Oleh: Eti Ummu Nadia
wacana-edukasi.com, REPORTASE– Di penghujung Desember tahun 2022 kemarin bertepatan pada hari Sabtu, telah sukses terselenggara agenda spektakuler yaitu Risalah Akhir Tahun (RATU). Dengan mengangkat tema “Peduli Generasi Pemimpin Umat”. Acara tersebut pun dihadiri banyak dari kalangan Muslimah. Mulai dari Tokoh Muslimah, Mubalighah, Dosen, Ibu-ibu Majelis Talim, Mahasiswa, Aktivitas, hingga Pelajar. Yang mendukung keberlangsungan acara Ratu ini. Event tersebut pun di ikuti Muslimah dari Sabang sampai Merauke. Hingga mendapat dukungan dari luar negeri. Acara spektakuler Risalah Akhir Tahun (RATU) pun di isi oleh pengisi acara dan narasumber yang Maa Syaa Allah luar biasa hebat-hebat.
Acara RATU bukan hanya sekedar Event, akan tetapi merupakan sebuah dakwah yang bertujuan untuk memahamkan umat, agar senantiasa berada dalam jalan yang benar. Jalan yang sesuai sebagaimana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Kegiatan tersebut juga tidak lain merupakan amar makruf nahi mungkar (dakwah) yang merupakan kewajiban kita semua.
Dalam acara tersebut, mengusung tema “Peduli Generasi Pemimpin Umat”. Sebagaimana judul, kegiatan ini bertujuan untuk kita sebagai seorang Muslimah peduli dengan generasi pemuda masa depan. Karena faktanya generasi muda saat ini, sedang tidak baik-baik saja, atau rusak. Fakta generasi pemuda sekarang yang sudah berkurang rasa malunya, gaya hedonisme hura-hura, buka-bukaan aurat, pergaulan bebas, narkoba, miras, yang semua itu berpengaruh pada moral generasi. Dan bahkan mirisnya, kasus narkoba pun dari tahun ke tahun terus meningkat.
Dilansir dari Kompasiana 18 Oktober 2022 lalu, bahwa Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat ada peningkatan penyalahgunaan narkoba rentan usia 15 sampai 64 tahun. Dan kasus ini terus meningkat dari tahun ke tahun 1,80 persen pada tahun 2019, 1,95 persen di tahun 2021. Terkategori remaja dan mahasiswa penggunanya.
Kerusakan generasi pemuda saat ini akar permasalahannya adalah, sistem pendidikan sekuler yang diterapkan di dunia pendidikan. Mulai dari dasar sampai ke perguruan tinggi. Seperti kegagalan di sekolah karena ruang yang sempit. Kurikulum yang berubah-ubah. Seperti kurikulum merdeka, metode pelajaran yang bisa dipilih pelajaran yang diminta seorang pelajar. Kemudian tidak menanamkan agama, adapun juga yang menanamkan, tapi minim. Belum lagi di lingkungan, anak-anak sudah dibekali agama dari rumah, akan tetapi bisa ter warnai di lingkungan yang buruk.
Mahasiswa dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Program yang bertujuan agar Mahasiswanya di dorong untuk menguasai ilmu, yang menjadi bekal memasuki dunia kerja. Begitu juga dengan pesantren, tak luput dari UUD pesantrennya. Sehingga negara pun mengaturnya. Seperti kurikulum, manajemen, dan keuangan. Sehingga pondok diarahkan agar mengikuti negara. Santri di giring untuk tidak sibuk memperdalam ilmu agama. Santri justru di arahkan untuk pemberdayaan ekonomi. Seperti dikenalkan usaha. Tentunya tujuan kebijakan tersebut tidak lain agar mencetak generasi pekerja.
Melihat fakta generasi saat ini, sangat miris. Selain tadi dari segi moral yang rusak, hal ini juga dipengaruhi dari sistem pendidikan. Seperti kurikulum pendidikan, Mahasiswa dengan MBKM, Begitu juga pesantren mendapatkan pembajakan juga melalui UUD pesantrennya. Inilah gambaran kebijakan yang di terapkan sistem kapitalisme. Hanya bertujuan menjadi generasi saat ini menjadi generasi pekerja yang menghasilkan cuan. Sedangkan dari pendidikan agama, akidah, akhlak, tidak menjadi prioritas. Sebagaimana disampaikan narasumber acara RATU Dwi Hendriyanti S.PD. yang merupakan Praktisi Pendidikan
“Kerusakan remaja tiap hari terus bertambah dan makin kompleks. Tidak ada ruang dalam kapitalisme, yang membuat generasi menjadi taat syariat.”
