Opini

Mencegah dan Mengatasi Kekerasan Seksual dengan Islam

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Ummu Azmi (Aktivis Muslimah)

wacana-edukasi.com, OPINI– Anak merupakan anugerah sekaligus amanah yang Allah Swt. berikan kepada pasangan yang telah menikah. Sebagai orang tua, sudah seharusnya menjaga dan melindungi amanah tersebut. Akan tetapi, ada saja anak yang mengalami kekerasan seksual. Dan, hal yang tidak dapat dipercaya adalah tindakan kekerasan seksual tersebut banyak yang dilakukan oleh orang terdekat dari korban itu sendiri.

Sungguh amat menyakitkan mengetahui ada anak yang mengalami kekerasan seksual, terlebih tindakan itu dilakukan oleh orang yang dikenal dekat oleh korban. Beberapa pendapat pun dikemukakan mengenai pencegahan tindak kekerasan seksual. Melansir dari idntimes.com (26/8/2023), kontribusi keluarga dan masyarakat dapat mencegah terjadinya tindak pidana kekerasan seksual.

Namun, apakah cukup hanya dengan pencegahan seperti itu?

Kehidupan yang Sekuler Liberal

Dalam kehidupan yang sekuler dan liberal saat ini, apapun bisa saja terjadi. Bahkan, hal yang menurut manusia tak masuk akal dan tidak mungkin, pada kenyataannya hal itu mungkin saja terjadi. Dan, memang saat ini terjadi. Seperti, seorang ayah yang tega melakukan kekerasan seksual pada anak kandungnya.

Itulah salah satu dampak dari sistem yang sekuler. Sebuah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan. Alhasil, manusia menjadi bertindak liberal.

Tindakan yang liberal ini terjadi karena manusia tidak menjadikan agama sebagai dasar dalam berbuat. Manusia menjadi berpikir bebas dan bertindak bebas tanpa mempertimbangkan keridhaan Allah di dalamnya. Manusia tak lagi berpikir tentang halal-haram, terpuji dan tercela, serta pahala dan dosa. Amal perbuatannya dilakukan semaunya, asalkan dirinya puas.

Karena peran agama yang seolah tersingkirkan dari aktivitas sehari-hari, agama hanya digunakan dalam ibadah ritual saja seperti salat, maka kepuasan yang dicari oleh manusia pun menjadi tak terarah. Dirinya seakan kecanduan dalam berbuat dosa. Parahnya, dosa dalam melakukan kekerasan seksual ini dilakukan oleh bagian dari keluarga maupun orang lain yang dikenal korban, mengerikan.

Keluarga merupakan bagian terdekat dari individu. Keluarga ini pun seharusnya menjadi rumah yang aman dan nyaman untuk kembali pulang. Nyatanya, minimnya pemahaman agama menjadikan salah satu diantara mereka justru menjadi predator bagi yang lainnya. Itulah mengapa penting sekali untuk mempelajari agama lebih dalam agar setiap perbuatan sesuai dengan tuntunan agama, terutama bagi orang tua.

Tak hanya keluarga, masyarakat kini pun seolah acuh tak acuh pada yang lainnya. Hidup masyarakat menjadi individualistis. Mereka tak peduli asalkan bukan keluarganya yang menjadi korban. Mereka juga tidak mengamati manakala ada penyimpangan yang terjadi di sekitarnya.

Media sosial juga ternyata memiliki andil yang cukup besar dalam tindakan kekerasan seksual. Konten yang bersifat pornografi dan pornoaksi dapat diakses dengan mudah dalam genggaman. Jaringan internet yang lancar dan kemampuan dalam mengakses media, dimanfaatkan untuk hal-hal yang merangsang syahwat. Orang-orang yang teracuni otaknya oleh konten vulgar akan memungkinkan melampiaskan nafsu bejatnya pada orang lain.

Selain itu, pendidikan yang sekuler juga dapat menjadikan individu tak takut pada Allah. Pola pikir dan pola sikapnya akan mungkin tidak sesuai dengan ajaran agama. Dan juga, peran negara dalam memberi hukuman pada pelaku kekerasan seksual tidak dapat menjerakan. Akhirnya, ada saja kasus kekerasan seksual yang terjadi di daerah lainnya.

Pengaplikasian Islam dalam Kehidupan

Dalam Islam, menuntut ilmu merupakan sebuah kewajiban. Terlebih, ilmu tersebut adalah ilmu agama. Sebagai individu, memahami dan mengamalkan ilmu agama merupakan hal yang sangat penting. Dengan pemahaman yang cemerlang atas ajaran agama, maka individu akan berbuat berdasarkan aturan Islam. Individu akan memiliki akidah Islam yang kuat serta memiliki ketakwaan individu.

Individu yang paham ajaran agama dan mengamalkan ilmu agama yang dipahaminya tersebut, akan mengajarkan agama pula pada anak-anaknya kelak. Orang tua akan menanamkan akidah Islam sejak kecil pada anak-anaknya. Sehingga dari sisi keluarga, orang tua dan anak memiliki pondasi agama yang kukuh dalam berbuat.

Masyarakat dalam Islam pun berperan sebagai kontrol sosial. Mereka tidak akan ragu dalam melakukan amar makruf nahi mungkar. Masyakarat tidak akan bersifat individualis. Mereka akan saling mengingatkan, menasihati, serta menegur yang lainnya jika ada pelanggaran syariat. Jadi, individu akan terjaga di lingkungan yang memiliki pemikiran, perasaan, dan peraturan yang sama.

Negara dalam Islam pun akan meniadakan tayangan yang dapat merangsang syahwat, seperti pornografi dan pornoaksi. Tayangan yang ada adalah tayangan yang akan meningkatkan ketakwaan dan yang bermanfaat. Pendidikan dalam Islam juga akan berasaskan akidah Islam. Muridnya akan memiliki kepribadian Islam, wawasan Islam yang luas, serta pandai dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka akan memiliki rasa takut pada Allah. Sehingga, setiap amalan akan dipertimbangkan baik-baik.

Lalu, negara juga akan menerapkan sanksi yang sesuai dengan hukum Islam. Sehingga hukum yang diterapkan dapat membuat jera. Penerapan hukum Islam pada pelaku kekerasan seksual maupun yang lainnya dapat sebagai pencegah orang lain melakukan hal yang sama dan sebagai penebus dosa pelaku kejahatan.

Begitulah cara Islam mencegah dan menyelesaikan persoalan-persoalan kehidupan. Dengan penerapan syariat Islam secara menyeluruh di semua aspek kehidupan, maka keamanan dan kesejahteraan akan dirasakan. Dan lagi, Allah Swt. akan memberikan rahmat-Nya pada semesta alam. Wallahu ‘alam.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 21

Comment here