Surat Pembaca

Konten Pembusuran, Kehidupan Pemuda Kian Suram

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh: Najdah Aminah (Relawan Opini Lainea)

wacana-edukasi.com, SURAT PEMBACA– Pemuda adalah tombak peradaban. Namun sayangnya tombak peradaban itu, hari ini kian terpuruk dan tidak ada tujuan hidup untuk merubah peradaban yang kian terbelakang. Malah kebanyakan dari pemuda hari ini berpikir instan dan pragmatis. Seolah tak ada lagi sikap kritis terhadap permasalahan di sekitar. Hal ini wajar terjadi pada sistem sekular-liberal, karena mereka tidak dididik untuk mandiri dan berjiwa kritis, tetapi lebih kepada perolehan materi. Akibatnya sebagian besar pemuda mencari jati dirinya dengan mengikuti yang viral walaupun membahayakan dirinya dan orang lain.

Sebagaimana yang dikutip dari tribunnews.com (29/4/2023), demi viral di tiktok kelompok pemuda bikin konten pembusuran di tugu kelurahan Talia Sulawesi Tenggara.

Lagi dan lagi demi virar apapun dilakukan Nauzubillah. Hal ini tidak lepas dari sistem yang diterapkan, baik sistem sosial, sistem ekonomi, maupun sistem pendidikannya tidak ada yang mendidik tingkah laku pemuda. Lihat saja kurikulum pendidikan saat ini, kebijakan merdeka belajar dan kampus merdeka lebih diarahkan pada profit oriented, sehingga para pemuda melakukan sesuatu untuk mendapatkan materi. Mereka pun cenderung melakukan sesuatu yang mereka sukai, meskipun itu terkesan di luar nalar, karena bagi mereka yang terpenting viral, ketenaran (eksistensi diri) bagi mereka lebih utama dibanding dampak yang ditimbulkan.

Jika demikian keadaan pemuda hari ini, bisa dipastikan negeri ini ke depan akan suram dan mendapatkan negeri mercusuar tertinggi atau mendapatkan predikat peradaban gemilang, sangat jauh dari harapan. Malah yang ditemukan ke depan, hanya pemuda terbelakang dan memiliki mental yang rapuh tanpa tujuan hidup. Karena kehidupannya dicekoki dengan kehidupan hedonisme dan serba instan.

Ditambah lagi sistem kehidupan yang mengatur para pemuda hari ini adalah pemisahan agama dari kehidupan, sehingga yang terjadi mereka tidak mengenal jati dirinya sebagai hamba Allah yang harus taat terhadap aturan penciptanya yaitu Allah Subhanahu Wa Taala dan mereka tidak mengenal Rasulullah Sallahu Alaihi Wasallam sebagai utusan Allah yang harus dijadikan sebagai suri tauladan dalam kehidupan. Maka, wajarlah kehidupan pemuda hari ini amburadul dan tidak terarah.

Aturan pencipta dianggap racun dalam kehidupan, sedangkan aturan manusia dijunjung tinggi. Akhirnya para pemuda sesuka hatinya melakukan perbuatan, tanpa fisi dan misi ke depan. Sangat disayangkan bukan. Padahal sejatinya pemudalah yang harus dibekali ilmu kepemimpinan dan harus menjadi pemuda yang tangguh dan berwibawa.

Lalu, bagaimana mengembalikan pemuda pada fitrahnya yakni menjadi bagian terdepan memimpin peradaban negeri?

Tentunya tidak akan lahir pemuda pemimpin peradaban di dalam sistem hari ini, karena sudah terbukti output dari sistem hari ini yakni sistem kapitalisme sekular adalah menghasilkan pemuda apatis, hedonis, dan serba instan.

Sehingga harus beralih ke sistem yang mampu membentuk karakter pemimpin peradaban manusia. Sistem itu tidak lain adalah sistem Islam. Karena sudah terbukti output sistem Islam menghasilkan pemuda yang berwibawa dan patut diperhitungkan, serta mampu menjadi pemimpin peradaban. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegemilangan dan puncak keemasan dunia Islam terletak pada pundak pemuda.

Sementara ketika dibandingkan dengan pemuda saat saat ini jauh berbeda dengan sistem Islam ketika masih tegak. Yang ada dibenak mereka bagaimana melanjutkan kehidupan Islam, bagaimana dakwah Islam bisa terus meluas ke seluruh belahan dunia, sebagaimana yang dilakukan oleh Sultan Al Fatih penakluk Konstantinopel dan Salahudin Al Ayyubi pembebas Baitul Maqdis.

Dengan demikian, akan muncul pemuda seperti Sultan Al Fatih dan Salahudin Al Ayubi, mana kala sistem Islam kembali diterapkan dalam kehidupan secara kaffah. Dengan ditetapkannya sistem Islam secara kaffah, maka akan lahir pula para pembebas dan pemimpin peradaban. Pemuda yang senantiasa takut dan tunduk kepada aturan Allah Subhanahu Wa Taala dan mencintai syariat Islam, serta menjadi pejaga Islam terpercaya Insyaallah. Wallahu A’lam bishawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 25

Comment here