Surat Pembaca

Solusi Tuntaskah PPKM Darurat Atasi Pandemi?

blank
Bagikan di media sosialmu

Wacana-edukasi.com — Upaya mengahadapi pandemi covid-19 ini sudah banyak yang dilakukan, mulai dari PSBB hingga PPKM Darurat. Namun, tidak banyak perubahan justru makin tinggi jumlah kasus terpapar, bahkan menyentuh 34.000 kasus per hari (Kementrian Kesehatan RI).

Dikutip dari detiknews.com( 11/07) Dicky Budiman seorang pakar Epidemiolog Griffith University, menyatakan bahwa pelaksanaan PPKM Darurat selama sepekan belum berhasil mengatasi pandemi covid-19. Ia menyampaikan bahwa beberapa perkembangan data pertumbuhan kasus corona di Indonesia masih meningkat. Artinya, belum bisa melihat evaluasi dan interval keberhasilan.

Selain itu, data kematian menunjukan peningkatan. Epidemiolog Universitas Airlangga mengatakan, setelah sepekan penerapan PPKM darurat, pemerintah harus berani mengevaluasi kebijakan tersebut. Pemerintah harus berbenah mulai dari hulu hingga hilir. Sebab menurutnya, kebijakan ini masih bolong di mana-mana.

Data Satuan tugas (Satgas) covid-19, positivity rate Indonesia sebelum diterapkan PPKM darurat sampai saat ini masih menunjukan presentase yang tinggi. Pada 2 April, positivity rate Indonesia mencapai 43,79%. Lalu pada hari pertama PPKM darurat 3 Juli, positivity rate mengalami penurunan menjadi 36,69%. Namun, satu hari berikutnya, positivity rate Indonesia kembali melambung menjadi 44,61%. Sejak saat itu positivity rate Indonesia konsisten di atas 30%. Terbaru, pada 8 Juli, positivity rate mencapai 40,02%. Padahal WHO menetapkan ambang batas positivity rate 5%.

Alih-alih mencari penyelesaian lain dengan memutus penyebaran, upaya pemerintah dalam perbaikan program PPKM Darurat ini malah dengan menambah kapasitas tempat tidur di RS atau menambah tempat isolasi dengan alih fungsi bangunan.

Itu artinya, upaya yang tengah dijalankan disadari belum menyentuh akar permasalahan. Bagaimana tidak, sejak awal pemerintah setengah hati mengatasi pandemi. Lebih menyelamatkan ekonomi ketimbang nyawa manusia. Inilah pil pahit rakyat yang mesti ditelan ketika sistem yang dijalankan pemerintah adalah sistem kapitalisme liberal. Segala sesuatu hanya hitung-hitungan keuntungan.

Adanya PPKM Darurat sudah jelas tidak bisa menjadi satu-satunya solusi atasi pandemi. Akan tetapi, mengahadirkan kembali sistem illahi merupakan solusi yang hakiki yaitu negara khilafah Islamiyah yang akan melakukan langkah-langkah konkrit di antaranya : Pertama, Khalifah melakukan tes secara massal kepada seluruh warga negara. Kedua, Khalifah memisahkan warga yang sehat dengan yang sakit, sehingga warga yang sehat masih bisa beraktivitas normal.

Ketiga, Khalifah menjamin kebutuhan pokok pasien yang sakit hingga sembuh. Keempat, Khalifah mendukung serta menyediakan dana yang cukup untuk pengembangan riset terhadap vaksin agar segera ditemukan.

Semua mekanisme ini ditopang sistem keuangan Khilafah yaitu melalui baitul mal. Sehingga, negara tidak lagi bergantung terus-menerus kepada negara kapitalis asing melalui hutang ribawi. Istimewanya, dorongan iman warga negara khilafah menjadi modal berharga bagi negara, sehingga rakyat percaya pada penguasa dan patuh pada protokol kesehatan yang telah ditentukan. Sinergisitas ini, akan mampu mengatasi pandemi secara tuntas.

Afifah

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 0

Comment here