Wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA–Sejak Sabtu 7 Oktober 2023 Zionis Yahudi menyerang Palestina. Serangan Zionis Yahudi terhadap Palestina adalah sebuah genosida. Puluhan ribu korban jiwa termasuk anak-anak, adalah dampak negatif yang ditimbulkan oleh genosida Zionis Yahudi terhadap Palestina. Menghancurkan rakyat Palestina atas nama pendudukan adalah upaya tindakan Zionis Yahudi. Tidak hanya menyerang Hamas tetapi Zionis Yahudi juga meluluhlantakkan semua bangunan, pengungsian, rumah sakit, membunuh wanita dan anak-anak, bahkan menghalangi berbagai bantuan kemanusiaan dari negara lain.
Berbagai belahan dunia, baik negara maupun organisasi internasional, memberikan dukungan pro Palestina. Bahkan aksi pemboikotan terhadap produk-produk Zionis Yahudi juga dilakukan juga oleh dunia Internasional serta demonstrasi mengecam genosida Zionis Yahudi terhadap Palestina.
Menanggapi hal tersebut, belum lama ini Puan Maharani, ketua DPR/MPR RI dihadapan puluhan delegasi negara-negara Afrika dalam Forum Parlementer Indonesia Afrika (IAPF) 2024 menyampaikan keinginannya untuk menghentikan perang di Palestina dan daerah konflik lainnya. Melalui forum kerjasama antara Indonesia dan Afrika Puan juga menegaskan niat untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Dia juga mendorong perdamaian di wilayah konflik lainnya seperti Ukraina yang terlibat perang dengan Rusia. (suarabali.id, 1/9/24)
Bagi Puan, parlemen perlu lebih aktif berkontribusi menyelesaikan berbagai krisis di dunia berdampak langsung bagi rakyat di negara Indonesia. Selaras dengan apa yang disampaikan oleh Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bahwa parlemen bukan sekadar badan legislatif, mereka juga berfungsi sebagai jembatan antara aspirasi masyarakat dan kebijakan publik. Retno menyampaikan dengan memanfaatkan jaringan parlemen, untuk memobilisasi tekanan publik internasional dapat mengakhiri agresi dan genosida di Palestina, mendukung kemanusiaan dan memajukan solusi dua negara.(TV news.com,1/9/24)
Tidak hanya oleh Puan Maharani atau Menlu Retno Marsudi, tetapi jauh sebelumnya dukungan seruan menghentikan genosida Zionis Yahudi atas Palestina tidak hanya dilakukan oleh orang-orang muslim bahkan oleh lembaga-lembaga internasional dan penguasa negeri-negeri muslim sejak dimulainya serangan Zionis Yahudi atas Palestina. Kenyataan sebenarnya seruan itu tidak berdampak apa-apa, tidak berhasil membuat Zionis Yahudi menghentikan aksi kejinya. Justru kebiadaban Zionis Yahudi menjadi-jadi menambah rakyat Palestina makin menderita.
Bisa disebut hanya pencitraan belaka apa yang dilakukan oleh para penguasa di negeri muslim itu. Hanya pernyataan sikap yang asal dunia tahu bagaimana posisi mereka atas persoalan Palestina. Menyuplai makanan, obat-obatan dan sukarelawan tapi itu semua tidak menyentuh akar masalahnya. Semisal obat-obatan hanya bisa mengobati yang terluka tapi jika Zionis Yahudi masih tetap di Palestina, akan kembali melukai rakyat Palestina begitu seterusnya.
Tidak bisa berbuat apa-apa negara yang berada di kanan kiri Palestina seperti Turki, Arab Saudi, Yordania, dan Mesir. Justru Mesir menutup perbatasan Mesir-Gaza ketika pengungsi Palestina hendak menyelamatkan diri. Maka sekutu Zionis Yahudi yaitu Amerika akan memusuhi bisa dengan diboikot, invansi atau bahkan diserang, bila negara-negara Arab tersebut menolong Palestina. Tanah air Turki, Arab, Yordania dan Mesir adalah negara yang berasaskan sekuler dan mempunyai hubungan diplomatik dengan Zionis Yahudi.
Pangkal masalahnya yaitu Zionis Yahudi harus diusir dari tanah Palestina. Semata-mata dengan cara ini penderitaan rakyat Palestina diakhiri. Sehingga bantuan yang diperlukan adalah tentara dan kekuatan perang, menggantikan perlawanan batu dan tangan kosong yang dilakukan selama ini.
Penyelesaian bagi Palestina bukan pula dengan solusi dua negara (two-state solution). Sebab tanah Palestina adalah tanah Kharaj yang diperoleh pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab. Umat muslim bahkan tidak boleh menyerahkan sejengkalpun.
Tiada yang lain, solusi hakiki bagi Palestina adalah tegaknya Daulah Khilafah dan hadirnya seorang khalifah yang akan mengusir dan menerangi Zionis Yahudi. Islam membangun kekuatan ukhuwah (persaudaraan sesama muslim di seluruh dunia) atas dasar akidah. Pemerintah berperan penting dalam menanamkan kesadaran umat terhadap sesama saudara muslim terlebih yang terjajah seperti Palestina. Membangun kekuatan ukhuwah Islamiyah menggantikan kesukuan dan nasionalisme yang membuat kaum muslim terpecah-pecah.
Allah SWT berfirman:
“Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, karena itu damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujuuraat:10). Pembelajaran dalam khilafah akan membentuk setiap muslim untuk menyeru pada kebenaran.
Selanjutnya khilafah juga bertanggungjawab untuk membina masyarakat dengan kesadaran politik Islam sehingga masyarakat dapat melakukan kewajiban dakwah dan jihad. Melalui kekuatan dan kekuasaan negara khilafah dan kesadaran dari warga negaranya maka akan mudah dengan menggerakkan setiap rakyat untuk berjihad dan mengirimkan kekuatan militer untuk membantu sesama saudara muslim yang sedang terjajah seperti Palestina.
Ummu Muza
Sedayu, DIY
Views: 1
Comment here