Oleh: Ummu Nazriel (Aktivis Muslimah Peduli Generasi)
Wacana-edukasi.com, OPINI– Problematik umat saat ini telah mencapai titik yang sangat mengkhawatirkan. Persoalan dalam berbagai aspek kehidupan seperti ekonomi, kriminalitas, ketidakadilan, dan yang lebih mencemaskan lagi adalah permasalahan yang melanda generasi muda, khususnya mereka yang berusia 15-24 tahun, atau sering disebut sebagai generasi Z (Gen Z).
Fenomena pergaulan bebas, perzinahan, pengangguran yang terus meningkat, praktik pinjaman online (pinjol), tontonan yang tidak mendidik, dan gaya hidup hedonis merupakan dampak dari penerapan sistem sekuler kapitalisme yang memisahkan agama dari kehidupan. Kondisi ini menciptakan kerusakan dalam nilai-nilai generasi muda, sehingga umat perlu menyadari bahwa saat ini dunia memang sedang tidak baik-baik saja.
Menurut laporan dari RADAR JOGJA, angka pengangguran di kalangan Generasi Z di Indonesia mencapai tingkat kritis, yaitu sebanyak 9,9 juta orang atau 22,25 persen dari total populasi usia 15-24 tahun (22 Oktober 2024). Hal ini mencerminkan bahwa sebagian besar dari generasi muda kita masih belum memiliki pekerjaan yang stabil. Ini adalah persoalan serius yang perlu segera diatasi.
Tak hanya itu, krisis mental di kalangan remaja juga menjadi ancaman besar. Data dari TIMES INDONESIA, YOGYAKARTA, mengungkapkan bahwa krisis kesehatan mental di kalangan remaja menjadi masalah serius bagi generasi penerus bangsa. Kehidupan sosial media yang saat ini digandrungi oleh anak muda ternyata memiliki dampak yang sangat serius terhadap kondisi mental mereka. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, populasi remaja dan dewasa muda yang signifikan mencapai 22,12 juta jiwa berusia 20-24 tahun, menunjukkan betapa besar potensi sekaligus tantangan yang dihadapi bangsa ini.
Permasalahan yang Mengakar dalam Kehidupan Remaja
Berbagai kasus yang menimpa para remaja, mulai dari bullying, bunuh diri, hingga kasus-kasus kejahatan lainnya, semakin menambah daftar panjang permasalahan yang dihadapi generasi muda saat ini. Pemerintah telah banyak memberikan solusi, tetapi sayangnya belum mampu menyelesaikan masalah hingga ke akarnya. Malahan, permasalahan sosial di kalangan remaja semakin bertambah dan bervariasi bentuknya.
Pada pekan lalu, sekitar 17 ribu muslimah muda berkumpul di pusat kota Yogyakarta dan terhubung melalui Zoom di beberapa kota besar lainnya seperti Jakarta, Semarang, Riau, Lampung, Palembang, Kalimantan, dan kota-kota lainnya pada 24 Oktober 2024. Acara yang diberi nama “The Next Level Activism” ini dihadiri oleh para aktivis muslimah dari berbagai penjuru Indonesia, yang bertujuan untuk mendiskusikan problematika umat, khususnya untuk generasi muda atau Gen Z, agar mereka dapat menyadari pentingnya kebangkitan demi perubahan yang lebih baik dan penuh berkah.
Dalam pertemuan tersebut, disadari bahwa pemuda adalah tonggak perubahan bangsa, penerus estafet perjuangan para pemimpin. Oleh karena itu, pemuda wajib dibekali dengan ilmu pengetahuan yang mumpuni, serta dibina menjadi generasi yang bukan hanya cerdas, tetapi juga shalih, berakhlak mulia, memiliki aqidah Islam yang kuat, dan memahami pentingnya penerapan hukum-hukum serta syariat Allah SWT. Maka dari itu, tegaknya Daulah Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah menjadi sebuah keniscayaan dalam mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
Dampak Sistem Sekuler Kapitalisme
Kita harus menyadari bahwa akibat dari penerapan sistem sekuler kapitalisme yang saat ini berkuasa, banyak pemuda kehilangan arah dan tujuan hidup. Padahal, dalam agama Islam, Allah telah memerintahkan umatnya untuk berislam secara kaffah atau menyeluruh, sebagaimana tertuang dalam Surat Al-Baqarah:208 yang artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu ikuti langkah-langkah setan. Sungguh, ia musuh yang nyata bagimu.”
Berislam secara kaffah berarti menjadikan Al-Qur’an dan hadits sebagai pedoman hidup dalam segala aspek, baik itu dalam kehidupan pribadi maupun bermasyarakat. Hanya dengan cara inilah umat akan memahami hakikat kehidupan yang sesungguhnya, sekaligus pentingnya kebangkitan untuk mengatasi berbagai persoalan hidup yang saat ini melanda.
Firman Allah dalam Surat Ali Imron:104 menyatakan: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh berbuat yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” Ayat ini mengingatkan kita tentang kewajiban untuk beramar ma’ruf nahi munkar, yang hanya bisa dilaksanakan dengan optimal melalui penerapan sistem Islam yang kaffah.
Urgensi Pendidikan yang Berbasis Aqidah Islam
Dalam sistem Islam, pendidikan akan berasaskan aqidah Islam yang kuat, yang bertujuan untuk menumbuhkan ketakwaan kepada Allah SWT dan meneladani Rasulullah SAW. Dengan tegaknya syariat Islam, kehidupan akan menjadi lebih sejahtera. Kesempatan kerja akan terbuka luas, sumber daya alam (SDA) dikelola secara mandiri, serta pendidikan dan kesehatan akan terjamin, dengan pelayanan yang terjangkau bahkan gratis bagi masyarakat. Negara juga akan menutup berbagai bentuk tontonan yang tidak mendidik dan menggantinya dengan tayangan yang mengandung ilmu dan nilai-nilai Islam, sehingga generasi muda dapat tumbuh dalam suasana yang positif, shalih, dan berakhlak mulia.
Tegaknya syariat Islam di bawah naungan Khilafah bukanlah sekadar impian, melainkan sebuah solusi konkret yang sudah Allah SWT janjikan bagi umat manusia. Sebagai umat Islam, kita perlu bersatu dalam perjuangan untuk menegakkan kehidupan Islam yang berkah dan menjadikan Islam sebagai sistem yang dapat menyelesaikan masalah hingga ke akarnya.
Pentingnya Menuntut Ilmu dan Mendidik Generasi
Saat ini adalah waktu yang tepat bagi kita untuk bangkit dan memahami bahwa menuntut ilmu itu hukumnya wajib bagi setiap muslim. Bagi para orang tua, menjadi kewajiban untuk mengkaji Islam, menularkan ilmunya kepada anak-anaknya, dan membina keluarga yang sakinah sebagai landasan tumbuhnya anak-anak yang shalih dan shalihah. Demikian pula bagi para pemuda, hendaknya menguatkan aqidah Islam sebagai bekal menjalani kehidupan dan persiapan menjadi pemimpin yang shalih dan diridhai Allah SWT.
Lebih dari itu, masyarakat dan negara perlu saling bahu-membahu dalam upaya amar ma’ruf nahi mungkar, demi mewujudkan negeri yang penuh berkah. Dengan semangat kebersamaan dan ikhtiar untuk menegakkan Khilafah ‘ala Minhajin Nubuwwah, insya Allah perubahan besar akan terjadi, dan umat Islam akan kembali meraih kejayaan yang telah Allah janjikan.
Wallahu a’lam bisshowab
Views: 70
Comment here