Puisi

Seratus Tahun Tanpamu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Mak Ayu

Seratus tahun lamanya
Keemasan peradaban mulia memudar
Mutiara yang ditenggelamkan dalam lumpur
Tak lagi bisa memendar cahaya
Ke seluruh jagat raya
Tinggal cahaya-cahaya kecil
Yang mematri dalam hati pecintanya

Tangis kerinduan membiru
Meninggalkan luka mendalam
Tentang perisai yang hilang
Telah menjadi kubang kesengsaraan
Hidup dalam aroma busuk sekularime
Ditelan congkak kapitalisme
Kering kerontang tanpa pijakan

Kami pintal luka demi luka
Menenunnya dalam percik cahaya kecil
Ruh-ruh yang tetap hidup dalam kalamullah
Terangkai dalam ikatan ukhuwah
Menyimpan takdirnya untuk jalan Islam
Mengeluarkan mutiara semesta
Dari lumpur pekatnya kapitalisme

Seratus tahun kami tanpamu
Menyisir dalam kecil cahaya yang terpatri
Untuk menyibak kegelapan demi kegelapan
Membuat ruang cahaya yang makin besar
Hingga pendarnya menerangi jadat raya
Menjadi perisai hakiki semesta
Khilafah Islamiyah

Ngawi, 4 Mare 2021

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 6

Comment here