Opini

Kecelakaan Jalan Raya Sering Terjadi, Bagaimana Islam Mengatasi?

blank
Bagikan di media sosialmu

Oleh Ummu Ahtar (Anggota Komunitas Setajam Pena)

wacana-edukasi.com, OPINI-– Sebuah mini bus tertabrak kereta feeder (kereta cepat) whoosh di perlintasan Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat pada Kamis (14/12/23). Mini bus daihatsu sigra bernomor polisi D 1859 AJV itu sempat terseret sepanjang 500 meter usai tertabrak kereta feeder yang melaju dari arah Padalarang menuju Bandung. Mobil tersebut melintas di perlintasan tanpa palang pintu. Kasatlantas Polres Cimahi AKP Sudirianto mengatakan bahwa insiden maut ini terjadi di perlintasan di Desa Cilame, Ngamrah, Bandung Barat pukul 12.43 WIB dan menewaskan empat orang. (cnnindonesia.com)

Sehari setelah insiden tersebut kecelakaan juga terjadi di ruas Tol-Cikopo – Palimanan (Cipali) kembali memakan korban jiwa setelah sebuah bus yang membawa penumpang mengalami kecelakaan tunggal di kilometer 72, Kabupaten Purwakarta pada Jumaat (15/12/2023) sore. Akibatnya 12 nyawa melayang dalam kecelakaan itu. Diduga pengemudi kehilangan kendali atas kendaraannya.

Mengapa Kecelakaan Sering Terjadi ?

Musibah

Allah berfirman dalam surat at Thagabun ayat 11 yang artinya adalah, “Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah; dan barang siapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Musibah adalah ketetapan Allah atau qada yang pasti terjadi. Musibah yang berulang terjadi bisa jadi adalah pengingat bahwa apa yang dilakukan manusia salah. Sedangkan Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum jika ia mengubahnya (Ar Rad 11). Dalam ranah yang dikuasai manusia adalah qadar. Seperti halnya, Allah menciptakan khasiat api untuk membakar. Hal itu menjadikan manfaat jika digunakan untuk memasak. Sebaliknya bisa mendatangkan kemudharatan (bahaya) jika untuk membunuh.

Human Eror

Sering terjadi kecelakaan akibat human eror. Pertama, sering ditemukan kecelakaan akibat pengemudi kelelahan sehingga mengantuk dan tidak bisa mengendalikan laju kendaraan. Banyak pengemudi mengabaikan keselamatan diri sendiri atau bahkan penumpang serta barang yang dibawa karena kejar target. Meremehkan keselamatan karena jarak yang ditempuh akan segera dekat, sehingga banyak pengemudi mempercepat kendaraan bahkan di luar batas aturan.

Kedua, dalam sistem kapitalisme sering mengutamakan keuntungan daripada keselamatan. Banyak kita jumpai angkutan umum yang kelebihan penumpang, mempercepat laju kendaraan akibat kejar setoran, menerabas palang kereta karena merasa kereta masih terlalu jauh.

Ketiga, Pengemudi kurang menguasai medan. Berbagai macam alasan pengemudi tidak menguasai medan, seperti sopir kurang pandai mengemudi, keadaan jalan yang rusak atau licin, sopir kelelahan dan hilang kendali, serta masih dijumpai pengemudi dalam keadaan mabuk atau kurang fokus karena teralihkan dengan ponsel.

Minim Negara Menjamin Keselamatan dan Memberikan Fasilitas Memadai

Sebuah kewajiban bahwa negara menjamin keselamatan dan memberikan fasilitas yang aman untuk semua warga negaranya. Selain itu, rezim sebagai pembuat kebijakan aturan yang memberi keselamatan hingga memberikan sanksi bagi pelanggarnya. Sayangnya, hingga kini kecelakaan akibat minimnya fasilitas yang aman seperti tidak adanya palang pintu kereta masih dijumpai. Walaupun dilain tempat sudah ada penjaga palang pintu tentu hal itu masih membahayakan.

Selain itu, banyak pelanggaran lalu lintas terjadi akibat human eror tentu akibat pengemudi yang acuh dengan aturan serta tidak ada kepercayaan akan aturan keselamatan itu. Masih ditemui banyak pungli yang terjadi di masyarakat atas pelanggaran. Sehingga dengan uang masalah bisa terselesaikan. Seperti halnya, bisa mendapatkat sim dengan mudah hanya membayar uang lebih jika mengetahui orang dalam walaupun pengemudi kurang paham aturan lalu lintas.

Aturan negara yang kurang tegas membuat publik tidak percaya kepada negara bahwa sebagai penjamin dan memberikan rasa aman. Sehingga timbul banyak pelanggaran lalu lintas demi mengejar target membahayakan keselamatan penumpang.

