Syiar IslamTabligul Islam

Pakailah Baju Syar’i-mu

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Opa Anggraena

Wacana-edukasi.com — Pagi itu, saya keluar kamar dan bergegas ke dapur untuk memasak. Belum sampai di dapur terdengar suara Tukang Air Galon berteriak, “Air!” Menandakan akan menghampiri rumah yang pintu sedang terbuka.

Saya baru tersadar jika saya sebelumnya memesan air. Tak pikir panjang saya masuk lagi ke kamar dengan terburu-buru karena pada saat itu saya masih memakai baju tidur tanpa menggunakan hijab. Lalu suami yang pada saat itu berada di kamar bertanya, “Ada apa, Bu?”

“Ada Mang Tukang Air Galon,” jawab saya.

“Bu, makanya kalau di rumah tetap berpakaian syar’i, ya, agar aurat tidak terlihat apalagi saat pintu terbuka, bagaimana kalau ada laki-laki tiba-tiba masuk?” ucapnya.

Pernyataan suami sangat sederhana, namun mengandung arti perintah yang tegas. Ya, di situ suami memerintahkan tanpa keras agar saya berpakaian syar’i meski berada di dalam rumah. Syariat memang tidak mewajibkan muslimah untuk mengenakan jilbab (pakaian longgar yang menutup seluruh tubuh, kecuali wajah dan telapak tangan) di dalam rumah. Namun, syariat mewajibkan muslimah untuk menutup aurat di hadapan laki-laki asing di dalam rumah sekalipun.

Kami saling mengingatkan untuk taat pada syariat Allah Swt. Beginilah seharusnya potret rumah tangga seorang muslim. Memastikan keluarganya taat akan hukum syara, seperti itulah seharusnya seorang suami. Semakin dekat hubungan suami istri dengan Allah Swt. maka akan semakin sakinah, mawadah, wa rahmah rumah tangganya.

Menutup aurat secara sempurna saat keluar rumah adalah kewajiban bagi setiap perempuan yang sudah balig.
Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam Q.S Al -Ahzab :59 :

يٰۤـاَيُّهَا النَّبِىُّ قُلْ لِّاَزۡوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَآءِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ يُدۡنِيۡنَ عَلَيۡهِنَّ مِنۡ جَلَابِيۡبِهِنَّ ؕ ذٰ لِكَ اَدۡنٰٓى اَنۡ يُّعۡرَفۡنَ فَلَا يُؤۡذَيۡنَ ؕ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوۡرًا رَّحِيۡمًا.

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Jika muslimah tidak menggunakan busana yang sesuai syariat, dia akan menarik ayah dan saudara laki-lakinya (jika belum menikah), suami, dan putra-putranya (jika sudah menikah) ke dalam neraka, naudzubillahimindzalik.

Adapun tugas suami bukan hanya bertanggung jawab atas nafkah yang diberikan, namun juga suami bertanggung jawab atas akhirat keluarganya, dia menjaganya dari api neraka.
Firman Allah Subhanahuwata’ala:

يٰۤاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا قُوۡۤا اَنۡفُسَكُمۡ وَاَهۡلِيۡكُمۡ نَارًا وَّقُوۡدُهَا النَّاسُ وَالۡحِجَارَةُ عَلَيۡهَا مَلٰٓٮِٕكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَّا يَعۡصُوۡنَ اللّٰهَ مَاۤ اَمَرَهُمۡ وَيَفۡعَلُوۡنَ مَا يُؤۡمَرُوۡنَ.

“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” Q.S At-Tahrim :6

Begitu jelas pada ayat ini bahwa seorang ayah/suami tidak hanya bertanggung jawab atas nafkah, namun juga memastikan semua anggota keluarganya tunduk akan hukum syara’ agar selamat dari api neraka. Sungguh ini tugas yang teramat berat. Tidak hanya ditujukan pada seorang ayah, tapi juga tertuju pada ibu (orang tua) yang bertanggung jawab terhadap anak-anak dan pasangannya. Juga bertanggung jawab atas diri mereka.

Seorang Istri pun wajib patuh pada suami selama suami tidak keluar dari hukum syariat. Jadi, pendidikan agama yang pertama kali harus diberikan dalam lingkungan keluarga.

Orang tua menanamkan keimanan dan mengenalkan nilai-nilai Islam pada anak-anaknya. Seorang ayah harus memastikan agar keluarganya menjauhi perbuatan maksiat dan selalu menjalankan perintah-perintah Allah Swt. Rumah tangga seorang muslim harus memiliki tujuan sehidup sesurga, maka wajib membuat rumah menjadi “rumahku surgaku”.

Wallahua’lam bishshawab

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 45

Comment here