Inilah fakta kegagalan di Dunia pendidikan. Generasi muda yang seharusnya menjadi generasi yang hebat, cerdas, cemerlang, bertakwa. Tapi saat ini mereka justru di rampas, dan di bajak dengan pemahaman sekularisme kapitalisme yang berasal dari budaya barat.
Nah apakah kita ingin, generasi muda kita jatuh pada jalan yang salah, yang mengantarkan pada kemaksiatan? Lantas bagaimana solusinya agar generasi pemuda saat ini terlindungi, dan terjaga dari pemahaman yang rusak?
Tentunya kita butuh sebuah sistem aturan yang bisa melindungi generasi dari kerusakan ini. Sistem itu tidak lain bernama “Khilafah” sebuah kepemimpinan yang setiap penerapan hukum-hukumnya berlandaskan Al-Quran dan As-sunah, berasal dari Allah SWT. Di antaranya Islam mengatur kurikulum pendidikan. Dalam Islam, kurikulum yang diterapkan adalah akidah Islam beserta ajaran lainnya. Dan tidak boleh ada kurikulum selain Islam. Pendidikan Islam diterapkan dari dasar sampai perguruan tinggi. Agar mencetak generasi cemerlang, generasi berakhlak mulia, dan menjadi tonggak peradaban dunia. Karena Khilafah akan menutup celah masuknya paham barat, dan tontonan yang merusak generasi. Sebagaimana disampaikan narasumber RATU yang merupakan Aktivitas Muslimah dan Pemerhati Generasi. Ratu Erma Rachmayanti.
“Dalam Khilafah tidak akan ada konten pornografi, konten hedonis yang akan merusak generasi.”
Dengan demikian ketika hukum Islam diterapkan, maka generasi pemuda akan terjamin dan terlindungi dari pemahaman yang merusak, konten pornografi, narkoba, miras dan lain sebagainya yang akan merusak generasi.
Aturan ini akan terwujud dan terealisasikan mana kala kita di pimpin oleh pemerintah Islam, yang menerapkan aturan Islam secara keseluruhan (kafah), menjadi pedoman hidup bagi manusia, untuk mencapai kemuliaan sebagai umat terbaik. Sebagaimana firman Allah SWT:
Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia (selama) kamu menyuruh (berbuat) yang makruf, mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah…” (QS Ali Imran: 110).
Oleh karena itu, bangkitlah wahai para pemuda jangan biarkan generasi masa depan kita di rampas, dibajak dengan propaganda barat yang merusak pemahaman Islam kita. Wahai pemuda jadilah pejuang Islam tangguh, yang menjadi estafet perjuangan Rasulullah Muhammad Saw. Sebagaimana ayat tersebut, tentunya kita ingin bukan, kita sebagai pemuda menjadi umat terbaik? Lalu apakah kita bisa dikategorikan umat terbaik kalau kita masih menerapkan aturan sekuler kapitalis?
Hanya dengan ber-Islam secara kafah, dan amar makruf nahi mungkar (dakwah) kita akan tergolong menjadi umat terbaik. Karena kehidupan manusia, tidak luput dari aturan Islam. Sehingga, akan menjadikan kita atau pemuda tergolong orang-orang bertakwa, menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Yang oleh karena itulah, kita akan mendapatkan kemuliaan di sisi-Nya.
Dengan demikian, adanya event spektakuler RATU ini dengan tema: “Peduli Generasi Pemimpin Umat.” Tujuannya adalah memahamkan umat, atau dakwah. Agar mereka memahami dan peduli pada generasi saat ini. Supaya generasi kita menjadi generasi yang gemilang dan bertakwa, yang akan menghantarkan pada surga-Nya Allah SWT.
Wallahu’alam Bish Shawab
Views: 131
Comment here