Sistem Kapitalisme Egois Memberikan Keselamatan
Negara yang menganut sistem Kapitalisme selalu menjunjung tinggi keuntungan materi daripada keselamatan rakyatnya. Sepantasnya penganut sekularisme melakukan demikian karena memisahkan aturan agama dengan kehidupan. Aturan yang menolak Allah sebagai Pencipta dan Pengatur wajar menimbulkan banyak pelanggaran atau bahkan tidak akan ada efek jera melanggarnya.

Mengejar target atau setoran demi keuntungan materi belaka hingga meremehkan keselamatan membuktikan bahwa nyawa manusia sungguh murah di mata manusia. Bahkan ada perbedaan kasta transportasi yang nyaman dan aman harus diperoleh dengan harga yang mahal. Kapitalisasi transportasi ini membuktikan kesenjangan yang menonjol antara si miskin dan si kaya bahwa keamanan dan keselamatan hanya untuk yang punya banyak uang.

Sistem Islam Meminimalisir Kecelakaan

Syariat Islam menetapkan keberadaan negara adalah periayah (pengurus) umat. Yang mana harus senantiasa memberikan layanan terbaik.

Rasulullah SAW bersabda,”Pemerintah adalah pengurus rakyat dan dia bertanggung jawab atas rakyat yang dia urus.” (HR. Bukhari)

Dalil tersebut menjadi visi dan misi pelayanan neagara Islam kepada rakyatnya, termasuk dalam urusan kebutahan transportasi publik. Prinsipnya adalah kesadaran ini akan menjadi kesadaran umum penguasa baik di tingkat pusat maupun daerah. Sehingga mereka akan mengupayakan untuk menyediakan transportasi publik yang memadai beserta kelengkapannya. Baik di darat, laut, maupun udara. Sehingga pada saat melakukan perjalanan masyarakat minim tertimpa dharar (bahaya).

Untuk mewujudkan hal demikian, terdapat tiga prinsip dasar pelayanan transportasi. Pertama, pembangunan infrastruktur transportasi tanggung jawab negara. Dalam Islam pendanaan infrastruktur transportasi berasal dari dana pos kepemilikan negara dan pos kepemilikan umum. Negara menetapkan tarif transportasi berdasarkan biaya untuk menutup BEP (Break Event Poin). Jika BEF sudah tercapai dan cukup untuk mengondisikan transportasi selanjutnya, maka rakyat bisa menikmati transportasi negara secara gratis.

Kedua, Perencanaan wilayah yang baik akan mengurangi kebutuhan transportasi. Sebagai contoh, daerah perkotaan dibangun insfrastruktur transportasi umum yang nyaman, harga terjangkau, bahkan gratis. Serta memudahkan akses masyarakat dari satu tempat ke tempat yang lain. Konsep ini akan meminimalisir penduduk kota menggunakan kendaraan pribadi. Selain itu juga meminimalisir kemacetan dan terjadinya kecelakaan.

Ketiga, negara membangun infrastruktur publik dengan standar teknologi terbaru. Teknologi yang ada termasuk teknologi navigasi, telekomunikasi, fisik jalan, hingga alat transportasi itu sendiri. Dengan itu masyarakat akan semakin dimudahkan dalam mobilitas.Sebagai salah satu contohnya, teknologi kereta api ada abad 19. Khilafah Islam membangun infrastruktur kereta api Hejaz Railway untuk memudahkan kaum muslim beribadah haji.

Semua itu diperoleh dari Baitul Mal. Dengan adanya Baitul Mal negara mandiri tanpa ada ikut campur pihak swasta atau sang pemilik modal. Sehingga tidak akan ada kapitalisasi transportasi. Ditambah lagi dengan penerapan Islam secara kaffah di semua lini masyarakat akan timbul masyarakat yang beriman dan bertakwa meminimalisir pelanggaran lalu lintas. Semua itu akan didapat di negara Khilafah Islam.

Wallahu’alam bisshawab.

Disclaimer

Wacana Edukasi adalah sarana edukasi masyarakat. Silakan kirimkan tulisan anda ke media kami. Wacana Edukasi akan melakukan seleksi dan menayangkan berbagai naskah dari Anda. Tulisan yang dikirim bisa berupa Opini, SP, Puisi, Cerpen, Sejarah Islam, Tsaqofah Islam, Fiqih, Story Telling, Olah raga, Kesehatan, Makanan, ataupun tulisan lainnya. Tulisan tidak boleh berisi hoaks, mengandung SARA, ujaran kebencian, dan bertentangan dengan syariat Islam. Tulisan yang dikirim sepenuhnya menjadi tanggungjawab penulis.

Loading

Visits: 22

Comment here