Opini

Potret Remaja dalam Kapitalisme

blank
Bagikan di media sosialmu

Dalam sistem kapitalisme gaya hidup hedonis menjadi tren dikalangan remaja, penyalahgunaan media sosial, keluarga, lingkungan, pendidikan dan abainya negara terhadap persoalan remaja.
Sistem kapitalisme melahirkan anak yang tidak mempunyai pemahaman Islam sehingga tidak paham konsekuensi dari fase baliq, mereka baliq tetapi tidak matang secara akil (berakal). 

Oleh Ns. Ainal Mardhiah, S. Kep

wacana-edukasi.com, OPINI– “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia”. merupakan ungkapan Bung Karno yang memiliki pesan mendalam betapa pentingnya peran pemuda bagi kemajuan bangsa. Namun sangat miris, penerapan sistem kapitalisme hari ini menjadikan anak negeri ini berada di ambang kehancuran.

Data terbaru dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) didapatkan usia remaja di Indonesia sudah pernah melakukan hubungan seksual di luar nikah. Usia paling muda direntang umur 14 hingga 15 tahun tercatat sebanyak 20 persen sudah melakukan hubungan seksual.

Kemudian diikuti dengan usia 16 hingga 17 tahun sebesar 60 persen dan umur 19 sampai 20 tahun sebanyak 20 persen. Hal itu diungkapkan BKKBN berdasarkan data Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2017 (Liputan6.com 06/08/2023).

Bahkan, baru-baru ini yang sedang viral di media sosial seorang ibu yang sangat kaget mendapati anak perempuannya (13) yang duduk di kelas VII diduga berzina dengan pacarnya (15) yang merupakan kakak kelasnya. Hal tersebut diketahui sang ibu dari riwayat percakapan di ponsel anaknya (Muslimah News. Com, 08/08/2023).

Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam, Erry Syahrial tak menampik tingginya angka anak remaja yang sudah berhubungan seksual tersebut. Hal ini dinilai berdampak tingginya angka kasus pencabulan, pernikahan dini, hingga kasus penjualan atau pembuangan bayi (Batampos.co.id, 06/08/2023).

Hasto Wardoyo (ketua BKKBN) mengatakan maraknya seks bebas dikalangan remaja disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adanya perubahan pada tubuh wanita yang setiap tahunnya mengalami kemajuan masa pubertas sekaligus masa-masa menstruasi, perubahan gaya pacaran, anak-anak yang kekurangan kasih sayang dari orangtuanya atau anak yang berasal dari broken home, sangat mungkin terjerumus ke dalam seks bebas (Liputan6.com, 06/08/2023).

Hal senada juga disampaikan oleh Praktisi Psikolog Keluarga Nuzulia Rahma Tristinarum, selain gaya hidup, kurang pengawasan dari lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat juga menjadi faktor terjadinya seks bebas. Beliau menyebut keluarga yang tidak harmonis, kurangnya kasih sayang orang tua dalam bentuk quality time dan komunikasi dua arah menyebabkan anak sering mencari kasih sayang di luar rumah.

Selain itu, anak yang memiliki kemarahan dan dendam pada orang tertentu atau ketidakpuasan pada situasi tertentu juga lebih mudah melakukan hubungan seksual di usia remaja (Republika.co.id 16/04/2023).

Kapitalisme Akar Persoalan Liberalisasi Pergaulan Remaja

Rusaknya pergaulan remaja yang akibat maraknya seks bebas yang terus meningkat dari tahun ke tahun sebenarnya adalah akibat penerapan sistem kapitalisme di negeri ini.

Dalam sistem kapitalisme gaya hidup hedonis menjadi tren dikalangan remaja, penyalahgunaan media sosial, keluarga, lingkungan, pendidikan dan abainya negara terhadap persoalan remaja.
Sistem kapitalisme melahirkan anak yang tidak mempunyai pemahaman Islam sehingga tidak paham konsekuensi dari fase baliq, mereka baliq tetapi tidak matang secara akil (berakal).

Keluarga yang abai terhadap anak-anaknya, orang tua tidak menjalankan perannya sebagai pendidik bagi anak. Kesempitan hidup akibat penerapan sistem kapitalisme membuat orang tua sibuk bekerja termasuk seorang ibu yang seharusnya menjadi madrasatul ula bagi anak-anaknya sering kali menjadi alasan mengabaikan pendidikan anak. Akibatnya, anak tumbuh tanpa pengawasan.

Masyarakat yang semakin individualis sehingga tidak ada lagi kontrol dari masyarakat terhadap perilaku pacaran remaja yang kebablasan sudah menjadi hal yang lumrah. Hal ini diperparah dengan media sosial yang semakin merusak para remaja, aneka konten yang merangsang syahwat tersebar di mana-mana sehingga pikiran anak teracuni, bahkan hingga kecanduan pornografi.

Disamping itu juga sistem pendidikan yang semakin sekuler, kurikulum pendidikan dalam sistem kapitalis meminggirkan peran agama sehingga anak tidak mempunyai bekal tsaqafah Islam dalam mengarungi kehidupan.

Berbeda dengan Islam, dalam Islam zina adalah perbuatan dosa besar yang dilarang, bahkan mendekatinya saja haram.

Firman Allah Taala
dalam QS Al-Isra: 32,

وَلَا تَقْرَبُوا۟ ٱلزِّنَىٰٓ ۖ إِنَّهُۥ كَانَ فَٰحِشَةً وَسَآءَ سَبِيلًا

“Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.”

Selain itu, juga ada pemisahan kehidupan laki-laki dan perempuan, kewajiban menutup aurat, kewajiban menundukkan pandangan dan menjaga kemaluan, larangan khalwat dan ikhtilat, larangan mendekati zina, sanksi bagi pelaku zina, dan kemudahan menikah.

Islam memiliki seperangkat aturan yang membekali remaja agar sudah akil saat mereka balig. Khilafah akan menerapkan sistem pendidikan Islam yang berbasis akidah Islam dan membentuk kepribadian Islam pada murid sehingga mereka memiliki bekal berupa tsaqafah Islam untuk mengarungi kehidupan agar selamat dunia akhirat.

Berbagai perkara yang merusak generasi akan dilarang, seperti konten-konten pornografi, baik di media sosial, gim, dll. Budaya asing yang bertentangan dengan Islam akan dilarang masuk ke wilayah kaum muslim.

Infrastruktur juga akan didesain sedemikian rupa dengan dasar akidah Islam sehingga mendukung ketakwaan umat. Khilafah pun akan memasifkan dakwah melalui berbagai sarana yang ada.

Para dai akan disebar untuk mengajarkan Islam di berbagai penjuru. Masyarakat didorong untuk beramar makruf nahi mungkar sehingga ada kontrol sosial untuk mencegah kemaksiatan.

Penerapan Islam ideologis secara kaffah ini akan menghadirkan generasi cemerlang. Mereka bertakwa dan sekaligus menguasai sains dan teknologi. Mereka akan menjadi generasi emas peradaban Islam yang menyebarkan kebaikan Islam ke seluruh penjuru alam (Muslimah News. Com, 08/08/2023). Wallahualam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 18

Comment here