Surat Pembaca

Sekularisme, Penyebab Rusaknya Pemuda

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ade kamila

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Beberapa waktu lalu viral di media sosial sekelompok pemuda mengendarai sepeda motor secara ugal-ugalan dengan mengacung-acungkan senjata tajam. Diketahui para pemuda tersebut dalam pengaruh minuman alkohol.Tak lama kemudian, polisi menangkap para pemuda yang berjumlah empat orang dengan inisial IMY, YA, NZA dan VA.

Para pemuda tersebut melakukan aksinya pada hari rabu (14/6 /2023) sekitar pukul 06.00 pagi di kawasan Kampung Cinagreg, Desa Langonsari, Kecamatan Pameungpeuk, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Dikabarkan bahwa aksinya itu hanya untuk gaya-gayaan dan alasan membawa senjata tajam dan mengacungkannya hanya untuk di photo dan selfi belaka.

Pada zaman sekarang, kenakalan remaja kerap kali dipertontonkan. Bahkan hal tersebut dianggap wajar dan lumrah dilakukan oleh para pemuda. Apalagi di era digital saat ini, sikap atau perilaku yang nir adab, kekerasan, kenakalan remaja kerap diapresiasikan di akun-akun media sosial seperti fb, tiktok, youtube, instagram dsb. Dalih mereka dari aksi-aksi yang dikontenkan adalah hanya untuk sekedar gaya-gayaan, untuk hiburan ataupun untuk mendapatkan cuan.

Tanpa disadari akibat yang bisa saja membahayakan dirinya sendiri ataupun orang lain juga mengganggu ketenangan Masyarakat pada umumnya. Semua Ini menunjukan, bahwa para remaja saat ini salah dalam memaknai jati diri, bahkan, telah kehilangan jati diri itu sendiri. Demi eksistensi mereka tak peduli baik dan buruk, halal dan haram. Apapun yang mereka inginkan, diekspresikan dengan perilaku liberal, mereka keliru dalam memaknai tujuan hidup dan tak memahami potensi yang ada dalam diri, sehingga mereka kehilangan arah dan tak mampu meredam naluri eksistensinya. Dan disisi lain, masyarakat seakan tidak peduli dengan situasi yang terjadi di sekitarnya. Ini cerminan bahwa sistem sekuler yang diterapkan di negri ini, melahirkan generasi yang tidak bisa mengontrol diri, bertindak sesukanya dan mengesampingkan aturan-aturan agama dari kehidupan. Ini semua menjadi bukti, bahwa negara dalam sistem kapitalis telah gagal mencetak generasi muda yang seharusnya menjadi generasi perubahan peradaban. sistem kapitalis pun telah gagal dalam menjamin keamanan dan kenyamanan Masyarakatnya..

Sementara sistem Islam adalah sistem yang mengatur seluruh permasalahan hidup, di mulai dari individu, keluarga, masyarakat, juga negara. islam mengatur bagaimana agar eksistensi diri bisa tersalurkan sesuai dengan ketentuan syara.
Pemuda adalah agen perubahan masa depan, maka, menjadi kewajiban bagi negara untuk menyelamatkan generasi saat ini dengan melakukan sejumlah upaya baik oleh orang tua, keluarga juga negara. Sehingga mereka terselamatkan dari upaya penyesatan sistem kapitalisme Sekularisme dan menjadikan mereka bermental pejuang dengan pemikiran yang cemerlang. Upaya-upaya tersebut Diantaranya, menguatkan akidah Islam dalam diri para pemuda, agar bisa dijadikan sebagai landasan kehidupan dunia dan akhirat. Sehingga hidup dan mati mereka itu hanya untuk islam. Kemudian, memahamkan para pemuda bahwa tujuan hidup yang tertinggi adalah mendapatkan ridho Allah Swt. Caranya dengan menaati aturan-aturan-Nya. Selanjutnya, membimbing para pemuda untuk senantiasa menjalankan perintah-perintah Allah dan meninggalkan segala apa yang dilarang oleh-Nya. Serta jadikan para pemuda peka terhadap kondisi umat hari ini, dan menjadikan mereka sebagai pengemban dakwah yang akan memperjuangkan tegaknya agama Allah Swt.

Maka dari itu, untuk mewujudkan generasi agar mempunyai makna dan tujuan hidup serta menjadi pemuda yang bertakwa adalah keberadaan negara yang menerapkan aturan Islam secara menyeluruh dalam seluruh aspek kehidupan, yang berlandasan akidah Islam yakni sistem Islam.
Wallahu’alam bishawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 10

Comment here