujuannya memberikan manfaat untuk umat.

Kuncinya menjaga muamalah agar sesuai dengan koridor syariat.

Quotes: “Tutup saja bisnismu jika sibukmu untuk mencari laba, daripada surga” (Dewa Eka P)

Hijrah itu tidak bisa sendirian, butuh jamaah yang akan menjaga dan menguatkan. Tidak ada alasan untuk berbalik arah, istikamah dalam bergerak, lelah karena Allah, karena istirahat yang hakiki ketika sudah berjumpa dengan Allah Swt., Insha Allah.

Wallahu’alam

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 353

Comment here